Chapter 04

448 70 5
                                    

_____________

Sehun menatap kosong isi lokernya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehun menatap kosong isi lokernya. Sampah, sisa makanan, botol dan kaleng bekas minum. Tapi kali ini, mereka menambahkan buah busuk yang menyebabkan baunya menjadi semakin tak tertahankan.

Sejak Chanyeol duduk dan bicara dengannya di kantin, Sehun mulai mendapat tulisan berisi ancaman dan hal seperti ini di lokernya. Hari-hari berlalu dan ancaman itu kian mengganggu, setelah ini apalagi? Bangkai? Sehun mencemooh.

Entah siapapun yang menaruhnya, dipastikan mereka terusik dengan fakta bahwa Chanyeol terus mendekatinya sejak dua Minggu terakhir. Lihat, ini mengapa dia tidak ingin berurusan dengan Chanyeol. Penggemar fanatik tidak akan menyukai Sehun bahkan ketika yang dia lakukan hanya bernapas.

"Sehun-ssi."

Menutup pintu loker dan mengalihkan pandangannya pada Jihyo, ekspresi tanya tercetak di wajahnya. "Apa kau sibuk?"

Sehun menggeleng, namun sedetik kemudian mengangguk. "Kenapa?"

"Jaehyun memintamu ke ruang OSIS." Alis Sehun terangkat bingung, Jihyo menggeleng. "Aku juga tidak tahu, dia tidak mengatakan apa-apa."

"Aku akan kesana setelah urusanku selesai." Begitu mendapat konfirmasi, Jihyo lantas berlalu. Sehun menghela napas, membuka kembali pintu lokernya dan segera membuang semua sampah yang ada disana.
.
.
.

*****

"Kenapa memanggilku?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa memanggilku?"

"Aku tidak akan bicara sebelum kau duduk." Sehun mendengus, menuruti keinginan Jaehyun dan mendudukkan diri di salah satu kursi.

Kali pertama dia menginjakkan kaki di ruang OSIS, Sehun terkesan dengan fasilitas mereka. Sekolah yang mengesankan, mereka sangat maksimal dalam hal boros, tak tanggung-tanggung dalam menegaskan perbedaan kasta dengan sekolah lain di luar sana. Tak heran ada beberapa siswa yang terpaksa pindah karena orang tua mereka mendadak bangkrut dan tidak sanggup melanjutkan biaya pendidikan anak mereka yang teramat mahal.

Jaehyun hanya menatapnya sejenak sebelum berlalu ke sebuah ruang yang dia yakini ruang istirahat. Tak sampai semenit, ia kembali ke Sehun sembari menenteng box putih dengan tanda + berwarna merah. Meletakkan benda yang dibawanya ke atas meja, Jaehyun lalu menggeser kursi di sisinya agar menghadap Sehun.

ARCADE | CHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang