Hari Senin adalah awal hari yang baru untuk satu Minggu ke depan, berbagai kegiatan akan di mulai lagi setelah jeda satu hari.
Seperti pada sekolah lainnya, kegiatan yang selalu wajib di lakukan tiap sekolah adalah upacara bendera.
Off course menetap pada kegiatan berdiri selama 30 atau 45 menit itu sedikit membuat jenuh, tidak mungkin tidak.Tak seperti hari Senin biasanya, El akan mengikuti kegiatan upacara dari awal hingga akhir. Namun hari ini ia memutuskan untuk tidak mengikutinya, ia lebih memilih mendekam sendiri di dalam kelasnya.
El membenamkan wajahnya di antara lipatan tangannya di atas meja, tubuhnya lumayan lelah karena semalam ia baru pulang jam 1 akibat ada mobil rusak yang datang saat mereka akan tutup, El sebenarnya ingin menolak karena sudah letih, namun ia kasihan orang itu haru melakukan perjalanan sedangkan bengkel tidak ada yang buka lagi.
Akhirnya ia memilih menyelesaikannya.Sempat ada beberapa anak OSIS yang masuk ke dalam kelas, untuk memastikan siswa siswi ikut upacara.
Tapi syukur El tidak ketahuan karena dirinya duduk pada barisan paling belakang, apalagi dirinya yang tertidur di atas meja jadi ia tidak terlihat sama sekali.7.45 para teman temannya sudah memasuki kelas, El merasakan kehadiran teman temannya yang duduk disampingnya.
"El tumben lu kagak ikut upacara" ucap bintang.
"Hmm"
"Alasannya bego bukan hmm" ujar Ken.
"Males gua" jawabnya.
"Waww suatu keajaiban El ternyata bisa males juga gesss" teriak bintang heboh.
"Heh diem njir, tu volume suara Lo kayak toa dah" ucap Ardy.
"Yee sewot Mulu lu"
"Woii Bu Siti terpantau dalam jarak 5 meter, cepet" teriak sang ketua kelas mereka yozi yang juga menjabat sebagai tukang pantau guru masuk.
Para siswa yang awalnya heboh dan berkeliaran itu semuanya kembali rapi lagi.
"Nah mantan " ucap yozi sembari memberikan jempolnya.
"Assalamualaikum anak anak" salam Bu Siti saat masuk.
"Waalaikumsalam buk" jawab anak anak dan ada beberapa yang tidak.
"Baik silahkan berdoa menurut kepercayaan masing masing" peri Tah Bu Siti, para siswa mengikutinya ada yang membuka tangan dan ada juga yang menyatukan tangannya.
"Selesai" instruksi Bu Siti.
"Buk" panggil salah satu siswi yang ada di pojok kiri paling depan.
"Ya Naya ada apa"
"Kita janji ulangan hari ini kan" ucapnya.
Semua siswa di dalam kelas itu melotot bahkan ada juga yang berdiri menatap Naya tajam seakan akan ingin memangsanya.
"Pada kenapa? Naya betul kan?" Ucap gadis itu.
"Iya nay iya, betul banget saking betulnya pengen banget gua gantung lu di tiang bendera" ucap Ken tersenyum paksa kepada Naya.
"Nanti kita bahas itu, sekarang ibu ada pemberitahuan sama kalian"
"Pemberitahuan apa buk?"
"Jadi kalian akan mempunyai teman baru, dia pindahan dari Jakarta. Ibu harap kalian dapat berteman dengan baik" ucap Bu Siti.
"Pindah? Di kelas dua belas enggak salah tu buk?"
"Iya, ini dah tengah semester juga."
"Jangan jangan dia anak nakal ya buk, jadi di pindahin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Elgara Bramasta (END)
Teen FictionDia Elgara Bramasta, seseorang yang pergi karena ke egoisan keluarganya. Menyiksa dirinya yang tak tahu apa apa, dan lebih percaya dengan seseorang yang bisa di sebut penghancur.