Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hei, kurasa aku telah jatuh padamu-
******
Makan malam itu tidak seburuk yang Sehun bayangkan. Kini, dia dalam perjalanan pulang dengan Chanyeol. Sepanjang jalan yang mereka lewati, Sehun dibuat heran karena Chanyeol hanya diam selayaknya patung.
Sementara Chanyeol sibuk berdebat di benaknya sembari menenangkan jantungnya yang berdetak tak karuan. Dia ingat perasaan ini, perasaan seolah kupu-kupu tengah berterbangan di perutnya. Tapi-bukankah konyol? Mengapa Sehun? Mungkin saja dia keliru? Benar, kan? Seorang Park Chanyeol tidak mungkin menyukai Oh Sehun!
Begitu sampai di depan Gang, Sehun tak langsung keluar. Dia menepuk lengan sosok di sampingnya. Hanya sebuah tepukan pelan, tetapi reaksinya tak seperti yang dibayangkan. Keterkejutan Chanyeol seolah Sehun baru saja menjatuhkan meteor ke lengan kokohnya.
"Maaf." Sehun menjilat bibir, tindakannya tak luput dari perhatian Chanyeol, mata bulatnya tak lepas pada bibir mungil sewarna musim semi yang entah sejak kapan terlihat menarik.
"-yeol?"
"Hah?"
"Apa aku melakukan kesalahan?" Chanyeol lantas menggeleng. "Lalu kenapa kau diam saja?"
"Aku hanya, sedikit terkejut."
"Soal apa?"
"Kau serius dengan perkataanmu?" Melengos, Chanyeol berusaha menyembunyikan antusias dalam suaranya. "Menurutmu aku istimewa?"
Sehun mengangguk. "Ya, kenapa?"
Chanyeol menatanya dengan mata melebar. "Benarkah?"
Sehun terkekeh. "Kau sumber uangku, bagaimana mungkin kau tidak istimewa?"
Oh-? Sial, jantung Chanyeol yang hampir meledak karena sukacita langsung mengempes mendengarnya. Sehun keterlaluan. Memangnya apa pula yang dia harapan? Chanyeol mendecak.
"Turun."
Sehun mengernyit bingung. "Kau marah?"
Kerutan keningnya semakin dalam saat Chanyeol tak kunjung menjawab. Raut wajahnya suram, dia tidak yakin mengapa suasana hati Chanyeol berubah dalam sekejap.
Sehun mengehela napas dan begitu dia keluar, mobil mewah itu langsung melesat dari hadapannya.
. . .
*****
"Untuk seseorang yang baru mendapatkan banyak uang, kau terlihat menyedihkan." Tubuh jangkung itu menjulang tinggi di sampingnya yang tengah berbaring di lantai dengan lengan sebagai bantalan.
Sehun mendengus, melirik Chanyeol sebenar sebelum kembali menikmati kegiatannya menatap awan. "Aku mulai bosan melihat wajahmu setiap hari."