Part 26

2.9K 69 0
                                    

🦋

[Kembali mendapatkan guncangan]

.

Luna berjalan luntang-lantung di jalanan, membawa beban yang berat di pundak dan juga di perut.

Wanita itu berjalan di pinggiran jalan raya, sambil menangis. Banyak orang yang bertanya, ada apa dengan wanita itu, hingga menangis dengan keadaan compang-camping?

Luna berhenti di trotoar, berjongkok dan kembali menangis. Wanita itu merasa jijik dengan tubuhnya, merasa kasihan pada calon anaknya.

"Akh ... Dasar wanita bodoh! Dasar bodoh!" Luna berteriak sambil menangis, meluapkan segala rasa di dalam dada.

Seseorang di sebrang sana tersenyum, memperhatikan Luna yang merasa hancur layaknya dia.

Setelah merasa puas, Luna kembali berjalan gontai. Menyusuri jalanan yang ramai akan kerumunan. Tak memperdulikan orang-orang yang berbisik, atau mungkin kenal dengan nya.

Wanita itu berjalan, sambil menunduk sebelum akhirnya menyebrang jalan. Tanpa melihat kanan dan kiri, menyebrang di era ramai nya para pengendara yang berlalu lalang.

Tin ... Tin ... Tin ...!

"Akhhk!"

Luna berteriak saat mobil sport yang hampir saja menabrak tubuhnya.

"Kamu tidak apa-apa?"

Seseorang dari dalam mobil keluar, menuntun Luna untuk masuk kedalam mobilnya. Awalnya Luna menolak, tapi karena pria itu menyakinkan bahwa dia adalah laki-laki baik. Akhirnya Luna pasrah.

Pria itu mendudukkan Luna di depan bersama nya, memasangkan sabuk pengaman pada Luna.

Melajukan mobil hingga ke luar dari area jalan raya. Kemudian melepas seatbelt nya, mengarahkan diri pada wanita itu.

"Astaga, kamu sedang hamil? Ya Tuhan, aku baru saja menabrak wanita yang sedang hamil?"

Pria yang di ketahui sedang terburu-buru itu tak sengaja menabrak Luna. Ia juga merasa frustasi melihat keadaan Luna yang compang-camping. Ia berfikir ini semua salahnya.

Memeriksa seluruh tubuh Luna, Apakah ada yang luka atau lecet.

"Sudah! Jangan mencoba mencari kesempatan! Semua laki-laki memang sama, hanya butuh pemuas hasrat!"

Luna, wanita itu meninggikan sedikit suaranya dan kembali menangis. Menarik-narik bajunya dan menjambak rambut halusnya.

Pria itu gelagapan, takut di tuduh yang bukan-bukan oleh masyarakat.

"Hey ... Hey ... Sudah jangan seperti itu, tidak boleh. Kamu sedang mengandung, nanti bayi mu kenapa-napa."

Pria itu menahan tangan Luna, dan berusaha menenangkan wanita itu.

"Aku minta maaf sekali, aku tidak sengaja ... Aku berani bersumpah, aku baru pulang dari Amerika. Terburu-buru karena mendengar kabar kakak ku sedang sakit. Tak tahu akhirnya akan jadi seperti ini."

Pria itu menunduk, menyalami tangan Luna.

"Jangan sentuh aku!"

Luna menarik tangannya, menatap pria itu dengan tajam. Ia mengibas-ngibaskan tangan nya, merasa jijik dengan sentuhan lelaki itu.

Tak ada yang salah, dia hanya sedang mengalami depresi. Tak bermaksud menyakiti hati siapapun.

Pria itu mengelus dada, dia tidak punya niat yang tidak-tidak. Bermaksud baik meminta maaf dan akan mengantarkan Luna pulang.

"Oke-oke, aku gak akan sentuh kamu. Sekarang coba tenang, katakan dimana tempat tinggal mu?"

Luna diam sesaat, kemudian menghapus air matanya. Menunjukkan di mana letak rumah Lufi.

Budak Nafsu Tuan Muda 🔥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang