Part 46

1.7K 44 0
                                    

🦋

#[Harus berani hidup miskin]

Tampilan orang tidak menjamin apa-apa, entah itu yang terlihat baik atau buruk. Yang pasti orang yang baik tidak akan membalas perbuatan buruk dengan keburukan.

Menunggu kepastian ditengah malam yang kelabu itu memang membuat resah dan gelisah. Begitu pun dengan orang tua yang kehilangan anak mereka.

Sejak telpon itu, hidup Luna seakan berada di ujung tanduk. Entah bagaimana lagi ia mengekspresikan kesedihan nya agar anaknya di kembalikan.

Gurat kecemasan itu seakan tak pernah padam, memikirkan nasib putri kecilnya.

"Duduk dan istirahat, kemudian makan. Ini sudah malam, jangan sampai kamu jatuh sakit."

Luna menoleh ke arah ibu mertuanya, menampilkan wajah yang lelah karena spekulasi yang berlebihan.

"Aku tidak bisa menelan dengan benar, rasanya tidak enak."

Wanita paruh baya itu duduk di samping menantunya. Menggenggam tangan Luna agar berhenti gegabah.

"Luna, kamu percaya pada Crish?"

Yang ditanya hanya diam, seolah enggan untuk menjawab. Sembari menjelaskan Rianti menyuapkan sesendok nasi ke mulut Luna.

"Dulu ... Dulu sekali. Saat Crish masih berusia 7 tahun, ia memiliki seekor kucing. Cathy, kucing nakal yang selalu membuat onar di dalam rumah. Tapi jika tidak pulang, Crish akan mencari bahkan sampai hari gelap."

Pada akhirnya pikiran wanita satu anak itu dapat di alihkan. Ia terus mengunyah setiap suapan yang di beri Rianti hingga sekali-kali bertanya.

"Ibu sering marah jika dia pulang terlalu larut hanya karena seekor kucing. Tapi kemudian ibu sadar dia sangat menyayangi kucing itu walaupun nakal. Dia tidak akan pulang sebelum kucing yang telah di rawat dari bayi itu belum ada di depan mata."

Setelah selesai pada suapan terakhir terakhir, Luna menerima gelas yang diberikan oleh Rianti.

"Lalu, kemana Cathy?"

"Ya ... Kucing nakal itu telah dirawat oleh Crish selama 7 tahun, sudah tua untuk umur kucing. Dia mulai sakit-sakitan dan meninggalkan Crish."

"Aku ingin tahu dimana makamnya? Agar aku dan Icha bisa jarah kesa--"

Kembali, wanita itu murung. Begitu malang, hidupnya selalu di uji tuhan begitu berat.

Rianti menarik kepala Luna agar bersandar di bahunya. Mengusap pelan pucuk kepala wanita itu agar tenang.

"Percayakan semua ini pada Crish. Ia adalah seorang yang bertanggung jawab pada apa yang dia rasa adalah miliknya."

🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋

"Dia akan datang dan kita berikan anak ini padanya."

Marcel menatap intens mata sayu Icha. Bagaimana pun juga Icha masih anak-anak. Tidak seharusnya di libatkan. Ia pernah merasakan bagaimana pahitnya hidup tanpa orang tua. Jangan sampai anak yang tengah di sekapnya pun demikian.

"Apa kamu bilang? Berikan? Lalu membiarkan mereka hidup bahagia menjadi satu keluarga? Gak bisa!"

Jessica menatap tajam ke arah Icha yang tertidur, walau pun diberi makan tapi gadis kecil itu sudah tidak mandi seharian.

"Jangan banyak menuntut, ngambil flashdisk aja kamu gak becus! Setidaknya setelah ini mereka akan jatuh miskin dan kita menjadi sangat-sangat kaya."

"Aku benci sekali dengan anak ini!"

Budak Nafsu Tuan Muda 🔥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang