keenam

13K 1K 7
                                    

Awan bergerak  dengan perlahan di atas sana, berarak bersama langit. Naruto berharap ia adalah awan, bebas bergerak lalu kemudian meninggalkan langit untuk turun ke bumi. Namun kenyataanya, ialah sang langit itu. Tetap diam di tempat yang sama untuk di tinggalkan berkali-kali oleh awan.
Seperti Sasuke yang selalu meninggalkannya.

Kemarin mereka tidak pulang bersama, dan Sasuke dengan mulut temenya berjanji hari ini hanya ada mereka berdua. Namun kenyataanya ia pergi, entah kemana dengan para gadis pesolek itu.
Naruto merasakan kepalnya bedenyut, punggung belakannya pun sakit dan bentonya masih utuh. Ia yakin apapun yang ia makan akan ia muntahkan nantinya. Jadi lebih baik tidak makan sama sekali kan?

"Wah.. wah.. ada kucing pirang kesepian di sini. Kehilangan induk ayammu gaki? " tanpa menoleh Naruto tau itu suara siapa. Kyuubi. Matahari makin bersinar terik dan Naruto merasakan kepalanya berdenyut makin menyakitkan. Ia bakan tak melawan ketika Kyuubi mengambil kotak bentonya.
"Ooh.. kau mulai pintar untuk tidak melawan hari ini ya gaki? " tapi pemuda berambut merah itu tidak akan puas hanya dengan sekotak bento, tangan Kyuubi terulur menarik surai pirang Naruto menjambaknya kasar dan menghempaskan si blonde kembali ke lantai beton atap sekolah.
.
.
Naruto merasakan Kyuubi menarik rambutnya dan menghempaskannya kelantai, ia seharusnya bangun dan melawan, atau minimal berlari menjauh. Tapi ia tau bahwa inilah batasnya. Perasaan kesal ini, rasa sakit ini. Naruto sudah lelah dengan semuanya.
Jadi ia tidak akan bangun. Naruto memejamkan matanya. Toh Sasuke juga tak datang menolongnya. Pembohong.

Semua terasa berputar, dan sebelum semuanya menjadi gelap, Naruto mendengar suara pintu yang di banting keras.
.
.
.
Naruto melupakan satu hal.. berapa kalipun awan meninggalka lagit, ia akan selalu kembali ke sisi langit. Selalu.

Our story *sasunaru yaoi*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang