gi-sann 4

4.1K 192 26
                                        

Burung berkicau dipagi hari, diikuti dengan cahaya matahari pagi yang menyelinap dibalik tirai kamar Sanemi dan Giyu, kedua insan itu masih terlelap tidur. Terlihat kelelahan karena olahraga malam yang cukup menguras banyak tenaga.

Mata Giyu perlahan-lahan mulai terbuka, kala ia sadar badannya serasa ditimpa gajah besar yang ternyata adalah Sanemi. Matanya terbuka dan menatap Sanemi yang tidur di dada bidangnya, Giyu meletakan tangannya dipucuk kepala Sanemi. Mengelus surai putih itu dengan halus, seolah tak mau membuat insan yang disayanginya itu terbangun dari tidurnya yang lelap.

Baru saja Giyu mau bergerak duduk di kasur, tiba-tiba perutnya dan holenya keram mendadak.

"ATCH!!" ia kembali ke posisi awalnya yang semula tertidur, perlahan-lahan Giyuu mencoba bergerak tapi perutnya semakin keram. Sanemi yang merasa pergerakan langsung terbangun dan bergerak mendadak.

"ANGGHH!" Sanemi yang baru bangun langsung melihat kebawahnya, lalu tersenyum jahil.

"Oh masih nyatu ya?" Sanemi tersenyum jahil kala ia sadar miliknya masih menyatu dengan Giyu. Giyu langsung menatap Sanemi tajam, diikuti dengan seluruh badannya yang ikut memerah.

Dengan sengaja Sanemi menggerakan badannya, sedikit lebih dalam dari pada yang dilakukannya tadi. "AHHHNGGG" terlihat tonjolan besar dari dalam perut Giyu, Sanemi tertawa pelan.

"Besar juga kalo di dalam" ia mengelus tonjolan yang ada di dalam perut Giyu sambil tersenyum ke arah Giyu.

"S-sakit!" Giyu memukul kepala Sanemi pelan, Sanemi masih tetap tertawa, ia malah makin tertawa kala Giyu memukul kepalanya.

"Apa sih yangg?" Sanemi tertawa jahil.
"Keluarin! sakit tauu!" mata Giyu sedikit berair, ia merasa holenya tergesek-gesek dibawah sana. Dengan cepat Sanemi merubah ekspresinya, wajahnya terlihat menyesal.

"Maaf, yangg" Kepalanya sedikit menunduk melihat keadaan hole Giyu yang melahap semua bagian penisnya, bodily liquid yang tadi malam menghiasi badan mulus Giyu telah mengering.

Perlahan-lahan Sanemi bergerak mengeluarkan penisnya dari hole Giyu. "Yangg, aku keluarin ya?" seiring pergerakan Sanemi, Giyu menutup seluruh bagian wajahnya dengan jari-jemarinya.

"A-Ahnghhh Sannnh" Tak tertinggal bunyi desahan yang keluar dari bibir kecil Giyu. Sanemi menghela nafas kala benda itu telah sepenuhnya keluar dari hole Giyu, hole itu mengeluarkan sisa-sisa sperma yang tadi malam menjadi saksi bisu kenikmatan mereka berdua.

Sanemi terbaring disamping Giyu sambil
mengelus-elus rambut biru dari orang yang berada tepat di dalam rangkulannya. Sanemi mengecup pelan pucuk kepala Giyu.

"I love you, Hunnn" Sanemi menciumi semua bagian wajah Giyu. Giyu tertawa pelan sambil mencoba mendorong kepala Sanemi.

"Udah ih! Love you-nya kalo habis dikasih jatah doang" Giyu protes walau wajahnya tetap terlihat berseri. Sanemi yang mendengar perkataan Giyu langsung berhenti mencium wajah Giyu.

"Aku ngga gitu" Wajahnya mengkerut tanda menolak apa yang dikatakan Giyu.

"Aku sayang kamu setiap saat tau" Wajahnya terlihat serius menatap Giyu, Giyu hanya menatap Sanemi sambil sedikit mendongak keatas.
"Aku sayang kamu terus terus, aku cinta kamuu" bibir Sanemi sedikit dimajukan, membuat Giyu yang berada di pelukannya tertawa kecil.

"Apasih ga jelas deh" Lelaki pendek itu cekikikan melihat tingkah Sanemi yang terkesan manja, memang sudah menjadi habitat Sanemi kalau sehabis diberi jatah, paginya langsung adem, kemayu, manja-manja gimana gitu. Kadang Giyu juga heran kenapa mendadak berubah sifatnya.

"Yangg, mandi bareng ayoo" Mata sanemi menatap Giyu intens, seolah-olah mata tajam itu berkata 'jangan nolak' Giyu langsung mengiyakan ajakan Sanemi. Mendadak pula wajah itu berubah menjadi senyum lebar yang menunjukan deretan gigi putih Sanemi. Lelaki itu menggendong Giyu kedalam kamar mandi dan mendudukan dirinya dan Giyu di bathtub yang kemudian diisi air hangat.

Di dalam bathtub Sanemi memangku Giyu, dapat Giyu rasakan dibawahnya ada benda yang baru saja memasuki dirinya tadi malam, tapi melihat bahwa fokus Sanemi bukan menggoda dirinya, Giyu hanya terdiam sembari menikmati gosokan tangan Giyu di punggung belakangnya.

Dapat dirasakan Sanemi menggosok punggungnya dengan sabar seolah ia sedang mengurus anaknya sendiri. Sanemi menggosok-gosok rambut Giyu yang telah diberi sabun. "Sane.." Panggil Giyu, pasalnya ia cukup bosan karena Sanemi hanya sibuk merawat tubuhnya. Sambil terus menyampoi Giyu, lelaki dibelakangnya hanya berdeham pelan.

"Kamu sayang aku ngga?" Giyu bertanya, ketika ditanya begitu Sanemi langsung menghentikan pergerakannya.

"Maksudnya kamu gimana?" Suara Sanemi terdengar datar ditelinga Giyu, dangan cepat pula Giyu menggelengkan kepalanya.
"Engga-engga, ga jadi"

"Kamu masih ragu sama perasaan aku-" Omongan Sanemi terpotong oleh Giyuu.

"E-engga! maksud aku ngga-" Sanemi menolehkan pipi Giyu ke kiri, dengan cepat bibir mereka saling menempel satu dengan yang lain. Sanemi mencium Giyu dengan lembut seolah menyalurkan perasaan yang dirasakannya kepada Giyu selama ini.

Pagutan keduanya terlepas, Giyu termenung lalu didengarnya Sanemi berkata

"You mean so much to me, Tomioka."
Giyu hanya terdiam, begitu pula dengan Sanemi yang kembali melanjutkan aktivitasnya membersihkan tubuh Giyu.

Selesainya mandi, Sanemi meletakan tubuh Giyu yang sudah kering ke atas tempat tidur. ia membuka laci lemari kecil disamping tempat tidur dan mengambil lube untuk kembali di oleskan ke hole Giyu. Dengan pelan dibukanya kedua paha Giyu, matanya terfokus ke hole Giyu dan mengoleskan lube itu dengan hati-hati.

"Nghhh.." Giyu menutupi mukanya dengan bantal, mencegah Sanemi mendengar desahan yang dikeluarkan. Walaupun dirinya sendiri tahu, usaha yang diperbuat tak berguna sama sekali karena Sanemi dapat mendengar desahannya dengan sangat jelas.

Setelahnya lube itu disimpan ditempatnya, Sanemi menaikkan celana Giyu yang tadi sempat diturunnkannya. Badannya berbaring disamping Giyu, sedikit dibukannya baju yang Giyu pakai. Tangannya meraba-raba perut Giyu, mengelusnya pelan sembari mengendus-endus rambut harum Giyuu.

"Aku sayang kamu, San"

Sanemi giyuu are terribleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang