09

76 5 0
                                    

Annyeong yeurebun! I'm back hehehehe....

Gimana kabar kalian? Sehat sehat? Alhamdulillah stay healthy ya guys ya...

Udah lama nih, ada yang kangen sama evelyn?

Banyak typonya, soalnya gue langsung tulis aja. Nanti revisinya kalau udah end aja dah, jadi maklumin ya kalo ada banyak typing.



$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$






"Gue ngerasa kalau si emily itu berubah, dia kayak bukan dia gak sih ges?".

"Bener, kayaknya dia udah bosen dibully mulu. Makanya jadi berani gini",

"Sekali berani, langsung main hajar kayak nggak kenal takut".

"Hallah.. Lo bertiga takut sama ancaman si cupu? Cih cewek kayak dia itu pantes dibully!",

"Mana jelek, buluk pokoknya iewhh banget!".

"Gue tuh ya, kalau jadi si aulia udah gue tampar balik si emily sekalian gue patahin leher dia sampe bengkok". Ketiga temannya perempuan itu membeku ditempat, ketika orang yang mereka bicarakan berada dibelakang teman mereka.

"B-ber.. Ber i-itu anu", gadis yang disebut berlin itu mengerutkan keningnya bingung melihat ketiga temannya gugup.

"Apaan sih kalian? Ngelihat gue kayak ngelihat hantu aja? Penampilan gue oke oke aja kok", ucapnya sambil melihat baju seragamnya.

"Ck lanjut deh, gue itu ya.. Benci banget sama si cupu sampe rasanya pengen  banget gue bejek bejek mukaknya yang so iya itu",

"Udah ngomongin guenya?", bisik seseorang dibelakang telingan berlin.

Berlin bergidik ngeri, ia berbalik untuk menatap siapa orang itu.

Matanya membulat sempurna.

"E-emily", evelyn menatap berlin datar.

"Kenapa? Ayok lanjutin ngomongin guenya, gue pengen denger apalagi yang mau lo lakuin sama gue kalau jadi aulia". Berlin meneguk salivanya susah payah.

"Kenapa? Takut huh?", evelyn maju beberapa langkah menyudutkan berlin sampai tembok.

"Emily jangan main main lo!", sentak berlin dengan gugup.

"Lo kira kalau gue cupu, gue gak bisa ngelawan hah?!". Evelyn mencengkram rahang berlin dengan kuat.

"Lwppaswin!!",

"Awsh.. Swkit cpmmhh!", evelyn mencengkram rahang berlin hingga pipi gadis itu menutup mulutnya.

Ketiga teman berlin yang melihat itu bergidik ngeri, mereka berlari meninggalkan berlin dengan nasib buruknya.

"Lo bilang gue cupu bukan? Lo bilang lo bakal nampar gue kalau jadi siaulianjing itu kan?",

"Ayok, lakuin sekarang. Gue kasih kesempatan emas buat lo sekarang juga", ucap evelyn dengan mata yang menyorot berlin tajam.

Ditatap seperti itu saja sudah seperti membuat berlin dikuliti hidup hidup.

"Kenapa diem heh? AYOK LAKUIN SEKARANG! TAMPAR GUE KALAU LO BISA BERLIN!", murka evelyn.

Ia sudah muak dengan mereka, sudah cukup ia menjadi emily yang lemah dan pendiam. Ia akan membuktikan saudari kembar dari emily itu siapa, mereka harus tahu dengan siapa mereka berhadapan.

Berlin mulai takut, lututnya melemas seperti jelly. Matanya kini juga meluncurkan air terjun kecil membasahi pipinya.

"Ckckck.. Kenapa kok jadi nangis?",

Different twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang