07

119 11 0
                                    

Oy oy oy...gimana kabar kalean gengs????

Absen dari mana dulu? Jam berapa kalian baca ini???

Harap mohon maaf bila ada kesalahan dalam pengejaan penulisan yeee...♡♡♡

Reading happy!

'''''''''''''"""""""""""""""""""""""""""""






Raiden berjalan tergesa menuju kelas 11 ipa 03, raut wajahnya tetap datar dan dingin walaupun dalam hati panik awur.

Ia mendengar kabar jika geng shinta membully emily, untuk kali ini ia tidak akan membiarkan mereka berbuat lebih jauh pada emily. Sudah cukup dirinya dengan segala ego, raiden ingin bisa melindungi emily.

Dilihatnya gadis yang tengah ia cari itu tengah membaca sebuah buku astronomi, didahinya terdapat plaster yang bernoda sedikit darah.

Para siswi menatap raiden kagum serta antusias, ada keperluan apa gerangan seorang anak pemilik sekolah mendatangi kelas mereka.

Namun harapan mereka gugur, ketika raiden berjalan menghampiri emily.

"Emily"

Yang dipanggil menoleh, menaikkan sebelah alisnya bertanda ia bertanya "apa?",

"Gue denger shinta bully lo, lo nggak papa kan? Ada luka serius?", emily menutup bukunya dengan kasar, lalu berdiri.

"Lo siapa sih? Kenapa lo suka nanyain gue hal yang sama? Apa peduli lo?",

"Kalau cuman nanyain doang, gue rasa itu buang buang waktu doang". Evelyn mendengus, ia sengaja menabrakan diri pada raiden hingga pria muda itu mundur beberapa langkah.

Orang orang yang melihat perilaku emily saling berbisik.

"Ih so cakep banget sih tuh cewek!",

"Mentang mentang dideketin raiden, dia mau jual mahal ewh!".

"Freak banget si si emily!",

****

Saat ini divan, revan serta riki tengah berkumpul disebuah gudang tak terpakai. Letaknya paling bagian paling belakang sekolah cahya bangsa.

Asap mengebul memenuhi ruangan dengan suasana gelap itu, asap itu berasal dari rokok yang bertengger dijepitan bibir divan.

"Gue masih dendam sama si cupu", ucapnya dengan penuh amarah.

Revan tertawa, mengingat cerita yang divan ucapkan pada mereka tadi. Divan menceritakan kejadian ditoilet, dimana emily yang dimainkan perannya oleh evelyn itu menendang masa depannya.

"Ngapain lo ketawa? Mau gue lempar pakek botol kaca?!", revan menghentikan tawanya.

"Gak sih anjir, ya lucu banget pasti komuk lo saat itu van". Kekeh revan.

Divan mendelik kesal, bahkan kejadian itu sudah berlalu tiga hari yang lalu. Namun rasa sakitnya masih terasa.

"Ada yang aneh sama emily", ucap riki yang sedari tadi diam.

"Menurut gue juga begitu, dia kayak bukan dia. Emily kayak orang lain, tapi itu wajah dia".

"Tapi kelakuan sama sifatnya berbeda 180 derajat". Ucap riki lagi, lelaki itu menyebat rokoknya.

"Kayak... Lo semua percaya gak sih. Masa dalam waktu seminggu itu emily bisa berubah? Bahkan dia udah nggak takut lagi sama divan",

"Apa... Gue curiga kalau emily bukan emily".

*Tuk!

"Aw Revanjing! G*b*k sakit bego!", riki mengusap usap kepalanya yang baru saja diketuk oleh botol minuman kaca.

Different twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang