Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nothing last forever *****
Terlahir dari keluarga kaya, Sehun adalah anak tunggal dari pasangan Oh Yeon Seok dan Tiffany Hwang. Masa kecilnya baik-baik saja sampai Sehun mendengar pertengkaran orang tuanya untuk pertama kali, dan begitu saja semuanya berubah secara mendadak.
Menemukan fakta bahwa orang tuanya menikah karena perjodohan yang diatur, dua orang yang tidak saling mencintai dipaksa bersama.
Waktu berlalu
Waktu jugalah yang membuktikan
Pada akhirnya, tidak ada yang bertahan selamanya.
Sehun hanya diam ketika mereka berkumpul dengan surat cerai di atas meja. Pikirannya kosong sementara orang dewasa sibuk berdebat. Sehun kecil tidak mengerti, lambat laun waktu membawanya menertawakan takdir. Kenangan di masa kecilnya semu, kebahagiaan yang dilihatnya tidak nyata.
Setelah resmi bercerai, Sehun pindah bersama ayahnya sementara ibunya pergi ke suatu tempat tak ia ketahui dimana. Tak ada pilihan, lagipula siapa yang akan mendengarkan anak kecil? Di tengah mengumpulkan hatinya yang berserakan, kenyataan menghancurkannya kembali.
Ayahnya menikah dengan wanita bernama Sara, wajahnya seperti malaikat tapi hatinya sarang iblis. Sehun mendapat perlakuan buruk dan entah bagaimana, ayahnya seakan berada dalam pengaruh Sara. Dia tidak berkomentar ketika Sehun mendapat pukulan, terkadang dia bahkan turut membela Sara ketika Sehun mencoba melawannya. Lucu memang.
Rupanya nasib buruk belum selesai. Mereka mengalami bangkrut. Kemarahan Sara semakin menjadi-jadi dan mulai tak segan menggunakan cambuk, sementara ayahnya menjadi stress dan sering minum. Pertengkaran yang terjadi membuat Sehun berkaca ke masa lalu, namun yang tak disangkanya mereka meninggal karena kecelakaan. Mobil yang dikendarai Sara dan ayahnya menabrak sebuah bangunan, hasil tes menunjukkan mereka mabuk saat berkendara.
Dia bertaruh, menduga-duga apa takdirnya bisa menjadi lebih buruk.
Di rumah duka, orang-orang memberinya pandangan kasihan. Anehnya, Sehun tidak menangis sedikitpun. Para kerabat lalu berniat mengirimnya ke panti asuhan, Sehun yang tidak menginginkan memilih kabur dan bertemu dengan seorang wanita paruh baya, Sehun memanggilnya Bibi Kim.
Bibi Kim hidup seorang diri, suaminya telah lama meninggal sedang satu-satunya anaknya juga meninggal karena penyakit leukimia yang dideritanya.
Sehun bersimpati, hati kecilnya tidak mengerti bagaimana seseorang yang begitu baik ini mendapatkan takdir yang sedemikian buruk. Dia, mulai menyerah bertanya kepada Tuhan.