Zee melenguh, ia baru saja bangun dari tidurnya, ia lihat sekeliling, hanya ada Christy dan Adel, mereka saat ini ada di apartemen Adel.
Seminggu sudah sejak kejadian ia dan Marsha di hotel saat pesta sekolah, Zee baru tau, ternyata dalang dari terkurungnya ia dan Marsha adalah adiknya sendiri, dan sesuai omongannya, Zee memukul perut adiknya itu begitu mendengar Christy yang mengaku, yang setelahnya ia peluk Christy dan mengucapkan banyak terimakasih pada adiknya itu.
"Kamu mau sampe kapan ngediemin mommy?? Udah mau sebulanan anjir kamu ga pulang ke rumah" Christy memakan chiki miliknya, memandang Zee yang wajahnya khas orang bangun tidur.
Adel yang sedang memainkan game di play station miliknya itu terlihat masa bodo pada percakapan adik kakak itu.
"Sampe mommy mau jelasin alasan dia nyuruh aku jauhin Marsha" kata Zee sambil mencari ponselnya, berniat mengabari Marsha, si pacar sembunyi- sembunyi nya itu.
Christy menghela nafasnya.
"Anak sama mommynya sama aja, sama sama ego tinggi" keluh Christy. Zee tidak menjawab ia fokus pada ponselnya.
"Lo gapapa kak Del? disusahin kakak gua terus?" Sekarang Christy mengajak Adel berbicara.
Adel yang dipanggil itu menoleh singkat lalu menggeleng.
"Gapapa si, gua juga disini sendirian, ada Zee lumayan buat bantuin beresin apartemen sama patungan makan" kata Adel yang mengedipkan mata pada Zee yang sedang meliriknya membuat Zee bergedik jijik.
Christy menggeleng- gelengkan kepalanya, percuma juga ia jika ingin membujuk Zee untuk pulang.
"Lo sendiri belom cerita ke gua sama kakak lo, gimana bisa lo beli obat perangsang begitu anjir?" Adel mengganti topik pembicaraan, begitu ingat pengakuan dosa Christy yang luar biasa membuat Adel menganga.
Zee yang mendengar pertanyaan Adel pada adiknya itu juga mulai menatap adiknya tajam.
Christy tahu, cepat atau lambat ia akan diintrogasi begini, jadi sekarang ia terlihat santai aja.
"Gua ga selugu penilaian kalian selama ini kali kak.. gua sama flora pernah pake" jawaban adiknya itu membuat Adel dan Zee melotot.
Christy yang mereka pikir anak kecil polos ternyata sudah sejauh itu dalam permainan duniawi.
"Hah?! Kamu ngapain pake obat perangsang gitu dek?! Gila.. kaget aku" Zee bahkan sampai bangun dari posisi tidurannya.
Adel pun sampai mempause game yang dimainkannya.
"Cuman pengen nyoba, ga ada alesan yang gimana- gimana, aku sama Flora suka nyoba banyak hal"
Zee menggeleng- gelengkan kepalanya tidak menyangka, begitu pun Adel sampai- sampai menganga dan bertepuk tangan.
Gua kalah liar dari bocil anjir, pikir Zee dan Adel.
"Tapi kamu ga make drugs kan??" Tanya Zee.
Christy menggeleng.
"Jelas engga! Aku sama Flora tau batesan kita kok"
Zee lega, takut sendiri adiknya betulan sudah tidak tertolong.
"Jadi kamu sama kak Marsha udah baikan nih?" Tanya Christy mengalihkan topik pembicaraan, malas ditanyai lebih dalam lagi.
"Balikan kali bukan cuman baikan" Adel mengoreksi omongan Christy.
Zee terkekeh.
"Kepo ah males"
Jawaban yang mengesalkan itu membuat Adel dan Christy sebal, membuat chiki Christy dan bantal yang sejak tadi dipangkuan Adel pun terlempar ke arah Zee.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemies to Lovers [zeesha ff]
Fanfictionkalo kata orang si, kebanyakan ribut bisa jadi cinta, dan kalo terlalu cinta bisa jadi ribut. jadi hati- hati aja si ya buat Azizi Asadel si ketua MPK sama Marsha Lenathea si ketua osis yang sering bangat ribut, bisa jadi nih ya, dari musuh adu meka...