#19

520 39 0
                                    

Happy reading!
Vote dan commentsnya ditunggu ya<3

----------------------------------

[Cassie POV]

Aku sedang mengoleskan selai coklat favoriteku di roti gandum ini sambil memperhatikan saudara kembarku yang sedang berjalan menghampirku sambil bersiul-siul ceria. Ada apa dengannya?

Aku tetap memperhatikannya terus, namun dia masih belum menyadarinya. Dia mulai mengambil roti dan mengoleskan selai dengan wajahnya yang berseri-seri itu. Lalu dia menatapku.

"Astaga, Cass! Kau menyeramkan. Ada apa denganmu? Kau tidak tidur semalam?" tanya Clara, panik. Ia memperhatikan wajahku dengan seksama.

Aku menggeleng. "Ada apa denganmu? Kau terlihat sangat bahagia."

"Kau bertengkar dengan Danny?" tanya Clara.

Aku balas bertanya, "Ini karena Jacob atau Rayhan?"

"Ih, jawab dulu pertanyaanku!" gerutu Clara.

"Siapa lagi? Jelas Danny. Laki-lakiku kan hanya satu."

Clara menyipitkan matanya. "Aku merasa kau menyindirku."

Aku terkekeh. "Sampai kapan kau mau terjebak diantara mereka berdua huh?"

Clara menatapku tajam. "Jacob hanya teman, oke?"

"Teman rasa pacar?" godaku.

Clara mendengus. "Terserah apa katamu. Tapi, kenapa matamu sampai sebegitu sembapnya?"

"Menurutmu kenapa? Retoris. Aku menangis."

Clara mendesah tidak sabar. "Ya tentu saja aku tau kau menangis. Tapi karena apa? Apa dia berkata dia tak mau menunggumu lagi?"

Aku menggeleng.

"Dia menarik lamarannya?"

Aku menggeleng. "Dia meragukan perasaanku."

"Karena kau terlalu lama mempertimbangkannya?"

Aku menghela nafas panjang. "Aku menolaknya."

"What?!"

"Aku benar-benar belum siap menikah."

"Bukankah dia mau menunggumu?"

"Dia terus menanyakan itu dari hari ke hari dan itu membuatku merasa.... terbebani."

"Dan kau memberikan jawaban tidak?"

Aku menggeleng. "Dan sekarang aku diantara menyesal dan tidak menyesal."

Clara menghela nafas panjang. "Kurasa kau akan menyesal."

"Seharusnya sih begitu."

"Stupid," sahut Clara. "Sudah tau kalau kau akan menyesal, kenapa masih melakukannya?"

Aku menghela nafas panjang.

Beberapa saat kemudian bel berbunyi. Aku melirik jam di makas, masih pukul 7:30.

"Aku bertaruh, itu pasti Narine." ucapku seraya bangkit menuju pintu depan.

******

[Clara POV]

"Siapa, Cass? Narine?" tanyaku ketika mendengar derap langkah dibelakangku.

"Temanmu." jawab Cassie. Mendengar jawabannya, otomatis aku langsung menoleh ke belakang.

PhilophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang