Zee nampak tidak mau diam sedari tadi. Saat ini ia sedang berada di taman komplek rumah Marsha, sore tadi Marsha baru mengiriminya pesan, katanya ingin bertemu untuk mengobrol, dan taman ini lah yang jadi pilihan Marsha untuk bertemu.
Sedari tadi juga Zee nampak begitu gugup dan gusar, bagaimana tidak? Sebab pikirannya sudah melayang- layang jauh pada hal yang terburuk yang akan terjadi, overthinking sialan memang.
Saat gugupnya itu Zee sama sekali tidak menyadari Marsha yang sudah berdiri di belakangnya.
"Kamu lagi cosplay jadi setrikaan kah?" Suara yang terkasih itu membuat Zee terkejut namun dengan cepat berbalik untuk matanya menatap sosok yang daritadi ia tunggu itu.
"Hai?" Kata Zee tiba- tiba, sambil mengangkat tangannya.
Marsha tersenyum geli melihat tingkah pacarnya itu. Pun langsung menarik Zee untuk duduk di kursi taman, tepat di belakang mereka.
"Hai juga jelek.. sorry lama, kamu dari tadi bangat ya?" Tanya Marsha tidak enak, Zee dengan cepat menggeleng.
"Engga kok, barusan datang juga" pembohong bucin, padahal jelas sekali dia menunggu dari tadi, tapi Zee rela mengaku baru saja datang agar Marsha tidak perlu merasa tidak enak padanya.
Marsha tersenyum saja.
"Mau langsung ngobrol aja?" Tanya Marsha lagi.
Zee menggenggam tangan Marsha.
"Bentar aku degdegan" kata Zee sambil menyengir lucu.
Marsha gemas lantas mengecup pipi Zee cepat, membuat Zee terkejut lalu tersenyum lebar.
"Waduh makin degdegan, tapi degdegan cinta" celetuk Zee lagi yang kali ini membuat Marsha terkekeh lalu memukul bahunya pelan karena salah tingkah.
"Udah ah, ngobrol sekarang ya?" Tanya Marsha lagi setelah tawanya reda, Azizi mengangguk lalu duduk dengan tegap siap mendengarkan kabar yang akan Marsha ceritakan, entah kabar baik atau buruk.
Marsha pun mulai bercerita, dari awal sekali, dari kedatangan mamahnya ke sekolah, obrolannya dengan mamahnya, dan tentang orang tuanya yang sudah baikan.
Zee tersenyum lega pada kabar yang baik, namun wajahnya masam begitu mendengar cerita tentang obrolan Marsha dan Jinan.
"Mamah mu ribet" keluh Zee sebal, membuat Marsha tersenyum.
"Emang.. tapi itu syaratnya, aku juga udah cerita ke bunda.. kata bunda cara mamah kali ini persis caranya omah ku nyeleksi mamah dulu pas mau deketin bunda dulu, kata bunda mamah mau balas dendam sedikit" jelas Marsha lagi.
Zee cemberut, lantas menarik Marsha untuk dipeluknya.
"But its too much babe.. gimana bisa aku ga kontakan sama kamu selama 4 tahun? Aku bisa gila karena kangen kamu.." keluh Zee lagi sambil bersandar pada bahu Marsha.
Marsha mengangguk, lantas membawa tangannya mengusap surai milik Zee sayang.
"Mamah bilang take it or leave it.. sekali lagi ya sayang? Kita udah ngelewatin banyak drama di kisah kita tapi kamu sama aku selalu bertahan, dan sekarang mamah kasih satu ujian lagi yang kalo kita berhasil aku sama kamu bisa bebas pacaran bahkan nikah.." bujuk Marsha.
Azizi memberi jarak pada tubuh Marsha, ingin menatap wajah yang terkasih.
"Aku sebenernya ga mau.. aku takut Sha.. gimana bisa aku rela ga liat wajah cantik ini?" Ujar Zee sambil membawa jari- jarinya mengelus wajah Marsha.
Marsha tersenyum menikmati usapan tangan Zee.
Zee hanya menatap Marsha, lalu ibu jarinya itu ia letak pada bibir ranum Marsha, mengusapnya persis seperti usapannya pada wajah Marsha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemies to Lovers [zeesha ff]
Fanfictionkalo kata orang si, kebanyakan ribut bisa jadi cinta, dan kalo terlalu cinta bisa jadi ribut. jadi hati- hati aja si ya buat Azizi Asadel si ketua MPK sama Marsha Lenathea si ketua osis yang sering bangat ribut, bisa jadi nih ya, dari musuh adu meka...