Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dua hari berikutnya...
Pelajaran olahraga sedang berlangsung dan kebetulan yang aneh, kelas Sehun tiba-tiba bergabung dengan kelas Chanyeol.
Selesai pemanasan, Pak Choi membagi mereka jadi dua kelompok, satu bermain basket sedang kelompok lain bermain voli. Sehun termasuk yang terakhir. Setelahnya Pak Choi pergi dengan alasan ada urusan dan menyerahkan sepenuhnya pada mereka.
Sehun mendengus, lebih memilih bermalas-malasan seperti siswa lain. Kadang merasa terganggu dengan para yeoja yang tak hentinya memekik, memuji betapa panasnya penampilan pangeran sekolah yang tengah bermain basket. Teriakan itu semakin keras saat Chanyeol mencetak skor. Sehun melihat tim mereka bersorak sebelum tatapannya bertemu dengan sang tokoh utama.
Seringai muncul di wajah Chanyeol, Sehun merotasikan bola matanya.
Park sialan itu sedang pamer.
Mengesalkan sekali.
Permainan kembali berlanjut, ketidakhadiran Jinyoung hanya membuat Sehun semakin bosan. Dia memilih bangkit, kemudian terdengar ada yang berteriak memanggil namanya.
Menoleh, Sehun tersentak kaget. Seorang muncul di depannya, menghalangi Sehun dari bola yang terlempar ke arahnya.
Waktu seolah melambat di sekitar Sehun, pupil matanya melebar saat menabrak pandangan sosok yang terlampau dikenalnya itu.
Suara bola basket memantul lantai, Sehun tersadar dan menarik diri terengah-engah.
Kris menatapnya datar, dia lalu menyadari kesunyian dengan semua siswa menatap mereka kini. Sehun menghadiahi kris tatapan tajam sebelum akhirnya benar-benar beranjak.
Suasana perlahan kembali seperti sediakala.
Di sisi lain lapangan, pemuda yang sedari tadi memperhatikan Sehun, mendecih. Chanyeol mengepalkan kedua tangannya erat, menatap Kris dengan raut tidak senang.
"Wah wah wah, ada yang kesal karena terlambat menjadi pahlawan."
"Diamlah!"
"Kau lihat tatapan Sehun pada Kris?" Jackson memanas-manasi. "Kau sebaiknya bergerak cepat."
"Kenapa aku harus khawatir." Chanyeol berujar sarkasme, menangkap handuk kecil yang dilempar Jackson. "Kris Wu tidak ada apa-apanya dibandingku dan bukankah Sehun juga sudah menolaknya? Dia kalah sejak awal."
Jackson menatap Chanyeol dengan seringai meremehkan. "Dasar payah, kau tidak tahu apapun." Kening Chanyeol mengerut, merasa tersindir.
Jackson menggelengkan kepalanya. "Jika seseorang sudah mencintai, keberadaan yang dicintainya tidak bisa disandingkan dengan hal lain. Maksudku— itu bisa saja terjadi pada Sehun dan Kris."
"Omong kosong." Chanyeol menyeka keringat di lehernya dengan handuk.
"Aku sudah cukup lama mengamati mereka, ingin tahu sesuatu yang menarik?"