Part 9

8K 123 1
                                    

🦋

[Masa lalu?]

Aluna Utari Gresya, wanita yang dipaksa tangguh oleh keadaan. Memang benar kata orang, seiring berjalannya waktu kita bisa menyesuaikan diri. Begitu pun dia, dari kecil mendapatkan perlakuan yang hangat dari orang tua dan keluarga dekat. Namun ketika tuhan menakdirkannya untuk kehilangan semua itu ... Luna hanya bisa menempatkan diri.

Rumah yang dianggap sebagai tempat perlindungan semua hancur setelah kepergian orang tuanya. Bibi Ella yang telah dianggap sebagai orang ketiga yang ia sayangi setelah orang tua nya ternyata hanya bulsit.

Semua palsu, kasih sayang yang diberikan juga palsu. Ya ... Begitu lah Luna, ia mencoba untuk ikhlas menerima takdirnya.

Sejak SMA ia sudah terbiasa hidup dalam rasa sakit dan juga penderitaan.

Memang pada kenyataannya hidup terlunta-lunta itu lebih baik dari pada tinggal dengan saudara.

Luna memilih pergi dan tinggal terlunta setelah lulus SMA. Yang ia tahu hanya lah Mega saat itu. Meminta tolong agar diberikan pekerjaan yang halal, tapi malah pekerjaan yang haram yang datang.

Itu lah sebabnya setiap Luna berfikir untuk kabur dari club, madam Elisha selalu mengungkit saat dia menyelamatkan Luna dari bibinya.

Dan sekarang ... Ya, beginilah hidup Luna. Tinggal dengan seorang pria yang bukan muhrim dengan nya. Tapi harus melayani semua keperluan bagai seorang istri.

🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋

"Aku mohon, lepaskan aku. Bukankah kamu akan menuruti ku jika aku Menang main game. Dan aku menang, kan?"

Crish tak menggubris perkataan Luna, ia sibuk dengan ponselnya.

"Dalam mencetak gol, itu dinamakan pelanggan. Karena kamu membuatku tidak fokus!" ucap Crish tanpa menatap Luna yang berdiri dihadapannya.

"Aku tidak berbuat curang. Semua adil dalam game. Kamu saja yang tidak bisa menjaga mata mu! Sekarang aku mau pergi!"

Luna bangkit dari duduknya, ia bersiap untuk kabur. Dia tidak tahu apa yang terjadi. Semua bukan atas keinginan nya.

"Luna! Apa sebenarnya yang kamu inginkan?" tanya Crish, menahan tangan Luna.

"Aku ingin memulai hidupku, aku sudah menghubungi teman ku. Dia punya pekerjaan untukku. Jika kamu mengijinkan ku pergi, aku akan berangkat."

Crish menatap Luna, memiringkan kepalanya dan mengerutkan kening. "So?"

"Lagi pula kamu tidak percaya, jika ini anakmu. Kalau begitu ganti saja aku dengan wanita yang masih legit. Ibarat kata buah, gak lagi enak kalo kematangan."

Crish menyungging kan sedikit senyum. Kata-kata itu sama seperti ibunya. Setiap menasihati Crish selalu menggunakan kata 'ibarat'.

"Kenapa tertawa?" tanya Luna.

"Kamu sanggup membayar sisa nya?"

Luna menggeleng, mana sanggup ia membayar ratusan juta. Uang hasil bekerja nya saja entah kemana, setelah ditangkap madam Elisha. Mungkin saja sudah digunakan oleh Nava.

"Kamu tahu, Luna. Kamu mengingatkan ku pada ibu. Aku memang tidak percaya jika itu anakku, kita berdua tahu apa pekerjaan mu. Tapi, you know ... Aku penasaran. Mari kita tunggu anak itu lahir."

Dan lagi-lagi, sebuah harapan yang ditanam harus diurungkan. Harapan yang tidak sesuai keinginan itu memang menyakitkan.

Ya sama seperti yang author rasakan, sering dihempaskan oleh harapan yang tidak sesuai kenyataan 🥲

Budak Nafsu Tuan Muda 🔥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang