02

25 1 0
                                    

"Hyzon, sudah berapa lama aku tak melihat wajahmu yang cerah itu?"

Gin kemudian memeluknya dengan erat, "Hahaha, aku akan menetap untuk beberapa waktu Gin",

Dulu, saat masa perang Gin berperan di bagian medis untuk mengobati orang-orang terluka dalam peperangan di penginapan yang ia bangun, dulunya sebuah penginapan khusus pasukan kerajaan sekarang menjadi penginapan umum yang sangat sederhana. Walaupun sudah tua, Gin tetap terlihat sehat dan kuat. Janggut yang panjang dan lembut kepala yang diselimuti rambut yang juga berwarna putih dan terlihat stylish membuatnya terlihat elegan.

Kadang-kadang, Hyzon masuk untuk mengecek keadaan dan beristirahat di tempat itu dan mereka pun berkenalan hingga hubungan mereka terlihat selayaknya paman dan keponakannya. Di saat itu Kota Pedagang belum mendapatkan namanya, bahkan belum menjadi sebuah kota besar. Karena maraknya peperangan pembangunan untuk infrastruktur ekonomi pun di minimalisir dan infrastruktur perang di maksimalkan. Itulah mengapa di sekitaran kota terdapat bekas senjata perang yang di biarkan begitu saja, untuk menjadi ciri khas kota itu.

Sekarang, diberi nama Kota Pedagang. Nama aslinya, Kota Rayel. Terlihat begitu megah dihiasi dengan sungai-sungai dan perairan bertingkat membuat kota ini begitu sejahtera, dan merupakan tempat strategis karena dilalui oleh banyak sekali pengembara, karena terletak di perbatasan 4 Kerajaan, yang masing-masing memajukan kota ini.

"Hyzon, siapa gadis itu?" Gin menatap Rei dengan sinis,

"Hei, kau menakutinya. Dia Rei, selebihnya kau tak perlu tahu" Hyzon tersenyum,

"Ayolah kawan, aku tak akan mengambilnya darimu." Gin tertawa,

Hyzon menceritakan apa yang terjadi selama perjalanannya, Gin mendengarkan dengan seksama, beberapa menit kemudian setelah Hyzon asyik dalam ceritanya Gin mengambil beberapa gelas minuman hangat untuk mereka. Hingga akhirnya Hyzon sadar ceritanya tidak didengar.

"...Hei kau tidak mendengarkan lagi!", Hyzon kemudian cemberut dan menatapnya dengan tajam, "Hahaha, maafkan aku kau begitu asyik dan aku pun mulai tak mengerti apa yang kau katakan." Mereka minum hingga larut malam dan tiba-tiba terdengar suara teriakan yang sangat keras.

"Apa itu!?", Gin berdiri kemudian memegang pedang yang ia simpan. "Itu datang dari luar, ayo kita lihat", Hyzon pun berdiri tegak, bergegas menuju pintu keluar, "Rei, kau tinggal disini saja. Lebih aman." pintah Gin dan Rei hanya mengangguk.

Mereka berlari keluar dan melihat kabut tebal, ternyata ada serangan musuh yang tidak diketahui. Gerombolan binatang buas pun mendatangi dan menyergap mereka, seketika Hyzon menggunakan kekuatannya

"Distortion",

pedangnya mengeluarkan cahaya yang terlihat redup, waktu pun melambat, hanya dia yang tidak terkena efeknya.

Dia pun menebas semua binatang buas tersebut, dan melepaskan efek kekuatannya. Tentunya Gin tahu akan kekuatannya, "Beberapa kali pun aku melihatnya aku tetap terpukau, hahaha-" nafasnya terputus karena batuk, "Kabutnya semakin tebal, jangan buka mulutmu, sepertinya ini asap."

Mereka melihat bayangan seseorang menggunakan jubah, kemudian Gin menembaknya dengan busur silangnya. "Hey, bagaimana kalau itu penduduk biasa!" bentak Hyzon, "Apa kau gila? Mana ada penduduk yang berkeliaran di jam begini", sejenak ia berpikir 'benar juga ya' ucap batinnya. "Ya benar juga, maafkan aku."

"Jadi kau yang membunuhnya!", beberapa detik Hyzon sempat berpikir "Jadi kau teman si penyihir kemarin!".

"Santai saja bung, apa yang terjadi?",

"Ceritanya panj-" penyihir tersebut kemudian menembakkan bola api dari tongkat yang dia pegang "Awas hyzon!" Gin lompat kearah Hyzon untuk menyelamatkannya, mereka berhasil menghindar.

Time WarriorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang