Part 4

82 9 0
                                    

Hallo gaesss. Balik lagi sama rarannnn nih 😭
Lama Ngga update, sekarang bisa up lagi.
Tolong kasih votement
Happy Reading ❤️

Perwira Corp, 14.00 WIB

matahari tampak malu malu memperlihatkan sinarnya. Cuaca mendung mulai menyelimuti ibu kota. Setelah pagi menuju siang cuaca terik, namun tiba tiba saat ini mendung menguasai bumi.

Para karyawan masih sibuk dengan pekerjaannya masing masing. Tak terkecuali Asha, di divisi pajak.

"Astagaaaaa. Punggung gue, cha. Kretek kretek bunyinya." Keluh Ify yang merenggangkan ototnya.

Asha memutar bola matanya malas. " dasar, faktor U tuh."

"Enak aja kalo ngomong ngga pake bismillah."

"Bismillah, faktor U tuh."

" untung sahabat gue lo, cha. Kalo nggaaa ihhhhh."

" temen temen. Minta waktunya sebentar, besok pak Saga mau ngadain meeting buat ngecek laporan laporan kita. Semua devisi meeting nya. Tapi ngga semua ikut, cuma perwakilan aja. Untuk divisi pajak, perwakilannya ada saya tentunya sama Asha. Dan keputusan ini ngga bisa di ganggu gugat. Tolong nanti kalau saya atau Asha butuh sesuatu, atau minta laporan kalian bisa bantu yaa." Ucap Pak Bagas, kepala divisi Pajak.

Hal tersebut membuat Asha menganga lebar. Ia harus meeting dan bertemu dengan Saga lagi? Bener bener mimpi buruk.

" pak Bagas. Biasanya kan sama mas Rico, kenapa jadi saya pak?" Protes Asha tidak terima.

" Rico harus handle buat kantor cabang baru. Ngurus pajak dan lain lain. Jadi ngga bisa, saya sudah bilang ngga ada penolakan."



Ify menahan senyumannya. Asha sudah siap siap untuk protes kembali namun pak Bagas sudah pamit undur diri, dan tinggalan Asha meratapi nasib untuk esok hari.



"Ipyyyyy. Bantuin gue napa. Ngga kasihan lo, sama gue." Ucapnya melas.

" gue harus bantu yang modelan gimana? Aneh aneh deh Lo. Udah ngga papa, siapa tau tetiba naik jabatan. Atau naik jadi istri pak bos."



"Amit amit. Jangan sampai. Ogah bangetttt."

.

.

keesokan harinya,

Jam menunjukkan pukul 23.00 malam. Asha masih belum memejamkan matanya. Ia masih memikirkan hal apa yang akan terjadi besok. Karena entah kenapa, ia akan nerveous jika bertemu bosnya.

07.15 WIB

"Mampus gue. Telat, pake acara meeting pagi lagi. Kalau sampai ketahuan pak Saga, beneran mateng hidup gue disana." Geming Asha sambil mengeringkan rambutnya yang basah.

Pukul 07.55, Asha baru sampai kantor. Seharusnya ia datang jam setengah 8, namun apa boleh buat. Ia harus ada dram terlebih dahulu.



Ketika jarum jam menunjukkan pukul 08.15 rapat dimulai. Sudah beberapa divisi mempresentasikan hasil laporan dan kinerja nya.

Asha, ia berada tepat di samping depan Saga. Meja berbentuk Kotak seperti pada umumnya. Hal itu membuat Asha menjadi tambah grogi. Ia hanya menunduk sedari tadi.



"Pak, nanti pak Bagas yang presentasi ya?" Bisik Asha pelan.

Bagas mengernyitkan dahi bingung.

"No no."



"Baik, untuk selanjutnya bisa divisi pajak untuk memulai." Kata Caka sekretaris Saga.

"Sha, buruan."

"Hah? Aku pak?"

Asha menelan ludahnya kasar ketika Bagas menganggukkan kepala.

Asha berusaha menormalkan detak jantung nya.



" ba baik. Sa Saya akan mulai untuk divisi pa pajak."

Saga memperhatikan lembaran kertas di depannya. Sesekali melirik Asha yang akan berbicara. Namun hingga menit ke 5, Asha masih diam sambil membolak-balik laporannya.



" sa saya.."

" tidak ada yang lain di divisi pajak selain dia? Dan pak Bagas, kenapa anda mengajak seseorang yang kurang kompeten dalam hal ini?" Ucap Saga mempertanyakan hal yang janggal menurutnya.

" maaf pak, biasanya Asha bisa melakukan ini. Mungkin hari ini Asha grogi, karna baru kali ini berhadapan sama pak Saga."

"Saya tidak menerima alasan apapun. Kalau yang sudah di tunjuk, otomatis sudah harus menguasai laporan yang dibuat. Juga harus bisa presentasi di depan publik. Kamu, siap nama kamu?" Ucap Saga menunjuk Asha menggunakan dagunya.



" Asha pak." Sahut Bagas, atasan Asha.

Asha hanya menunduk takut. Tidak berani menatap Saga.

" saya tanya dia, bukan anda pak Bagas."

Asha berdehem pelan, menetralkan detak jantungnya. Sebelum, ia menatap sang bos.

"Ma ma af. Saya , saya salah.." jawab Asha grogi.

" saya tunggu kamu di ruangan saya setelah rapat." Kata Saga malas.

'Mampus, gue. Mau di apapun gue nanti.'



"Lanjut ke divisi marketing." Titah Saga arogan.



.

.

.

10.00 WIB

Asha sudah mulai ketar ketir ketika rapat telah usai. Ia tidak berani menatap Saga sedetik pun. Padahal, Saga berada di depan samping nya. Saga tidak memperdulikaan kehadiran Asha.

"Baik, rapat saya akhiri. Tolong, noted yang sudah di sampaikan harus bisa diterakan. Agar bisa lebih baik kedepannya. Sekian, terima kasih. Dan selamat siang."

"Saya tunggu kamu di ruangan saya." Ucap Saga tanpa menatap Asha.

'Beneran mampus gue'


Komen dong, gimana nih kalian yg nungguin cerita iniii
Maap yaaa

Seperti Kisah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang