Malam ini Sunoo ikut Sunghoon pergi ke arena balapan. Sebenarnya setiap akhir pekan Sunghoon dan yang lain selalu pergi ke arena balapan, entah hanya untuk menonton atau ikut berpartisipasi dalam balap liar itu. Dan dapat dipastikan jika salah satu dari ketiganya turun, maka kemenanganlah yang mereka dapat.
Sunoo duduk di kursi yang mana di sampingnya ada Sunghoon yang menenggak minuman kalengnya. Banyak mata perempuan disana yang mencuri pandang ke arah Sunghoon karena memang siapa yang bisa mengabaikan paras rupawan dari seorang Park Sunghoon?
Dengan leather jaket dan juga gelang hitam di tangan kirinya. Jangan lupakan 3 tindikan di telinga kiri dan dua di kanan, menambah kadar ketampanan Sunghoon. Sunoo yang berada di samping Sunghoon duduk dengan tak nyaman. Pasalnya selain para perempuan memandang kagum ke arah Sunghoon, mereka juga memandang Sunoo, dengan pandangan sinis dan tentu saja cibiran.
Bagaimana tidak? Posisi duduk keduanya yang terlalu rapat, dengan tangan Sunghoon berada di pundak Sunoo seakan memeluk tubuh Sunoo dan jangan lupakan Sunghoon yang sesekali mencuri ciuman di pelipis Sunoo, walaupun pandangan matanya tetap tertuju ke arena.
Jay melihat semua yang dilakukan Sunghoon kepada Sunoo, namun seperti biasa dia hanya diam. Dirinya tetap berusaha fokus ke arah arena balap dimana ada dua motor berwarna sama sedang mencoba menyalip satu sama lain. Di samping Jay ada Jungwon. Jungwon terlihat sedikit tak nyaman karena memang ini baru pertama kalinya dia datang ke arena balapan seperti ini.
Sunoo awalnya ingin mengajak Jungwon duduk bersamanya, paling tidak supaya Jungwon dan dirinya bisa mengakrabkan diri, namun Sunghoon tak memperbolehkannya menjauh membuat Sunoo harus menahan keinginannya.
Saat mereka masih asik menonton balapan, ada seorang laki-laki dengan pakaian serba hitam mendekati mereka. Sunghoon menatap sinis lalu berdecih.
Park Jisung. Musuh gengnya dari dua tahun lalu.
"Mau balapan sama gue?" tanya Jisung saat dirinya sudah berada di depan Sunghoon.
"Gak," jawab Sunghoon singkat. Dirinya malam ini memang sedang malas untuk turun ke arena.
"Kenapa? Oh takut dilihat pacar pas kalah ya?" tanya Jisung lagi dengan nada meremehkan. Mata Jisung mengerling ke arah Sunoo yang mana langsung memalingkan wajah dan tanpa sadar mencengkeram jaket Sunghoon.
Sunghoon berdecih. "Sejak kapan gue kalah?"
"Malam ini." Tatapan keduanya beradu.
"Gue gak akan kalah."
"Buktikan kalau gitu."
"Oke gue turun."
Seringaian timbul di wajah Jisung.
"Pacar lo boleh juga nih buat hadiah yang menang." Jisung mengedipkan sebelah mata ke arah Sunoo, sedangkan Sunoo melotot tak percaya saat mendengar ucapan dari Jisung.
"Bangsat! Pacar gue bukan barang taruhan!" Sunghoon menarik kasar kerah kaos Jisung.
Jisung terkekeh pelan. "Kenapa? Lo beneran takut kalah?"
"Gue gak takut sialan!"
"Kalau lo gak takut lo harusnya gak perlu panik saat pacar lo jadi taruhan. Lo kan bakalan menang." Jisung menyeringai.
Jay yang mendengar keributan itu mulai bicara.
"Pake dia aja buat taruhan," ucapnya sambil menunjuk Jungwon yang duduk di sebelahnya.
"A–apa?" Jungwon jelas terkejut. Dirinya kesini hanya untuk menemani Jay bukan untuk dijadikan barang taruhan.
"Gak! Biar aku aja yang jadi barang taruhan jangan dia!" Sunoo langsung berdiri dan mendekat ke arah Sunghoon.
Sunghoon menatap Sunoo datar. "Kamu bukan barang taruhan."
"Tapi dia juga bukan barang taruhan." ucap Sunoo sambil menunjuk ke arah Jungwon yang mulai menangis.
"Jadi gimana?" tanya Jisung dengan seringaian semakin lebar.
Sunoo berbalik menatap Jisung. "Aku yang jadi taruhannya."
"Good.. gue tunggu di bawah." Jisung menepuk bahu Sunghoon yang mana langsung ditepis oleh Sunghoon.
Sepeninggalan Jisung, Sunghoon langsung menarik Sunoo dan membuatnya berhadapan dengannya dengan kedua tangan Sunghoon di pundak Sunoo.
"Aku gak akan kasih kamu ke siapa pun!"
Sunoo tersenyum kecil. "Kalau gitu menangkan balapanmu malam ini. Aku juga tidak mau dengan orang itu."
Sunghoon menatap Sunoo lamat lalu perlahan dia menghembuskan nafasnya pelan. Sunghoon menarik Sunoo ke dalam pelukannya. Memberikan kecupan kecil di rambut Sunoo.
Sunghoon melonggarkan pelukannya. Tangannya berpindah ke pipi Sunoo.
"Tunggu aku. Jangan kemana-mana."
Sunoo mengangguk. "I'll wait." Sunghoon mencium bibir Sunoo. Memberi lumatan sedikit sebelum akhirnya dia melepaskan Sunoo dan pergi ke bawah. Tepatnya ke arena setelah sebelumnya menyambar kunci motor di meja.
"Pake motor gue," ucap Jay, Sunghoon mengangguk.
"Titip Sunoo."
"Ya." Dan Sunghoon benar-benar pergi turun arena.
Mata Sunoo tak lepas dari langkah Sunghoon. Jujur saja dia sebenarnya juga takut jika Sunghoon kalah, maka dia harus menjadi milik orang lain.
Lagi.
Sudah cukup dirinya dilempar kesana kemari. Dia hanya ingin berada di tempat dimana dia bersama dengan orang yang disukai dan menyukainya juga. Tanpa ada sesuatu hal yang diinginkan darinya.
Sunghoon sudah memulai balapannya dengan Jisung. Secepat kilat kedua motor itu melesat pergi dari arena. Sunghoon tetap menatap kedepan. Berbagai pikiran buruk mulai berkecamuk di kepalanya.
Jay yang melihat Sunoo diam langsung mendekat. Dia berdiri di samping Sunoo dengan kedua tangan masuk di saku celana jeansnya.
"Percaya sama Sunghoon. Sunghoon gak pernah kalah dalam balapan," ucap Jay. Atensi Sunoo beralih ke Jay. Senyuman miris mulai terukir di wajah Sunoo.
"Percaya ya?" tanya Sunoo, membuat Jay menoleh ke arah Sunoo, sedangkan Sunoo kembali menatap ke depan.
"Terakhir kali aku percaya sama seseorang, aku kehilangan kehormatanku," lirih Sunoo. Jay yang mendengar kalimat Sunoo mengeraskan rahangnya. Dia tau arah ucapan Sunoo membuatnya kini mengalihkan pandangan saat dirasa Sunoo kembali menatapnya.
"Kalau sekarang aku percaya sama Kak Sunghoon, aku akan kehilangan apalagi?"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Run Away || New Version [END]
Fanfic"Ada orang yang ngajak ngobrol Sunoo tadi," lapor Heeseung kepada Sunghoon. Sunghoon menghembuskan asap rokoknya kasar. "Siapa?" "Youngbin, sains 3." "Bawa ke markas jam tiga nanti." Sunghoon membuang puntung rokoknya dan menginjaknya sampai mati. T...