Seperti hari bisanya, pagi ini di mulai dengan El yang bangun pukul 06.00, cukup cepat. Awalnya dia ingin melanjutkan tidurnya kembali namun ketika di pikir jika ia tidur lagi yang ada dirinya akan bangun pukul 09 nantinya.
Selesai dengan kegiatannya di kost ia pun memakai sepatu serta jaket siap untuk berangkat sekolah.Cklek
Howww lihat seperti kemaren, pagi ini Ravin kembali berdiri di depan pintu kostnya dengan sebuah plastik yang di jinjingnya.
"Ngapain lagi?" Ucap El.
"Ini Abang bawakan sarapan, kamu belum sarapan kan" jawab Ravin persis sama dengan jawabannya kemaren.
"Gua memang belum sarapan dan juga ngak mau sarapan jadi silahkan pergi" usir El melewati Ravin.
"El tunggu, Abang udah usaha Lo pagi pagi beli makanan buat kamu" ucap Ravin memelas.
"Pikir gua peduli? Enggak, lagian gua juga ngak nyuruh buat beliin sarapan kan? Toh gua juga mampu buat beli, gua ngak se miskin itu btw" ujar el.
"El tapi Abang cuma-"
"Cuma apa? Udah ya mending jangan ganggu gua lagi please banget, gua ngak mau berantem lagi sama adek kesayangan Lo itu ngerti?"
"Maksud kamu?"
"Goblok, gua ngak mau lagi adek Lo itu marah marah ngak jelas dan nuduh gua ngemis perhatian sama kalian. Sorry ya dari zaman keluarga Lo buang gua sejak saat itu gua ngak harepin lagi yang namanya kasih sayang sama keluarga jadi stop peduli dan stop buat nemuin gua lagi paham Lo, dan satu lagi sampein juga sama Tuan David yang terhormat buat ngak ganggu gua juga" lepas mengatakan itu El langsung menaiki motornya dan pergi dari sana, meninggalkan Ravin yang meremas makanan yang ia bawa , lagi lagi karena Abian ia sungguh benci.
Berbeda dengan El yang menggerutu sepanjang perjalanan karena dirinya harus ngebut untuk ke sekolah, jalanan yang sudah ramai membuatnya susah untuk menyalip.
"Ck Ini gara gara si ravin, tu orang nyusahin kalo dia ngak Dateng kan gua juga ngak harus ngebut njir" dumel El.
Tin
Tin
Tin
El mengklason ibu ibu yang ada di depannya, sungguh kesal dirinya sudah ingin memakai kecepatan 80km/jam tapi ibu yang di depannya ini santai seperti siput, malah dia belo kiri lampu sen nya ke kanan lagi bikin emosi sumpah. (Hayo siapa yang ketemu kayak gini)
Tepat pukul 07.00 El sampai di sekolahnya, ia sangat bersyukur tidak terlambat karena jika terlambat ia harus menunggu hingga jam 08 sampai pagar di buka lagi, dan setelah itu akan mendapatkan poin juga, aduhh El tidak mau itu.
Setelah memarkirkan motornya ia langsung menuju ke kelas, disana sudah ada teman temannya yang duduk di tempat masing masing.
"Tumben el" ucap Ardy.
"Jalan rame, tadi bg Ravin juga ke kost" jawab El sembari duduk dan meletakkan tasnya di atas meja.
"Hah bg Ravin, maksud Lo yang kemaren anterin Lo itu kan" ujar Ken.
"Hmm iya"
"Ngapain dia?" Tanya erlino.
"Bawa sarapan, tapi gua ngak mau. Lagian gua juga males nanti ketemu curut yang nuduh gua rebut perhatian keluarganya"
"Emm tapi nih El Lo jangan tersinggung ya, disini kan keliatan kalo ayah sama Abang Lo itu mau Lo balik lagi, dan mereka juga udah sadar sama perbuatannya. Terus kenapa Lo ngak terima aja? Lo balik lagi kesana dan usir deh tu anak pungut" sahut bintang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elgara Bramasta (END)
Teen FictionDia Elgara Bramasta, seseorang yang pergi karena ke egoisan keluarganya. Menyiksa dirinya yang tak tahu apa apa, dan lebih percaya dengan seseorang yang bisa di sebut penghancur.