#22

507 35 7
                                    

[Clara POV]

"Ada yang sedang mengganggu pikiranmu?" tanya Rayhan untuk kesekian kali selama empat hari terakhir.

"Tidak ada kok." jawaban yang sama lagi keluar dari mulutku.

Apalagi yang bisa menghantui pikiranku kalau bukan Jacob?

Setelah dia mengatakan kalimat itu, kalimat yang masih menggantung itu, aku benar-benar tidak pernah tidak memikirkannya. Karena aku sudah tau apa maksudnya. Dan aku belum menanggapi sama sekali ucapannya itu.

Setelah sampai di Indonesia, seperti pesannya aku langsung mengirimkan pesan padanya dan Cassie bahwa aku sudah sampai dengan selamat. Tapi, Jacob tidak membalasnya. Cassie juga bilang bahwa ia tidak melihat Jacob sejak malam keberangkatanku itu. Danny juga tidak melihatnya. Tapi Danny berkata tidak perlu khawatir.

Dan yang mengganggu pikiranku akhir-akhir ini adalah bagaimana perasaanku sebenarnya.

Aku merasa sangat berdosa ketika aku menyadari bahwa aku memiliki perasaan spesial untuk teman baikku yang entah berada dimana sekarang sementara laki-laki dengan tatapan meneduhkan didepanku ini mempercayakan hatinya untukku.

Dan aku merasa bahwa aku tak bisa terus membohongi diri sendiri, bahwa sebenarnya aku bukannya jatuh pada dua hati, tetapi melainkan aku sudah melabuhkan hatiku pada yang lain.

Sudah kuputuskan, aku akan memperjelas semuanya besok. Sehari sebelum aku kembali ke New York.

Aku tak merasakan perasaan hidup seperti ketika aku bersama teman baikku. Ya, ini memang kesalahanku karena tak bisa tegas dari awal. Tapi memang awalnya aku tak bisa membedakan yang mana rasa--entah itu--berterimakasih atau penasaran dan yang mana cinta.

Karena aku memang benci, aku takut untuk jatuh cinta, awalnya.

Sampai laki-laki di depanku mengubah semuanya.

Dan semua menjadi sempurna, ketika tanpa sadar, aku sudah jatuh cinta dengan teman baikku yang membuatku merasa jauh menjadi hidup.

Ya, aku mengakuinya kali ini.

Aku telah jatuh hati padanya.

********

"Aku akan berangkat ke bandara sekarang." ujarku pada Cassie lewat telepon, disana dia tertawa senang.

"Kau tau, aku sangat kesepian sendirian di rumah. Cepatlah pulang, aku akan menjemputmu di bandara!"

Aku menggigit bibirku, bimbang. Karena hari itu, Jacob yang sampai sekarang belum ada kabarnya berjanji akan menjemputku.

"Seseorang akan menjemputku." sahutku pada akhirnya.

"Siapa? Jacob? Apakah dia sudah menghubungimu? Karena disini Danny juga mulai merasa aneh karena dia tidak ada kabar sama sekali."

Kemana dia?

"Tidak, dia belum menghubungiku. Tapi toh kalo dia tidak datang aku bisa pulang sendiri, aku sampai sana sekitar tengah malam."

PhilophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang