Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Menurutmu mereka berkencan?"
Trakk!
"Maksudmu dia mengada-ada?"
"Ck, Sehun bahkan bingung saat aku menyebut mereka sepasang kekasih." Menghendikkan bahu. "Lagipula aneh jika dia menerimanya, kan? "
Yang lain mengangguk. "Satu pemikiran."
"Fuck!" Chanyeol terpeleset, bola bowling yang dilemparnya keluar dari jalur. Dia memberi delikan tajam pada Jackson dan Baekhyun yang berbisik-bisik di pojokan. "Aku mendengarnya, hentikan itu." Dia mengerutkan kening, "Mana yang lain?" Mereka berdua mengangkat bahu.
Chanyeol berdecak, mood bermainnya seketika hilang. Melepas sarung tangannya lalu meraih kunci mobil dan pergi tanpa menghiraukan teriakan Baekhyun. . . .
*****
Keesokan harinya.
Chanyeol tersadar.
Bahwa terkadang, takdir suka sekali bercanda.
Setelah terjaga sepanjang malam dan sekarang bukannya mendapat ketenangan, ia malah bertemu sosok yang membuatnya terkena insomnia. Sosok yang ingin dihindarinya, tiada lain dan tiada bukan Oh Sehun. Dia—
Dengan Kris?
Tanpa sadar tangan Chanyeol mengepal kuat di sisi tubuh. Dari jarak ini, ia bisa menangkap raut tidak senang di wajah Sehun. Dan itu disebabkan bajingan Wu.
Apa yang mereka bicarakan? Sepertinya bukan hal baik.
Kening Chanyeol mengerut saat Sehun terlihat semakin kesal. . . .
*****
Dia lelah dan sialnya dia tidak bisa tidur ketika tubuhnya benar-benar butuh istirahat. Alhasil, Sehun terjaga semalaman. Memikirkan segala cara yang mungkin menghasilkan uang.
$2000.
Rentenir bodoh. Apa mereka tidak punya otak? Darimana Sehun bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu 3 hari?! Ini sungguh gila! Apa yang mereka—?
Brak!
Sibuk dengan pikirannya, Sehun tak sengaja menabrak bahu seseorang saat melewati koridor. Dia ingin minta maaf sebelum tercekat melihat pria yang tak ingin dia lihat, Kris.
Mungkin ini definisi sial dari segala sial?
Satu-satunya yang Sehun inginkan hanya pergi, kepalanya mendadak mengumpat heboh saat tangannya dicekal oleh Kris. God!
Sehun menatap empunya tajam. "Lepas."
"Kita harus bicara."
"Tidak ada yang perlu dibicarakan." Dia menyentak berulang kali, berusaha membebaskan tangannya.
