06

20 2 2
                                    

Hyzon telah diketahui keberadaannya oleh Walikota Hubrin, Cavier Einswald, dia adalah salah satu tokoh penting dalam peperangan besar yang telah berlalu, sebagai seorang perancang rencana saat itu, juga seorang komandan. Dia tahu akan kemampuan Hyzon dan cukup mengenal Hyzon meskipun pada saat peperangan mereka tak pernah berbincang lama.

Hyzon menerima surat undangan dari Cavier Einswald untuk menemuinya secara pribadi, surat itu dia terima dari pesuruhnya yang dipercaya, meskipun mengenakan pakaian yang sangat formal, serba putih. "Aku benar-benar lupa kalau beberapa hari lalu aku bertemu komandan - tidak, Walikota Cavier." bisik Hyzon menerima dan membaca surat undangan Cavier.

"Aku tahu kamu telah menyelesaikan kasus warga desa yang hilang di Desa Isolt, sebenarnya itu adalah daerah yang tertinggal. Sebenarnya aku ingin meminta tolong padamu soal perkara itu jika saja aku tau kau berada di Kota Hubrin, tapi untungnya kau telah menyelamatkan mereka. Sudah beberapa hari setelah kita bertemu, datanglah ke tempatku jika kau sempat. -Cavier Einswald."

Setelah membaca surat itu, Hyzon bergegas. Walaupun alamatnya tertera di surat yang ditulis, mencoba memanfaatkan kompas keinginan yang diberikan oleh Kepala Desa Isolt. Kompas itu dapat digunakan untuk waktu-waktu seperti ini.

Rumah itu terlihat begitu megah dan dijaga oleh beberapa penjaga di setiap sisinya, seperti sebuah kastil kerajaan. Tetapi tidak, Walikota tidak mempunyai kastil, karena mereka bukan raja. "Ada yang bisa kami bantu tuan?" ucap salah seorang penjaga, "Ya, aku ada janji dengan Cavier Einswald." Hyzon memberikan dua orang penjaga gerbang itu undangan yang diantarkan kepadanya, undangan itu terbakar, membuat api berwarna biru.

Penjaga itu mengkonfirmasi "Kami mengonfirmasi bahwa tuan Cavier benar mengundang anda." mereka mengantar Hyzon, mereka juga sudah diberi tahu akan kedatangannya. "Kalau begitu silahkan tuan, akan saya antar ke Tuan Cavier." ucap salah satu penjaga yang membuka pintu, Hyzon mengikuti dari belakang.

Rumah ini memiliki pekarangan yang luas, ada taman-taman yang mengelilingi bangunan utama. Hyzon dituntun masuk ke dalam rumah sang Walikota, di dalamnya begitu megah, saat tiba di aula utama Hyzon diantar oleh pelayan, disini bahkan ada miniatur air terjun. Hyzon dituntun ke sebuah ruangan dengan dua pintu yang besar, "Disini tuan, Tuan Einswald menunggu didalam. Saya hanya bisa mengantar anda sampai disini" penjaga itu menunduk tanda memberi penghormatan, kemudian pamit.

Hyzon membuka pintu yang besar itu, dia melihat ruang tamu yang memiliki sofa-sofa yang empuk berwarna merah gelap yang terbuat dari kayu berkualitas tinggi. Cavier terlihat berdiri menggunakan seragam kerjanya.

"Kau datang, Pahlawan Perdamaian, Hyzon. Aku telah menunggumu." ucapnya dengan suara yang berat, "Maafkan aku Walikota Cavier, aku lupa akan undanganmu sampai-sampai mengundangku secara resmi." Cavier duduk di sofanya, memberi sinyal mempersilahkan duduk kepada Hyzon dengan tangannya "Tidak masalah, lagipula datang tanpa undangan tidak akan membuat penjaga didepan membiarkanmu masuk." Hyzon duduk. Seorang pelayan datang menuangkan teh pada cangkir berwarna putih yang memiliki corak seni berwarna emas.

"Sebenarnya aku mempunyai permintaan, yang hanya bisa dilakukan oleh seseorang sepertimu. Karena kerja kerasmu tempo hari, aku telah menyuruh anak buahku untuk membangun pos keamanan di Desa Isolt."

Cavier meneguk minumannya, "Langsung saja ke intinya, aku menawarkan informasi penting dengan syarat kau harus melawan iblis hitam. Aku juga meragukan keberadaan mereka sampai mendengar kabar ini, aku tak tahu kenapa mereka tiba-tiba muncul."

Hyzon berpikir, "Informasi apa yang bisa membuatku melakukan permintaanmu ini Walikota Cavier?" Disaat itu pula, Hyzon berpikir bahwa mungkin kemunculan iblis itu adalah karena dia menghalangi ritual pengorbanan di Desa Isolt.

"Salah satu rekanmu, Tiria, Pahlawan Perdamaian yang dijuluki Peramal Masa Depan adalah seorang pemanah yang sangat handal benar?" Hyzon berdiri dari tempatnya dan memotong "Apa?!" tapi Cavier tetap melanjutkan "aku cukup mengenalnya dan aku tahu dimana dia tinggal sekarang." Hyzon duduk kembali. Menenangkan diri dari rasa syoknya yang berbentur dengan rasa senang membuatnya tak dapat menahan diri.

Hyzon menghabiskan tehnya, "Baiklah, aku akan memenuhi apa yang kau inginkan, sebagai gantinya kau beritahu aku dimana keberadaan Tiria." Cavier tersenyum "Dengan senang hati wahai Pahlawan Perdamaian."

Hyzon meninggalkan kediaman Cavier Einswald, penjaga dan pelayan membungkuk memberi penghormatan kepadanya setiap berpapasan dengannya. Hyzon kembali ke penginapan, di pekarangan penginapan terlihat Gin sedang membersihkan bagian depan penginapan, menyapu jalanan dari debu.

"Hyzon kau darimana saja? Rei sedang mencarimu."

"Dia di dalam penginapan?"

"Ya, dia ada di dalam. Tenang saja dia tak kemana-mana seperti perintahmu." Gin tersenyum, "Dia adalah gadis yang baik."

Gin meletakkan sapunya, dia masuk ke dalam penginapan diikuti oleh Hyzon. "Sebenarnya aku datang dari kediaman Cavier Einswald, aku bertemu dengannya tempo hari sebelum kembali kesini."

"Begitu rupanya, aku lupa kapan dia terakhir kali berkunjung." Gin meletakkan sapunya.

"Ya, dia juga sudah mengetahui tentang perkara Desa Isolt dan sedang menindaklanjutinya. Dia memiliki informasi tentang Tiria." Gin berhenti, berbalik ke arah Hyzon.

"Tiria? Kau yakin dia benar-benar tahu lokasi perempuan itu?" Hyzon menatap Gin, "Kau tahu aku tahu seseorang bohong hanya dengan melihat bukan? Cavier Einswald tidak berbohong. Tiria masih hidup entah dimana." Gin membuang nafas, "Baiklah, menemukan Tiria adalah prioritas kita." Gin melanjutkan "Dia tidak akan memberikan informasi itu dengan gratis, benar?" Hyzon tersenyum "Benar sekali, dia ingin aku memenuhi permintaannya."

Mereka masuk ke dalam penginapan.

Gin duduk di sofa ruangan depan penginapannya, Hyzon mengikuti. "Iblis tingkat tiga, dia ingin aku memburu iblis tingkat tiga untuknya." Gin tersenyum "Iblis, makhluk mitos itu ternyata benar ada?" Hyzon meletakkan pedangnya di atas meja di depan sofa, pedang yang memiliki sarung berwarna putih dengan corak-corak berwarna merah, diikuti dengan gagang berwarna putih itu diletakkannya.

"Pedang ini, kelihatannya perlu perawatan. Apa kau tidak ingin membawanya ke pandai besi?"

"Pandai besi mana yang bisa memperbaikinya kecuali orang itu?" Gin berpikir,

"Ah, si pandai besi legendaris itu kan, aku lupa namanya."

"Siron Hau, seorang teman baik. Tetapi kabarnya dia menghilang." Hyzon mengambil nafas panjang.

"Padahal dia adalah yang terbaik dari semua pandai besi." Hyzon menghunuskan pedangnya. Mengangkatnya ke atas kepalanya dan memperhatikan setiap bagian matanya, kemudian menyarungkannya.

"Aku akan pergi dalam beberapa hari, kabar terakhir iblis-iblis itu ada di dataran tinggi Pegunungan Emers, tidak lama lagi hingga iblis itu sampai disini dan akan membahayakan manusia." jelas Hyzon.

"Kalau begitu ambil ini, aku mendapatkannya ketika bersih-bersih bagian lantai gudang, kita dulu sering menggunakannya untuk menyimpan barang-barang" Gin memberikan cincin emas kepada Hyzon, "Bukankah ini cincin emas milik Aufon? Penyihir aneh sialan itu." Hyzon memegang cincin emas itu.

"Ya, itu akan menambah efektifitas sihirmu, dan menahan serangan sihir." Gin mengacungkan jempolnya.

"Baiklah, aku akan menggunakannya."

Rei keluar keluar dari kamarnya, dia habis tidur siang.
"Kakak darimana saja?" dia duduk disamping Hyzon, mengenakan baju pemberian yang elok dilihat dari Gin, baju dari mendiang cucunya. Baju yang mempunyai warna biru langit itu terlihat cocok dengan paras gadis kecil itu, walaupun sebenarnya umurnya lebih tua dibandingkan ukuran badannya.

"Aku dari rumah walikota, maaf ya meninggalkanmu lagi." Hyzon yang duduk disampingnya mengelus kepalanya, dia tersenyum. Senyuman yang bisa membuat orang meleleh karena manisnya.

Mereka berbincang-bincang tentang beberapa hal hingga akhirnya waktu mulai larut dan mereka pun tidur.

Keesokan harinya Hyzon pergi dengan kudanya menuju arah Pegunungan Emers.





*End

Time WarriorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang