Keempatbelas

10.4K 830 21
                                    

Sasuke menguap ketika merasakan cahaya mentari merambat menebus pori-pori kulit punggungnya dengan glitikan hangat yang nyaman. Ia mengerjap dengan matanya yang terasa perih.
Rambut pirang Naruto bergoyang terhebus angin menggelitik leher jenjang Sasuke. Matanya tertutup dengan kelopak berbulu lentik yang indah, Naruto dan tidur ayamnya ketika menikmati sinar mentari.

Sasuke melirik langit biru tanpa awan, mentari masih membelakangi mereka.
Ia ingat dulu Naruto yang dobe mekatakan bahwa mataharilah yang mengelilingi bumi, ia dengan cahanya yang menyengat membuat matahari takut bumi meninggalkannya. Tapi matahari tidak memiliki tangan, jadi sebagai gantinya ia mengelilingi bumi terus menerus.
Sasuke tentu mengatakan yang sebaliknya karena ia membacanya dalam buku IPA. Si dobe dengan teori dobenya.

"Dobe bangun. Kita akan terlambat jika terus-terusan berjemur disini." Sasuke berujar dengan menyenggol puntak Naruto. Si pirang merengut dengan tangan yang mengucek matanya, Naruto berdiri namun keseimbangannya hilang seiring dengan pening di kepalanya.
Tangan lebar Sasuke dengan sigap menangkap lengan Naruto dengan reflek yang sudah ia hapal.
Naruto masih brkedip dengan pandangan blur dan Sasuke tanpa sepatah katapun menaruh sang sahabat dalam punggung tegapnya yang nyaman.

Naruto terkekeh dan menyamankan posisinya pada punggung Sasuke.
Memerlukan waktu sekitar 10 menit untuk menuruni tangga dari atap gedung menuju lantai apartement mereka. Dan Naruto akan memanfaatkan waktu tidur tambahannya dengan sebaik mungkin.
.
.
.
.
Menurutmu apa yang terjadi pada bagian bumi yang tidak diterangi oleh matahari? Bagian itu membeku dalam kedinginan. Dan tak ada yang dapat hidup dalam waktu lama di sana. Bumi mengelilingi matahari karena ia tak memiliki tangan untuk mendekapnya. Karena ia akan mati tanpa matahari. Mati beku dalam kedinginan.
.
.
.
Seluruh kelas tau jika Naruto adalah pemuda yang usil. Namun hanya segelintir orang yang tau jika Uchiha Sasuke memiliki level keusilan yang nyaris sama dengan si pirang.

Hari ini mereka diantar Itachi menuju sekolah. Pemuda itu tampak lelah dengan kantung mata dan pinggang yang sakit akibat tertidur di sofa.
Naruto melambaikan tangan dengan ceria ketika Uchiha sulung itu pergi dan Sasuke memberikanya tatapan 'jangan datang lagi'.

Sasuke menyeringai dibalik topeng datarnya ketika Haruno Sakura berjalan dengan hentakan kaki yang begitu angun kearahnya.
"Sasuke-kun, aku dengar kau ijin selama dua hari ini?" Gatis itu perujar dengan tangan berjari lentik bergerak menelusuri lengannya seperti ular betina melilit mangsa.
Sasuke persumpah ia gatal ingin menepis tangan itu.

Ujung onyxnya melirik Naruto yang merengut dengan mata yang nyaris berair. Dalam topengnya ia kembali menyeringa.
Tapi permainan harus diakhiri.

"Menjauh dariku Haruno." Sasuke berujar dengan suara yang dapat membekukan apapun. Sakura membolakan kelereng hijau indahnya, begitu pula Naruto.
Gadis itu membuka tutup bibirnya tanpa ada kata yang terucap.
Sasuke melangkah dengan tangan melingkar dipundak Naruto setelah menepis tangan si gadis merah muda dari lengannya.

Para gadis tersenyum setengah menyeringai dihadapan Sakura, see, Uchiha Sasuke akan selalu kembali pada mentarinya nona.
.
.
.
Naruto menatap Sasuke di sampingnya dan Sakura yang teringgal di belakang dengan pandangan kaget. Sasuke mendengus, menutupi kesenangan yang meluap-luap dalam dadanya. Tak ada yang lebih membahagiakan selain membuat dobenya cemburu.

Sasuke mebungkuk menaruh bibir dinginya pada telinga Naruto yang memerah.
"Aku menunggu kencan yang kau janjikan dobe." Bisiknya dalam nada yang memikat.
Ia melangkah mendahului Naruto menuju kelas mereka dengan punggung yang berguncang menahan tawa.
"WHAT?? TEMEEE APA MAKSUMU?!"
.
.
.

Sasuke masih melangkah dengan derap suara konstan yang indah, dengan senyum di ujung bibir tipisnya yang perlahan memudar.

Matahari bersinar dengan mengorbankan dirinya, memancarkan kehidupan dengan mengorbankan nyawanya. Lalu, akan tiba masa dimana matahari kehabisan waktunya untuk hidup lalu mati dengan sebuah ledakan besar dan menghancurkan apapun di dekatnya.
Dan bumi akan ada di sana, di dekat matahari untuk hancur bersama. Bukan sebagai ucapan terimakasi atas kehangatan yang telah ia terima, tapi karena dia tak akan pernah sanggup mati dalam kebekuan tanpa matahari.

Our story *sasunaru yaoi*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang