13. Close to You

429 75 5
                                    

" Nih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Nih. Minum dulu." Karina membeli dua buah minuman kaleng dari mesin minuman. Salah satunya dia berikan pada Sungchan.

" Makasih." ucap Sungchan.

Keduanya pun menikmati minuman kaleng tersebut sambil berjalan.

" Lo lagi ada masalah?" tanya Karina.

" Hmm. Iya." jawab Sungchan seraya memandang minuman kaleng di tangannya.

" Kalo lo gak keberatan, lo bisa cerita sama gue. Gue janji, nggak akan pasang muka jutek."

Sungchan malah tertawa. " Coba mana. Gue mau lihat dulu muka jutek yang lo maksud." Padahal lagi sedih, tapi Sungchan masih sempat-sempatnya godain Karina.

" Gue serius, Chan."

" Haha iya iya. Maaf."

" Yaudah. Silahkan kalo mau cerita."

" Bukan apa-apa, sih. Gue cuma lagi sedih aja, ternyata banyak yang benci sama gue. Padahal gue udah berusaha jadi orang baik, tapi mereka masih membenci gue."
Sungchan hanya akan bercerita secara garis besarnya saja.

" Lo tahu, kenapa mereka benci lo? Pasti mereka punya alasan, kan?"

Sungchan mengangguk. " Sebagian besar, emang salah gue. Gue lahir aja sebuah kesalahan, Kar."

" Nggak boleh ngomong gitu. Kelahiran itu takdir dan anugerah dari Tuhan."

" Kalo gue sebuah anugerah, kenapa mereka benci gue?"

Pertanyaan itu membuat Karina menghentikan langkahnya sejenak. Tubuhnya berbalik menghadap Sungchan. " Tapi gue nggak benci lo. Apa itu masih belum cukup?" katanya sambil menatap lekat netra kembar lawan bicaranya.

" Lo...nggak benci gue?"

" Nggak. Gue gak pernah kepikiran buat benci lo."

" Tapi kenapa selama ini lo suka kesel gitu sama gue? Bukannya itu..benci?"

" Emangnya kesel sudah pasti benci? Nggak, kan?"

Sungchan tidak mengerti, kenapa hatinya terasa tenang dan sejenak ia lupa akan masalahnya.

" Jadi lo jangan sembarangan menyimpulkan kalo gue benci sama lo--

GREP.
Sungchan tiba-tiba saja memeluk Karina.

" Sungchan, lo--

" Sebentar aja. Plis." mohon Sungchan seraya mengeratkan pelukkannya.
" Gue gatau mau cerita ke siapa lagi. Gue cuma punya lo."

Karina tidak tega melepas pelukan Sungchan. Apalagi saat Sungchan bilang, dia hanya punya Karina.
Memang benar.
Sejak Sungchan pulang dari Manhattan, Sungchan hanya dekat dengan Karina.

" Jangan sedih..." Karina menepuk punggung Sungchan dengan lembut.

Sungchan yang lama kelamaan tenggelam dalam pelukan erat itu mulai meneteskan air mata. " Makasih, Kar." ucapnya. Sekarang, Sungchan tidak butuh pengakuan orang lain. Pengakuan Karina saja sudah cukup membuatnya senang.

Father or Son? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang