Chapter 10

330 61 13
                                        

Jinyoung—" Sehun menatap Kris dengan sorot menuntut. "—apa yang dia lakukan sampai kau merundungnya?"

"Merundung?" Kris mencibir, berkata dengan nada acuh. "Aku memberinya peringatan."

Sehun menukik alis.

"Dia terlihat menyukaimu."

"Apa urusannya denganmu?"

Kris merengut, dia tidak akan terlalu terganggu jika keadaannya seperti Chanyeol. Namun Jinyoung, Kris tidak suka gagasan Sehun mungkin menyukainya. "Dia berusaha mencari perhatianmu—

"Jangan bertingkah seperti kau kekasihku!"

"Sehun!"

Buaghh

"Jangan sebut namaku dengan mulutmu yang menjijikkan!"

Kris terengah, menatap Sehun putus asa.

"Ini melelahkan." Sehun menarik napas dalam-dalam, mengusap wajahnya gusar. "Ada banyak hal yang ku khawatirkan." Mendecak dan menatap Kris. "Kau, jangan jadi salah satunya."

Kris terdiam. Sehun mendekat ke pemuda bermarga Wu itu, meraih segenggam seragamnya lalu menariknya.

Sehun mengangkat kepala untuk menatap Pria yang lebih tinggi di depannya, pandangan mereka saling menabrak dan tatapan penuh kerinduan itu membuat goresan lama di hati Sehun kembali berdarah.

"Jangan membuatku semakin membencimu."
.
.
.

Keesokan harinya. Berdiam diri di lorong saat jam istirahat, dia mengusap perutnya yang bergerumuh. Sehun mendecak, beberapa menit kemudian matanya bersinar saat mendapati sosok yang sedari tadi ditunggunya.

"Hei."

Chanyeol menatap datar Sehun yang berada di depannya, ia dan teman-temannya dalam perjalanan menuju kelas namun terpaksa terhenti saat Sehun menghalangi mereka.

"Bisa kita bicara?"

Kening Chanyeol mengerut. "Aku sibuk."

"Ini tidak lama."

"Bel akan berbunyi sebentar lagi dan aku tidak berniat terlambat masuk kelas." Chanyeol berkata sembari membuang muka. Jackson mencibir, Baekhyun hanya tertawa di sampingnya.

"Wow Chanyeol, aku tidak tahu kau sangat memperhatikan kelas," Baekhyun menyeringai. "Kekasihmu ingin bicara, kenapa kau tidak meluangkan sedikit waktu untuknya?"

"Kekasih?" Sehun menukik alis, dia bisa melihat rauh wajah Chanyeol yang perlahan mengeras. Pria itu sepertinya berusaha menahan diri. Tanpa bisa mengatakan apapun, Sehun menemukan dirinya tengah diseret oleh Chanyeol.

.
.
.

*****

"Wah.." Sehun membolakan matanya, salah satu tangannya terangkat menutup mulut dengan ekspresi yang menggambarkan seakan dia melihat langsung keajaiban dunia.

"Kau, mengatakan aku kekasihmu pada teman-temanmu?" Chanyeol hanya diam, Sehun menganggapnya sebagai iya. "Wah.."

"Astaga, jangan menatapku begitu!"

"Tidak bisa dipercaya, kau pasti meninggalkan rasa malumu di suatu tempat."

Chanyeol mendengus, menatap Sehun jengah. "Kenapa kau ingin bicara denganku?" Mengangkat alis. "Kau berubah pikiran?" Lagaknya berubah sombong. "Sudah pasti, kau menyesal menolakku, kan?"

"Tidak."

"Yak! Kau—" Chanyeol merasa tertohok, ia mengusak rambutnya hingga berantakan. Menatap kembali Sehun yang berdiri beberapa langkah darinya. Mereka kini berada di atap, Chanyeol pikir ini tempat paling aman mereka bicara tanpa siapapun mencuri dengar. "Lalu katakan maumu."

ARCADE | CHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang