Maafin raran yg baru update. Capek bgt lagi:)
Tapi untung hari ini bisa update ehehe
Happy Reading guys ❤️08.10 WIB
Seorang gadis tengah berlarian di trotoar jalan menggunakan high hils lima centinya. Langkahnya terhenti ketika sampai di sebuah penyebrangan jalan untuk pejalan kaki. Kemudian ia menoleh ke kanan dan kiri untuk memastikan tidak ada kendaraan yang melintas. Setelah memasuki Gedung pencakar langit, ia bergegas menuju ruang kerjanya.
Ruangan bertulisakan 'Devisi Perpajakan', dengan beberapa orang di dalamnya, termasuk gadis yang baru saja datang.
"tumben lo telat, Ca?" tanya seseorang yang baru saja datang dari pantry membawa secangkir kopi, dengan id card bertuliskan Ify Avkilla.
"mobil gue mogok. Sialan banget emang. Mana gue belangkatnya mepet, mobil pake acala ngambek." Ocehnya tiada henti.
Perkenalkan dia adalah Devina Asha Adrian. Biasa di panggil Aca oleh teman dan keluarganya. Seorang gadis berusia 22 tahun yang baru saja memasuki dunia kerja. Mereka sekarang bekerja di salah satu perusahaan ternama di Ibu kota, sekitar tiga bulan lamanya.
Keluarga Asha berasal dari Bandung dan pindah ke Jakarta saat Asha memasuki bangku perkuliahan.
"untung lo dateng ngga telat banget. Soalnya, pagi ini bakal ada apel pagi."
Asha mengernyit bingung. "apel apaan? Udah kaya dinas aja pake apel segala."
"lo kerja tiga bulan ini, udah tau bos lo yang mana?"
Dengan polosnya Asha menggeleng kan kepala.
"nah itu. katanya sekalian bakal di perkenalkan secara resmi. Denger denger si bos ganteng. Tapi irit kata, mana disiplin banget lagi, trus moodyan banget. Jadi kalo lagi badmood, dia dalam mode senggol bacok." Jelas Ify dengan ekspresi di buat buat.
"ih selem banget. Seliusan ngga lo?" tanya Asha memicingkan mata curiga.
"yaudah kalo ngga percaya, liat ntar."
Beberapa menit kemudian, benar saja seluruh karyawan dikumpulkan di aula kantor. Suara riuh memenuhi ruang aula. Karena jarang sekali sang atasan membuat acara seperti ini. Apa lagi, sang atasan jarang terlihat oleh karyawan. Ruangan yang berada di lantai 20, yang membuat sang atasan jarang terlihat oleh para karyawannya. Di tambah sang atasan menggunakan lift khusus petinggi.
"telnyata kalyawan disini banyak juga ya?" gumam Asha yang membuat Ify menoleh.
"ya, menurut L aja. Perusahaan segede ini, kalo ngga ada karyawan ya ngga mungkin."
"ngegas banget jawabnya."
Sang pembawa acara sudah membuka acara pagi ini, dan sekarang memasuki acara inti dari apel. Memperkenalkan sang atasan secara resmi.
Seorang lelaki berpakaian formal lengkap dengan jas hitamnya berdiri di depan para karyawan. Menatap dengan tatapan yang sulit diartikan.
"selamat pagi. Perkenalkan saya Sagara Putra Perwira. Anak dari pemilik perusahaan Perwira. Senang bisa bertemu dengan kalian disini. Saya harap, kita semua dapat bekerja sama dan menjalin komunikasi dengan baik. Sehingga dapat membawa perusahaan ini semakin berkembang. saya harap, kalian berbuat jujur, disiplin. dan yang paling penting, kalian harus selalu disiplin dalam bekerja. Saya tidak akan mentolerir kesalahan yang menyangkut dengan pekerjaan kalian." Jelas sang atasan yang bernama Sagara.
"ih benelan selem, Fy." Bisik Asha bergidik ngeri.
"gue bilang juga apa. makanya, ngga usah aneh aneh deh lo."
"gue kalem, gue diem." Celetuk Asha dengan wajah polosnya.
Mendengar jawaban Asha, membuat Ify mempunyai ide menjahili sang sahabat. Tangan Ify bergerak pelan ke punggung Asha. Kemudian menarik ujung rambut Asha yang membuat nya memekik.
"AAA sakit bego." Pekik Asha yang membuat para karyawan menoleh kearahnya. Tanpa terkecuali. Apa lagi mereka berada di barisan paling depan bisa di bilang.
Saga pun menatap Asha dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Asha yang merasa di perhatikan hanya bisa menunduk malu.
" satu lagi. Saya tidak suka dengan orang yang ceroboh. Seperti yang baru saja terjadi. Sekian terima kasih." Ucap Saga menutup apel paginya dan pergi meninggalkan aula.
"elo sih If, pake acala ngagetin gue. kalo di tandai gimana hah?"
"ehehe. Ya sorry, ngga sengaja."
.
.
.
Rumah Asha, 17.05 WIB
Asha baru saja memasuki rumahnya. Terdengar suara orang tua nya yang mengobrol di ruang tamu. Asha tersenyum melihatnya, ia bersyukur mempunyai keluarga yang hangat.
"assalamualaikum daddy mami."
"walaikumsalam. Eh udah pulang anak mami."
Asha mencium punggung tangan kedua orang tuanya. Kemudian mendudukkan diri di single sofa.
"kok tumben jam segini baru pulang?" tanya Abi, daddy Asha.
"mobil Asha mogok. Ini balu di ambil pas pulang, makanya telat."
" kan daddy udah bilang, beli baru aja. Dari pada mogok terus."
"iya. Nanti biar daddy sama mami yang cariin deh." Sahut Syifa, mami Asha .
"engga ah. Nanti aja kalo Asha udah punya uang sendili, balu beli."
"terus uang daddy mau di kemanain? Kalo ngga buat kamu."
" ya buat apa kek." Kata Asha terkekeh.
"yasudah, kamu mandi dulu habis itu dinner bareng."
"aye aye mami."
Dua puluh menit kemudian, Asha sudah segar sehabis mandi. Ia mendudukkan diri di kursi rias. Mangambil sisir yang tergeletak di meja. Matanya teralihkan saat menatap sebuah gelang Mutiara warna warni. Gelang yang ia miliki sejak kecil. Ia tersenyum mengingat tentang kenangannya.
"apa kabal kakak tinggiku ya? Eh, PEDE banget di klaim gitu ahaha."
"tapi, sekalang kemana ya dia? Kenapa ngga ada kabal? Sekalang jadi kayak apa, tambah tinggi nggak ya?" gumamnya menerawang bagaimana sang 'kating' sekarang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sekian dulu ya guys. Pemanasan dulu ceritanya, nanti update lagi kalo rame
Uhuyyyy
Oiya, ini ceritanya bakal kubuat ringan. Biar kalian ga dag dig dug pas baca ahaha

KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Kisah
HumorOn Going ARDIAN SERIES 4 Seperti biasa, ngga usah pakai deskripsi. Langsung baca aja sequel ABIMANYU. ketemu sama ACA ditemani SAGA si galak, engga sih, dingin, ah ngga terlalu. Yaudah deh, langsung baca aja. Aku kemas cerita ini seringan mungkin...