36. Yes or No?

345 49 10
                                    

" Aw! Pelan-pelan, dong! Sakit, nih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Aw! Pelan-pelan, dong! Sakit, nih."

" Ini sudah pelan."

Seluruh tubuhnya nyeri. Pukulan dan tendangan berandal yang menyerangnya, memang tidak main-main.
Entah bagaimana nasibnya, jika Jaehyun tidak datang menolong.

" Kenapa bisa ada disini?" Haruto bertanya dengan nada jutek dan tatapan sinis.

" Kebetulan lewat." Namun Jaehyun tidak terlalu menggubris hal itu. Dia tetap fokus mengobati Haruto.

" Kok bisa?"

Pertanyaan Haruto yang saat itu menghentikan gerakkan tangan Jaehyun.

" Apanya?"

" Ngelawan mereka." Jujur, Haruto kesal. Bisa-bisanya Jaehyun tidak terluka sama sekali sedangkan dia berakhir babak belur!

" Saya pernah belajar karate dulu. Lalu,.. kemampuan mereka tidak seberapa."

" Dih. Sombong."

Jaehyun tertawa. " Kamu sendiri kenapa bisa berurusan dengan mereka?"

" Aku nggak sengaja nendang batu. Terus kena kepalanya si sialan itu!"

" Kenapa kamu menendang batu?"

" Duhh banyak tanya banget, sih!"

" Saya bertanya supaya saya bisa tahu, siapa yang salah."

" Ck, nggak penting!"

Sekali lagi, Jaehyun tertawa. Rasanya Jaehyun seperti sedang berbicara dengan adiknya sendiri.

" Sebenarnya saya bukan hanya kebetulan lewat. Saya memang berniat mencari kamu."

" Ngapain nyari aku?"

" Karena papa kamu bilang, kamu belum pulang."

" Ya terus kenapa kalo aku belum pulang? Kenapa 'situ' repot-repot nyariin aku?"

Jaehyun tertegun.
Cara bicara Haruto sangat mirip dengan seseorang yang ia kenal.
Siapa lagi kalau bukan Karina.

" Kamu ini mirip sekali dengan Karina."

" A-apaan sih! Gausah sama-samain aku sama dia! Ga sudi!"

Jaehyun tersenyum tipis. " Walau begitu, kamu menyayanginya, kan?"

" H-hah?! M-mana ada!"

" Kalau tidak sayang, kenapa kamu repot-repot menentang hubungan kami?"

" I-itu...!"
Sejak lahir ke bumi, Haruto tidak pandai menyembunyikan gelagat berbohongnya. Sama persis seperti Karina yang tiap berbohong pasti langsung ketahuan.
" P-pokoknya aku ga peduli lagi sama dia! Mau dia kayang kek, mau salto sampe ke gunung fuji kek, aku ga peduli!"

" Hahaha! Kalian ini! Memang mirip sekali!"
Terutama sifat terang-terangannya.
Haruto itu, bak Karina versi laki-laki.

" Ga usah ketawa! Gaada yang lucu!"

Father or Son? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang