ketigabelas

10.5K 857 6
                                    

Mobil itu melintas perlahan di tengah gerimis hujan, aroma petrichor tercium samar menembus indra penciuman Sasuke, aroma yang memancarkan kehangatan dan kesepian di saat yang sama.
Pemuda reven itu melirik sekilas sang sahabat pirang yang kini duduk di sampingnya, mengunyan sandwich dengan setengah menggerutu. Sebal karena jam tidurnya terganggu.
.
.
.
Sasuke duduk terdiam di bangku rumah sakit, perlahan mendengarkan suara-suara langkah kaki berpantulan dengan lantai. Tidak membantu sama sekali untuk membuatnya tenang.
Jantungnya berdetak dengan dentuman yang Sasuke yakin dapat menghancurkan rongga dadanya. Keras tanpa dapat ia kendaling meskipun ia ingin.

Itachi duduk tepat di sampingnya cukup dekat namun tidak sampai bersentuhan, sama-sama menunggu dalam diam.
.
.
Dua jam yang menyiksa dan Sasuke nyaris ingin melempar apapun yang ada di sekitarnya ketika akhirnya pintu di sampingnya terbuka.
Naruto keluar dengan wajah seputih kapas dan seorang dokter beramput hitam dengan paras cantik di belakangnya.

"Hei.. " Sasuke berujar dengan senyum yang kaku, dan Naruto membalas sapaannya denga senyum yang sama kakunya. Seolah sebuah benang menjahit bebir mereka dan melarangnya untuk membentuk lengkungan.
Sang blonde melangkah kearah sang reven dengan tangan terulur dan Sasuke menyambutnya dalam pelukan hangan dalam dadanya yang bidang.

Itachi tersenyum dan mengelus surai mentari Naruto.
"Aku akan berbicara denga Shisune-san sebentar, kalian tunggulah di sini." Uchiha sulung berujar dan di balas anggukan pasif oleh si bungsu.
.
.
Sasuke kembali duduk pada bangku rumah sakit. Naruto bersandar pada dadanya dengan mata yang berkedip pelan dalam kelelahan. Tangan Sasuke melingkar di pundak sang sahabat dan jari-jarinya memainkan surai pirang itu perlahan. Degan dagu di puncak kepala Naruto, Sasuke dapat mencium dengan jelas aroma citrus milik sang sahabat, dan betapa ia menyadari bahwa ia benar-benar belum siap jika harus kehilangan aroma tersebut.

Sasuke masih memerlukan Naruto di sisinya, untuk saling menopang satu sama lain.
.
.
.
.
.
Dan hujan masih turun. Naruto mengatakan petrichor adalah bau yang identik dengan perpisahan. Sedangkan Itachi menganggap itu adalah aroma kesedihan, setiap orang memiliki ingatan yang menyedihkan di sudut hati dan petrichor mengingatkan mereka akan hal tersebut.

Our story *sasunaru yaoi*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang