Zee sudah wangi, selesai sholat subuh dan workout ia langsung mandi, sudah menjadi rutinitas Zee untuk tepat waktu dalam menjalani hari.
Sekarang ia sedang sarapan, di meja makan kali ini hanya ada momma.
"Ga kepagian kak? Biasanya ga jam segini siap- siapnya" Mommanya sambil mengoles selai ke roti milik Zee itu bertanya.
Zee yang sedang menyeduh susu itu melirik singkat mommanya.
"Aku mau jemput temen" mommanya Shania Gracia itu mengangkat alisnya bertanya.
"Siapa? Adel?"
Zee menggeleng.
"Ada satu temenku, Christy juga kenal kok" jawaban Zee terdengar tidak memuaskan untuk Gracia.
"Cewek cowok?"
"Cewek"
"Namanya?"
"Marsha"
"Pacarmu?"
Tidak menjawab tanya Gracia seperti tadi, kini Zee terbatuk- batuk sebab tersedak susu yang ia minum.
Gracia yang melihat itu nampak santai, tidak merasa ada yang salah dari pertanyaannya.
"Kenapa deh momma nanya nya gitu?" Zee bertanya tidak suka.
Gracia mengangkat alisnya heran.
"Loh salah? Momma kan cuman nanya"
Mendengar itu Zee memutar matanya sebal.
"Kamu keliatan sus, do u like her?" Lagi, Zee terbatuk, kali ini bahkan tidak meminum apa- apa, Zee tersedak ludahnya sendiri.
Gracia yang melihat tingkah aneh anaknya itu mulai terkekeh.
"Keliatan bangat deh Azizi!" Gracia pun meledek Azizi.
Zee semakin sebal dalam hatinya.
"Uhuk, please deh Momma, ini ga kaya apa yang momma pikirin, aku ga ada apa - apa sama Marsha!" Elakan itu tidak berpengaruh apa- apa pada Gracia yang malah semakin tersenyum meledek.
"We never know, maybe soon kan? Dia jadi pacar mu!" Sambil terkekeh Gracia meletakan roti yang sudah ia beri selai ke arah Zee.
Ia pun menggusak rambut Zee.
"Semangat ya Azizi! Momma mau cuddle dulu sama mommy, bai jelek" masih meledek, Gracia mengecup kening Azizi dan pergi ke kamar seperti katanya tadi, Gracia ingin cuddle dengan Shani yang memang masih tidur itu, meninggalkan Zee sendirian dengan pikirannya yang campur aduk.
__
Marsha terburu memakai seragamnya, seperti kata Zee semalam, jangan sampai terlambat, namun ternyata Marsha malah terlambat.
Setelah dibangunkan bundanya yang katanya seorang teman sedang menunggunya, Marsha jadi kalut begitu ingat siapa seorang teman itu.
"Mampus gue" monolog Marsha.
Azizi tidak sendiri, sambil menunggu Marsha ia ditemani seorang wanita yang pernah Zee lihat di foto keluarga Marsha.
"Kamu udah sarapan?" Dengan ekspresi dingin Wanita dewasa itu bertanya pada Zee.
Zee tersenyum kikuk, mencoba sopan, karena wanita ini merupakan mamahnya Marsha.
"Sudah tante" jawab Zee yang dibalas anggukan Jinan.
Jinan menatap Zee tajam penuh intimidasi, Zee yang ditatap tentu saja semakin salah tingkah.
"Kamu temennya Marsha?" Zee ditanya lagi, Zee pun mengangguk.
"Iya tante, temen satu organisasi"
"Kok baru main kesini?" Lagi Zee ditanya.
"Gapapa tante soalnya saya baru deket sama Marsha" jawaban Zee kali ini membuat Jinan mengangkat alisnya bertanya.
"Nama mu siapa?" Memastikan pikirannya, Jinan mulai menginterogasi informasi personal Zee.
"Azizi tante, Azizi safa asadel" jawaban Zee kali ini membuat wajah Jinan semakin datar, seperti tau betul siapa Azizi safa asadel.
"Ohh jadi kamu" jantung Zee berdetak kencang mendengar nada suara datar mamah Marsha berubah tinggi.
Namun belum sempat Jinan berbicara lebih, Marsha sudah keluar dan langsung memecah obrolan canggung penuh intimidasi ini.
"Mamah matcha berangkat dulu ya muachh!" Pipi Jinan pun dicium Marsha, tidak seperti tadi dengan wajah seramnya Jinan sekarang tersenyum manis pada Marsha.
Zee kikuk sendiri, merasa dimusuhi, melihat kode Marsha yang menyuruhnya untuk segera pergi pun Zee juga pamit walau dibalas ketus.
"Mamah lu serem bangat anjir!" Begitu kata Zee ketika keduanya sudah berada di mobil Zee.
Marsha masa bodo.
"Engga kok biasa aja, malah kata kathrin mamah gua yang paling baik" mendengar itu membuat Zee semakin sadar bahwa dia memang dimusuhi.
"Kok ke gua engga baik?" Pertanyaan dari Zee itu membuat Marsha menatap Zee.
"Soalnya lo jelek!" Dan ya seperti biasanya setelah pernyataan penuh serangan dari Marsha itu, keduanya pun cekcok lagi di perjalanan menuju sekolah.
"Pulang bareng gue" begitu kata Zee setelah memarkir mobil.
Marsha heran.
"Kemarin keliatan bangat lo ogah jemput gue, kenapa pulang malah ngajak bareng?" Tanya Marsha, Zee sambil melepas seatbelt pun menatap Marsha.
"Tadi udah ijin berangkat bareng, ga keren kalo pulang ga gua anterin! Anggep aja bentuk tanggung jawab" kata Zee yang sambil membantu Marsha melepas seatbelt, karena tau sejak tadi Marsha nampak kesulitan.
"Buka begini aja kesusahan lo" kata Zee dengan wajah menyebalkannya, Marsha tentu saja kesal mendengar itu.
"Biarin!" Kata Marsha dengan wajah marah lucunya, tentu saja Zee tersenyum melihat itu, merasa gemas.
Kaya hamster..
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemies to Lovers [zeesha ff]
Fanfictionkalo kata orang si, kebanyakan ribut bisa jadi cinta, dan kalo terlalu cinta bisa jadi ribut. jadi hati- hati aja si ya buat Azizi Asadel si ketua MPK sama Marsha Lenathea si ketua osis yang sering bangat ribut, bisa jadi nih ya, dari musuh adu meka...