1

17.9K 1.1K 5
                                    

Udah biasa, itulah yang dirasain anak- anak mpk sama osis Dewata yang setiap ada rapat selalu diperlihatkan adu mulutnya kedua ketua mereka.

Adel menguap, dia melirik malas pada karib sekelasnya yang keliatan ga mau kalah dalam perdebatan yang entah ke berapa kalinya ini.

Begitupun Ashel, cewek cantik ini nampak memijit keningnya, merasa pusing pada kedua perempuan yang setiap kali berinteraksi malah saling menyalahi itu.

"Gua kan udah bilang, lu harusnya lebih teliti Marsha! Kalo kaya ginih kerjaan lo kacau bangat asli!" Azizi melempar amunisi kata yang dimilikinya, membuat Marsha yang diseberang meja Azizi itu terlihat kesal tidak terima.

"Kesalahan itu wajar Azizi! Mending salah tapi hasil kerjanya ada daripada tukang dikte yang cuman modal omong doang!"

Mendengar itu dari Marsha membuat Azizi semakin tidak terkendali.

"Waduh, ini opini ranah pribadi ya? Lo ketos tapi ga bisa profesional? Mending mundur deh lo! Yang kita bahas ini perkara organisasi Marsha! Jadi pake opini lo dengan kacamata organisasi jangan pribadi!"

Melihat keduanya sudah saling memanas, Adel yang mengantuk itu pun merasa harus ambil bagian sebagai penengah.

"Shel mending break dulu kali ya? Dua kompornya udah mau meledak nih, ga baik kalo dilanjut" suara Adel yang menginterupsi perdebatan Azizi dan Marsha itu menjadi angin segar bagi anggota osis dan mpk.

Namun seperti yang Adel duga, Zee nampak terlihat tidak suka, sebab langsung menatap Adel tajam.

Tapi Adel masa bodo, perkara amarah Zee padanya mah tidak seberapa.

Ashel tersenyum.

"Iya Del boleh deh, gua juga butuh minum, anak- anak yang lain juga butuh minum, iyakan?" Ashel berbicara pada anggota yang lain, yang diangguki mereka semua.

Marsha yang melihat itu pun menghembuskan nafasnya kasar.

"Yaudah deh kita break dulu 30 menit" kata Marsha, sambil duduk, karena sedari tadi debat dengan Zee dia terbawa suasana sampai- sampai tubuhnya bangkit dari kursi.

Zee yang mendengar itu juga membuang nafasnya kasar, tanpa berkata- kata ia bangun dari kursi dan keluar dari ruangan rapat, membuat semua orang menatap kepergiannya.

Adel menatap acuh, sedangkan Marsha menatap sebal.

"Udah deh santai aja ngeliatinnya, berasa ada laser tuh mata lo!" Ashel yang melihat tatapan Marsha itu pun meledek kecil, mengajak Marsha untuk meredakan emosinya.

"Gua kesel Shel! Dia kayanya setiap rapat ga mojokin gua tuh ga bisa deh Shel! Gua tuh tau gua salah, tapi yang gua butuhin itu dibimbing bukan dipojokin!" Emosi Marsha masih menyelimuti hati, sampai- sampai ia tidak sadar dari pelupuk matanya bulir bening itu terjatuh.

Ashel yang melihat itu pun panik.

"Aduh aduh Matchaaaa don't cryy.." Ashel memeluk Marsha, mencoba menenangkan Marsha.

Marsha sendiri bingung, tidak biasanya dia seperti ini, rasanya ia ingin berhenti menangis, namun dadanya masih terasa sesak.

Azizi sialan. Dalam hati Marsha terlontar banyak makian pada si penyebab sesak itu.

Kathrin, Christy dan Callie yang baru dari kantin itu nampak terkejut melihat Marsha yang terisak.

"Ihhh kak Matchaa kenapaa??" Christy dengan refleks ikut mengusap bahu Marsha, berharap memberi tenang.

Kathrin dan Callie pun sama terlihat bingung namun tau apa penyebabnya.

Marsha yang merasa dirinya lebay itu pun melepas pelukan Ashel, dia mengusap matanya, merapihkan diri, berharap jejak sedih itu tidak terlihat lagi.

"Engga, engga papa, i'm okey" walau parau, Marsha paksa membuka suara, memberi kalimat penenang untuk teman- teman yang mengkhawatirkannya.

Teman- temannya yang melihat itu malah semakin merasa iba. Christy merasa kesal sendiri begitu otaknya sadar penyebab Marsha menangis itu adalah Azizi.

Ishh awas aja kak Zee. Batin Christy, yang kemudian Christy pergi keluar tanpa pamit itu.

Yang lain tidak terlalu peduli pada perginya Christy, mereka hanya fokus pada Marsha.

"Minum dulu caaa.." Kathrin menyodorkan sebotol air ke Marsha, Marsha tersenyum, berterimakasih dan meminumnya.




______

"Kata gua si lu udah keterlaluan"

Adel yang baru dari kantin itu menyerahkan sebotol air pada Zee yang sedang duduk di samping lapangan itu.

Zee menerima dan meminumnya.

"Dia udah gede Del, dan itu termasuk tanggung jawabnya sebagai ketua osis" sambil menutup botol air minumnya Zee menjawab.

"But u are too much Zee.. kita semua tau Marsha salah, tapi cara lu negur dia itu malah jadi ngedikte, lu kalo emang merasa lebih tau benernya gimana ya tunjukin ke Marsha.. Jangan malah mojokin Marsha" petuah dari Adel itu sebenernya sudah Zee sadari begitu Marsha membalas ucapannya. Namun seperti kebanyakan remaja, ego Zee lebih unggul.

"Tapi tetep Del, yang gua lakuin ini semata- mata supaya ketua osis kita bisa jadi lebih baik lagi, gua ga ada maksud lain.."

Adel mengedikan bahunya acuh.

"Ya terserah mau alesannya apa, gua cuman mikir lu terlalu berlebihan tadi dan kalo lu sadar diri si ya minta maaf" 

Keduanya pun menjadi hening, Adel dengan rasa ngantuknya dan Zee dengan pikirannya.

Saat begitu, dari arah barat, Christy datang.

"KAK ZEE!" Suara kencang Christy itu mengejutkan Azizi dan Adel.

Azizi menatap tidak suka.

"Apaan? Kenapa teriak teriak gitu si njel?"

Bukannya menjawab, Christy malah memukul tangan Azizi kesal.

"Lah kok mukul aku?" Azizi yang bingung mencoba menghindar.

"Kakak harus minta maaf ke kak Marsha!" Christy menatap tajam pada Azizi.

"Lah ngapain? Aku ga salah apa- apa" Azizi jelas menolak, gengsinya tinggi, lagipula Azizi juga tidak mengerti kenapa ia harus.

Lagi, Christy mencoba memukul Azizi, namun kali ini Azizi lebih tanggap dalam menghindar.

"Ihhh bodo! Aku ga mau tau, kakak harus minta maaf sama kak Marsha! Gara- gara kakak, kak Marsha nangis! Jahat bangat jadi orang! Pulang nanti kakak aku bilangin ke Mommy! Biar dihukum Momma!"

Azizi yang sejak tadi menghindari pukulan Christy itu langsung terdiam, bukan bagian akan diadukannya ia ke sang Mommy, atau bagian biar dihukum Momma, tapi bagian Marsha yang menangis lah yang membuat Zee terdiam.

"M-marsha nangis?" Tanya Zee memastikan lagi.

Christy mengangguk.

Dalam hati Zee mulai merutuki diri, kenapa malah jadi seperti ini?

Enemies to Lovers [zeesha ff]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang