giyuu-sanemi are terrible 1

7.9K 302 45
                                    

          

         Angin dari AC mengenai rambut pria berwana biru ini. Ia tidur terlentang di sofa sembari menonton acara televisi yang menampilkan acara favoritnya, "shaun the sheep" ia bahkan tertawa terbahak- bahak padahal dia sendiri tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh domba-domba tersebut.

Sanemi yang baru keluar kamar tanpa atasan langsung stress melihat Giyuu yang cekikikan melihat tv.

'Gue kalah sama kambing?'
'Tch mendokse' Decih Sanemi dalam hati.

"SANEEEEEEEE PAKE BAJUUUU!!" Giyuu berteriak dan menutup matanya. Sanemi yang diteriaki bukannya menurut malah mendekat kearah Giyuu dengan senyum nakalnya.

"Gimana mau pake baju? Yang make baju aku kan kamu" Giyuu melihat baju putih  yang ia pakai dan lalu menepuk jidatnya.

"Oi oi, pake Yuu dalaman ga?" Tanya Sanemi terang-terangan pada Giyuu, istrinya.

"JANGAN MENDEKAT SANEE BOKEEE" Sanemi duduk diatas perut Giyuu dan mengunci pergerakannya. Seluruh badan Giyuu langsung memerah. Sane membuka baju Giyuu dan memakainya pada tubuh kekar miliknya. Kemudian Sanemi turun, meninggalkan Giyuu begitu saja dengan fantasi nakal yang telah terbayang di kepalanya.

"Apa yang kamu bayangkan?" Sanemi tersenyum puas melihat ekspresi kesal Giyuu.

"Ga jelas." Giyuu menunjukan muka masamnya.

Sanemi terkekeh kecil
"Udah, buru pake baju yg sopan. Tengen-san dan Renggoku-san mau datang." Sanemi merapihkan baju yang dipakainya. Giyuu pergi kekamar sambil menghentakan kakinya.

"idih, biri piki biji ying sipin. Tingin simi
ringgiki mii diting. Beliin baju sopan aja engga" Giyuu nyolot sendiri sambil mencari 'baju sopan' yang dimaksud Sanemi. Ia sudah berkutat dengan lemari itu selama 10 menit, tapi gak mendapat baju yang bagus menurutnya.

"SANEEEEEEEEE" teriak Giyuu dari kamar.

"OIII SANEEEE-SANNNNNN" Teriak Giyuu, tapi Sanemi tak kunjung datang juga.

"Ck, males ah!!" Giyuu keluar dari kamar.

"SANEEEEEE- eh?" Seketiga itu tiga pasang mata melirik dirinya dari atas sampai bawah. Mengingat bahwa ia tidak memakai atasan Sanemi langsung berlari kearah Giyuu.

"GIYUUUUUUUUUUUUU" dengan cepat Sanemi mengangkut Giyuu ke kamarnya. Sanemi langsung menurunkan Giyuu ke kasur dengan kasar, karena efek dari paniknya.

"Awh, sakit tau!" Protes Giyuu.

"Ngapain?" Sanemi mengunci pergerakan Giyuu di kasur. Ia memegang kedua tangan Giyuu dan diletakan ke atas kepala pria berambut biru ini. Sanemi menatap iris mata Giyuu dengan tatapan tajamnya.

"Geser," pinta Giyuu. Karena dirinya tahu bahwa Sanemi memang tak akan lembut jika sudah berekspresi begini.

"Siapa?"

"Kam-"

"Ngatur?" Sanemi duduk dibagian bawah perut Giyuu. Lenguhan kecil terdengar kala Sanemi menduduki dirinya. Keringat bercucuran dari kedua sisi kepala Giyuu, ia mengalihkan pandangannya kearah lain, asal tidak bertemu dengan iris mata Sanemi.

"Oi Oi Oi, kalo mau ngegoda jangan gini" Giyu protes, Sanemi malah mencium pucuk hidung Giyuu.

"WOIII TUTUP DULU PINTUNYA!!!" Teriak Renggoku, yang diakhiri pukulan oleh Tengen.

"HARUSNYA LO DIEM AJA GOBLOK, dikasih siaran bagus malah disia-sia in" Tengen berkelahi dengan Renggoku disisi luar pintu. Tengen tidak terima karena siaran bagus ini dilewatkan begitu saja hanya karena teriakan Renggoku.

"JANGAN NGINTIP OIIIII" Sanemi berteriak dan mulai mengejar mereka satu persatu.

"AYO THREESOME SANEEE" Teriak Tengen sambil berlari menghindari Sanemi yang terlihat marah. Mendengar teriakan itu, sontak Giyuu berteriak keras sambil menutupi dirinya dengan selimut.

"TENGENN- SAMAAAAAAAAAAAAAA!!!!"

Sanemi giyuu are terribleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang