Part 10

7.6K 112 0
                                    

🦋

[Tamu tak diundang]

.
.
.
.
.

Aluna kian sabar menunggu kebahagiaan datang sendiri pada nya. Sebenarnya ia punya satu teman tapi tidak dekat. Namanya Lufi, wanita yang sejak SMA dikenal Aluna sebagai wanita alim dan taat aturan agama.

Seharusnya jika Crish mengijinkan Luna pergi, maka Luna akan bekerja dengan Lufi. Suami Lufi memiliki restoran kecil yang butuh koki.

Kemarin setelah Crish tertidur setelah perjalanan panjang yang dirasakan nya seorang diri. Luna menelpon Lufi, meminta solusi.

"Kenapa tidak mencoba kabur saja, Luna?" tanya Lufi, saat mereka chattingan.

Ya ... Apakah Luna bodoh karena masih mau diperbudak? Bisa dibilang demikian. Tapi jika ia pergi, bagaimana nasib anaknya kelak? Ia terus memikirkan hal itu. Ia tak mau nasib anaknya seperti dia. Sebab itu lah ia masih berusaha untuk meyakinkan Crish.

"Waw, tadi malam kamu begitu hebat. Luna, aku akan berikan hadiah untuk mu. Kamu mau apa?"

Tanya Crish sambil menatap Luna yang termenung.

"Entah lah." Luna mengetuk dagu, memikirkan apa yang harus diminta.

"Aku--aku ingin ponsel. Ponsel ku kan sudah kamu buang. Aku ingin menelpon teman-teman ku."

Crish menggeleng. "No! Jika itu tidak ku ijinkan. Siapa yang tahu nanti jika kamu punya ponsel, kamu akan menelpon polisi."

Aluna merengut, tidak ada cinta tapi mereka hanya menyesuaikan diri. Mereka adalah partner diatas ranjang. Otomatis ada hubungan yang harus sedikit diberi ruang untuk mendekat.

"Come on, Luna. Aku tahu kamu sering meminjam ponsel milik Lusi dan sari untuk menghubungi teman-teman mu. Aku tidak jadi memberi mu hadiah, jika permintaan mu seperti itu!"

Crish bangkit dan berjalan kearah pintu kamar mandi. Ia harus segera berangkat kekantor.

[Crish, nanti pulang lah dulu. Ada yang ingin ibu bicarakan.]

Ponsel Crish berbunyi, terdapat notifilasi dari Maria. Dan Luna membacanya.

Siapa Maria? Begitu lah yang ada dibenak Luna saat ini.

Ia tak berani menyentuh ponsel milik Crish. Hanya melirik pesan yang masuk.

Crish keluar dari kamar mandi dengan setelan jas berwarna biru. Dengan rambut yang masih basah dan juga bibir sensual nya, tentu Luna sedikit terpesona.

Hormon wanita itu berubah semenjak hamil. Ia jadi wanita yang labil. Kadang begini, kadang begitu. Kadang ia sangat membenci Crish tapi terkadang ia merasa terpesona.

"Sini biar ku pakaikan!" Luna turun dari ranjang dan datang pada Crish. Ia menarik kerah Crish agar sedikit membungkuk.

Tak ada penolakan dari sang empu. Ia senang luna mendekat ke padanya.

Wanita itu mulai memasangkan dasi pada kerah Crish. Ia sibuk dengan aktivitasnya.

Begitupun Crish, pria itu melilitkan tangannya di pinggang Luna. Menatap bibir sensual milik sang wanita. Bibir yang sedikit menebal karena sering dikecup itu membuat gairah nya sedikit meningkat.

"Sudah, aku mau turun. Kamu tidak ikut?" Luna bersiap untuk pergi meninggalkan Crish. Namun tangan nya ditahan.

Crish menarik Luna dan menyudutkan wanita itu ke sudut kamar. Mengecup pelan bibir Luna, itu hanya awalnya saja.

Luna diam tak membalas, ia masih menguji apakah sampai sini atau akan berlanjut.

Merasa tak ada balasan, Crish makin menyudutkan Luna. Menekan tengkuk wanita itu untuk memperdalam ci*man.

Budak Nafsu Tuan Muda 🔥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang