08

7 0 0
                                    

Setelah peristiwa Pegunungan Emers Hyzon telah menerima bukti bahwa dia telah mengalahkan targetnya, setelah beberapa hari dalam masa pemulihan dia pergi ke kediaman walikota untuk menukarnya dengan informasi mengenai Tiria, si elf bermata emas.

"Sudah waktunya, semoga saja walikota mempunyai informasi yang aku butuhkan." ucapnya dalam benaknya.

pada pagi hari Hyzon membawa Rei dengannya, setelah dibujuk oleh Rei dan Gin karena beberapa kali terus meninggalkannya sendirian. Dia setuju.

Di perjalanan, Rei terlihat sangat gembira karena bisa mengelilingi kota sekali lagi dan menikmati pemandangan kota sampai akhirnya tiba di kediaman walikota.

"Kita sudah sampai." ucap Hyzon menatap Rei sambil jalan melewati gerbang rumah yang besar itu.

Rei memandang kiri dan kanan, melihat pekarangan yang luas dihiasi dengan taman-taman "Oh!" ucapnya melihat taman yang banyak bunga itu, "Oh!" ucapnya melihat air mancur di tengah jalan setapak menuju pintu utama kedoaman rumah walikota.

"Apa baru pertama kali Rei melihat rumah seperti ini?" ucap Hyzon tersenyum.

"Ya, ya, ya. Ini terlihat sangat indah!" balasnya kegirangan, dan melanjutkan lihat-lihatnya.

mereka tiba di aula besar kediaman walikota, seperti biasa Rei terkejut diikuti perasaan gembira. Matanya berkilau melihat kemegahan yang tak pernah dilihat sekalipun seumur hidupnya.

Hyzon dan Rei diantar ke ruang pertemuan, tempat dimana Hyzon diundang sebelumnya. Ruangan itu mempunyai barisan jendela yang panjang, sinar matahari terlihat menerangi mebel yang ada di dalam. Ruangan yang dihiasi karpet merah, sofa berwarna merah dan meja kayu di tengah ruangan.

Ya, tidak heran karena Kota Hubrin adalah kota dengan pemasukan nomor satu di antara tiga kerajaan dan merupakan daerah istimewa yang dimiliki oleh tiga kerajaan yang berbeda.

Walikota menemui Hyzon, saat memasuki ruangan dia kelihatan kaget, matanya terbuka lebar karena dua hal. Dia pun duduk, diskusi mereka dimulai.

"Selamat pagi Hyzon, sudah kuduga kau akan kembali lagi dengan hasil yang memuaskan." ucap Cavier menyeringai.

"Tentu saja," balas Hyzon "Ini adalah kristal yang kuambil dari zirah yang dikenakan iblis itu, bukti bahwa aku telah mengalahkannnya." Hyzon menggeser kristal itu, memberikanmya kepada Cavier.

Cavier mengeluarkan kacamata berlensa satu yang ia gunakan untuk memeriksa kristal yang diberikan Hyzon. "Benar, aku tak pernah melihat kristal ini. Terima kasih atas kerjasama mu, Hyzon." Cavier memberikan kembali kristal itu kepada Hyzon.

"Jadi, Tiria ya, Tapi sebelumnya siapa anak ini?" ucapnya memperhatikan Rei. Rei merasa malu, dan mencoba bersembunyi di balik Hyzon.

"Aku tak tahu persisnya tapi disaat aku menuju kota ini, aku menemukannya di dataran berbunga di arah selatan. Katanya desanya terbakar habis dan semua orang disana mati kecuali dia. Apa kau tahu sesuatu?" balasnya.

"Desa yang kau maksud, mungkin aku pernah mendengarnya. Ada kasus pembunuhan massal tak jauh dari rute perjalananmu itu. Tapi aku tak tahu persis, sepertinya pembunuhnya membakar desa itu juga." jelas Cavier. kemudian meneguk teh hangat yang telah disediakan.

"Mengenai masalah Tiria, si elf bermata emas, aku mendengar kabar dari penjagaku beberapa minggu lalu dia melewati Kota Hubrin, menuju Kerajaan Emphesos. Tidak banyak yang bisa aku jabarkan hanya dengan melihat arah tujuannya. Tapi aku yakin dia sedang menuju Hutan Besar Elf yang ada disana."

"Hutan Elf, Aku baru pertama kali mendengarnya. Mungkin tak salah kalau dia pulang ke kampung halamannya. Tapi kenapa baru sekarang?" balas Hyzon, dia mulai berpikir.

Time WarriorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang