02

128 9 0
                                    

Siap ketemu leadmale??
Siapin mata kalian!

Siapin hati dan batin kalian, karena cerita ini nggak ngefeel:)

-----------------------------------------------------------



Seorang laki laki dengan tubuh jangkung nan tegap baru saja keluar dari toilet laki laki, wajahnya basah pertanda jika dirinya sehabis mencuci wajah.

Wajahnya tegas, garis rahangnya begitu tajam. Mungkin tingginya sekitar 179 cm, dia Raiden Reyzven Bumantara. Seorang laki laki yang famous disekolah cahya bangsa, raiden kerap digemari siswi cahya bangsa karena parasnya yang tampan juga sifatnya yang dingin membuat beberapa siswi merasa tertantang.

Ketika ia akan melangkahkan kakinya menuju kelas, ia mendengar sesuatu yang membuat dirinya terkejut.

"Gue rasa si emily punya kekuatan ajaib deh van",

"Gila ngaco lo!",

"Ya berpikir logis ajalah, seminggu yang lalu kan kita bully dia abis abisan bareng gengnya si aulia!".

"Bener juga kata riki, bukannya waktu itu divan mukul rahangnya si cupu pakek balok? Harusnya kan ada luka luka dimukanya, terus tangannya juga sempet si fitri patahin kan".

"Ucapan revan bener div, gak mungkin kan dia bisa sembuh dalam waktu seminggu? Pasti tuh cewek sampe koma atau dirawat dirumah sakit. Ini enggak, dia malah kelihatam baik baik aja. Bahkan gak ada luka sama sekali", orang yang dipanggil divan mengusap dagu dengan satu jari.

"Mungkin aja si cupu oplas", revan berdecak.

"Gak masuk akal div! Orang oplas dalam seminggu langsung mulus? Mikir anjir!", gemas revan.

*BRAK....

Atensi ketiga pria muda itu teralihkan pada pintu yang dibuka dengan kasar oleh seorang laki laki yang harus mereka hindari, raiden.

"Apa yang lo semua lakuin sama emily?",

"R-raiden... K-kita kita gak ngelakuin apa apa sama si cup- eh si emily", jawab riki.

"Gue denger semuanya, jangan pikir gue bodoh kayak kalian!". Sentaknya.

Divan tertawa, raiden menatap lelaki itu dengan tajam.

"Kalau iya kenapa hah? Lo suka sama si cupu itu? Meh.. Cowok kayak lo suka sama dia??", kekehnya.

Raiden terdiam.

"Apa urusannya sama lo kalau gue apa apain tuh cewek? Hm.. Gak ada kan?", divan mendengus.

"Ada urusannya, ini sekolah milik bokap gue. Dan gue gak mau sampai ada kasus yang bisa nyeret nama baik sekolah", divan menatap raiden datar.

"Apapun yang kita lakukan, itu bukan urusan lo raiden". Ucap divan dengan tegas.

Raiden menatap divan tak kalah tajam, lelaki itu seakan menusuk divan dengan tatapannya. Dengan jengkel, raiden meninggalkan mereka.

Raiden menghela nafas kasar, ada apa dengan dirinya? Kenapa ia sepeduli itu dengan emily? Entah apa yang ada dipikirannya, namun saat ini raiden benar benar khawatir dengan kondisi emily.

Ya, raiden mengenal emily. Gadis itu sering menjadi bahan bullyan para siswa siswi disini, ia selalu memperhatikan emily dari jauh tatkala ia sedang dibully. Ingin raiden membantunya, namun ia selalu kalah dengan egonya.

Raiden kini tersadar, ia mulai peduli dengan emily. Gadis pendiam dengan gaya yang cupu itu berhasil membuat raiden khawatir terhadapnya.

"Aaaaa!!", raiden terkesiap.

Different twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang