27. The Truth

422 77 27
                                    

" Mau tambah selai kacangnya, pa?" Ria kebetulan sedang mengoleskan selai kacang ke permukaan rotinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Mau tambah selai kacangnya, pa?" Ria kebetulan sedang mengoleskan selai kacang ke permukaan rotinya. Dia menawarkan, kalau-kalau Yuta mau.

" Nggak usah, ma. Papa mau tambah jusnya aja." Yuta menunjuk gelas kacanya yang kosong.

" Oke."
Selagi Ria menuangkan jus ke gelas Yuta, dia memperhatikan kedua anaknya bergantian. Haruto nampak lahap menikmati sarapannya, sementara Karina, dia belum sama sekali menyentuh roti maupun jus miliknya.

" Karina? Kamu kenapa?" tanya Ria.

" Gapapa, ma." jawab Karina lesu.

" Kalo gapapa, kenapa sarapannya belum dimakan? Jusnya juga belum diminum."

" Lagi kurang nafsu aja."

Ria langsung menempelkan punggung tangannya ke kening Karina. " Kamu sakit??"

Iya.
Sakit.
Sakit hati :)
" Aku gak sakit, ma. Cuma lagi nggak nafsu aja." ujar Karina sambil menyingkirkan tangan Ria dari keningnya.

" Yaudah. Kalo kamu lagi nggak nafsu makan, mama bawain bekal aja, ya. Sekalian sama jusnya."

" Iya, ma..."

Entahlah.
Karina sedang kehilangan seluruh semangatnya. Benar-benar tidak berhasrat untuk melakukan apa-apa.
Rasanya, Karina ingin tidur seharian di rumah.

" Hai." sapa Sungchan ketika Haruto dan Karina keluar dari rumah berbarengan.

" Hai." Haruto menyapa balik. " Nanti malem latihan kayak biasa, ya." ujarnya memberitahu.

" Siapp, bos!"

Haruto tersenyum lalu masuk ke dalam mobil lebih dulu.

Sementara itu, Sungchan masih asyik sendiri memandangi wajah Karina yang menurutnya semakin hari terlihat semakin cantik.
" Semalem tidurnya nyenyak?" Pertanyaannya terdengar basa-basi dan sepele. Tapi bagi Sungchan, mengetahui hal-hal kecil mengenai Karina itu sangat menyenangkan.

" Lumayan." jawab Karina.

" Kalo gue, tidurnya nyenyak banget."

" Oh.."

Tidak sesuai dengan ekspektasinya, Sungchan langsung protes. " Lo gak tanya kenapa gue tidurnya nyenyak?"

Karina menghela. " Kenapa tidur lo bisa nyenyak?" tanyanya dengan nada sedikit malas.

" Karena semalem...gue...mimpiin lo."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Father or Son? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang