#10

875 53 0
                                    

Hai guys, akhirnya aku bisa update lagi:') sibuk sekolah dll nih hehehehe maaf ya
Votements nya ditunggu ya!
Happy reading!

-----------------------

[Clara POV]

"Kau yakin mau kembali sekarang?" tanya Cassie untuk kesekian kalinya.

Aku menghela nafas panjang. "Astaga, kamu udah tanya berapa kali sih. Iya aku harus kembali sekarang. Tiga hari lagi aku harus kembali ke kampus."

"Rajin banget sih, kalo aku jadi kamu udah absen aja."

"Ada ujian, Cass. Aku males kalo harus susulan sendiri." ucapku seraya mengikat rambutku dengan asal.

"Kamu udah pamitan?" tanya Cassie dan itu membuat gerakanku terhenti.

"Aku sudah mengirim pesan ke Reza tadi."

"Kau tau kau yang ku maksud bukan dia?"

Aku menghela nafas menyerah. "Apakah perlu aku berpamitan padanya?"

Cassie menatapku dengan gemas. "Pertanyaan yang sangat bodoh."

Aku mendesah. "Bagaimana kalau dia tidak peduli mau aku masih disini ataupun sudah pergi?"

"Astaga, habis sudah kesabaranku."

Aku mulai berjalan dengan gelisah. "Tapi bisa jadi kan setelah apa yang ku katakan padanya kemarin?"

"Kau bodoh dan dipenuhi pikiran negatif!" sungut Cassie tajam. "Jelas kau harus berpamitan dengannya."

Aku mendengus geli. "Mamak tirinya keluar deh."

"Aku tidak mau kau kehilangan kesempatan merasakan cinta pertamamu, Claire." ucap Cassie. "Aku tau kau punya perasaan terhadapnya, cobalah memperbaiki hubungan kalian. Minta maaf kalau memang kemarin kau salah bicara."

Aku menyerah berdebat dengan Cassie dan hanya mengangguk pasrah.

****

"Harus ya kau kembali sekarang?"

Aku mengangguk. "Aku ada ujian beberapa hari lagi."

"Kenapa tidak bilang dari kemarin? Kan aku bisa kembali bersamamu." ucap Rayhan dan itu membuatku terkejut.

"Kau mau ke NYC lagi? Bagaimana pekerjaanmu disini?" tanyaku.

Rayhan tersenyum miring. "Aku tidak akan bisa bekerja dengan tenang jika masalah hatiku belum terselesaikan."

Aku terdiam mendengar ucapannya, otakku berusaha mencerna kalimatnya. Selama beberapa saat aku hanya menatap ke dalam matanya.

"Aku minta maaf untuk semalam." ucapku akhirnya. "Kau tau, aku tidak bermaksud mengatakan itu."

Rayjan tersenyum. "Aku tau. Aku mengerti kau, Claire."

"Aku bahkan tidak bisa mengerti perasaanku." sahutku.

Perlahan dia menarik tanganku pelan dan bergerak mendekat. Dia melingkarkan lengannya.

Dia memelukku.

Dan aku tidak menolaknya.

Aku membeku sejenak, kepalaku dipenuhi aroma musk tubuhnya. Lalu kemudian aku merasakan kehangatan menjalari tubuhku.

"Kuharap, saat aku datang kesana, kau sudah bisa mengerti tentang perasaanmu sendiri." ucapnya pelan. Dia melepaskan pelukannya lalu menatapku. "Kau mau menungguku, kan?"

Aku hanya diam saja. Aku bahkan tak mengerti aku harus menunggunya untuk apa.

Rayhan masih menatapku, menunggu jawabanku. Lalu aku hanya mengangguk pelan pada akhirnya.

PhilophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang