Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Expectation is a very dangerous thing to have-
*****
"Kenapa denganmu? Sedang merencanakan bunuh diri?"
"Bunuh saja aku."
"Apa ini Sehun? Sudah ingin menyerah?" Jackson bertanya sembari menaikkan alis, menatap Chanyeol yang tampak lesu. Sedari tadi menatap ke luar jendela, sesekali menghela napas seakan-akan dia pria paling kacau sedunia.
Sehun.
Dia kesal nama itu terus terlintas di pikirannya. Chanyeol tidak suka Sehun, dia benci dengan ketegaran yang dimiliki anak itu. Bagaimana ekspresi Sehun saat menatapnya, bagaimana cara Sehun bicara seenaknya dengannya. Secara singkat, Sehun praktis bintang satu total. Sangat tidak ramah.
Chanyeol kembali menghela nafas, kali ini Jackson menatapnya prihatin, bangkit. "Ayo bicara."
Dia tak mengindahkan. "Ini penting, kau mungkin membutuhkannya."
"Katakan saja disini apa susahnya?"
"Jika tidak mau ya sudah, padahal aku berniat memberitahumu sesuatu tentang Sehun."
"Tidak ada satupun informasimu yang berguna," kata Chanyeol sinis.
Jackson terkekeh. "Hei- kau tidak pernah bertanya kenapa Sehun menolakmu?"
Chanyeol menoleh sembari melotot. "Dia tidak menolakku!" Jackson hanya memberinya seringai mengejek sebelum beranjak dari hadapannya. . . .
*****
"Disini?"
Sehun terkejut mendengarnya. Derap langkah kaki mendekat sebelum akhirnya berhenti setelah beberapa saat.
"Tidak ada yang mengunjungi perpustakaan di jam pelajaran."
Jackson? Suaranya terdengar dekat, Sehun berpikir kemungkinan mereka dipisahkan satu atau dua rak.
Jackson mendengus. "Tempat ini cukup aman untuk bicara."
"Kenapa tidak ke atap kalau begitu?"
"Melelahkan jika harus naik tangga."
Ia menutup bukunya, tidak sampai semenit Sehun sudah merasa terganggu oleh percakapan mereka. Dia berniat kembali ke kelas sebelum kalimat dari Chanyeol menghentikan semua pergerakannya detik itu juga.
"Katakan apa yang kau tahu tentang Sehun." Chanyeol memberi Jackson tatapan mengancam. "Aku tidak mengampunimu jika kau tidak serius kali ini."
"Ancamanmu lebih terdengar seperti ucapan pria putus asa."
"Persetan!" Ia memukul rak, kesal. "Berhadapan dengan Sehun membuatku kehabisan akal."
Menggelengkan kepalanya, Jackson menyandarkan tubuhnya sembari menatap Chanyeol bosan. "Aku tahu kau melakukannya karena taruhan, tapi bisakah kau mencoba lebih baik? Tidak ada sedikitpun ucapanmu yang terdengar tulus," jeda sejenak. "- mungkin karena itulah Sehun tidak repot-repot menganggapmu dan bersikap dingin padamu."