08.

4.9K 454 17
                                    

"Bersikap lembut padanya."

"Jangan ngatur gue."

"Gue serahin dia ke lo buat lo lindungi bukan buat lo sakiti bangsat!"

"That's way I protect him!"

"Cara lo aneh. Kenapa lo lakuin itu?"

"Karna gue mau dia takut sama gue."

"Tapi lo cinta sama dia."

"Itu urusan gue. Untuk sekarang biarin dia benci dan takut sama gue." orang dengan hidung mancung itu mendekati jendela. Memandang lurus ke arah kota malam yang terlihat sunyi dan tenang.

Lawan bicaranya hanya duduk dengan memutar-mutar kotak rubik di tangannya malas.

'Karna kalau dia cinta sama gue, itu cuma bakal jadi penghalang semua rencana kita.'

.
.
.

PYARR!!!

"BRENGSEK!!!"

Seseorang di ruangan itu mengacak rambutnya kesal. Rencananya tak berjalan lancar. Kemarin usaha dirinya melenyapkan salah satu musuhnya gagal.

"Lo kacau Kak."

"Diam!"

Seseorang yang disuruh diam hanya mengangkat bahu. Tangannya masih sibuk bermain gim di ponselnya.

Lee Heeseung duduk saat dia rasa emosinya mulai teredam.

"Si sialan itu kenapa pake acara ganti motor pas pulang. Gue udah nyabotase motornya jadi sia-sia anjing!" gerutu Heeseung.

"Dia pasti gak sebodoh itu Kak. Dia pasti sadar ada yang aneh sama motornya."

Heeseung berdecih. "Pintar menjurus ke licik."

"Mohon berkaca Kak. Kakak sendiri sama liciknya sama dia."

Heeseung menggeram kesal. "Lo kalau mau cari gara-gara mending pergi aja. Gue lagi gak mood ladenin bocah!"

Yang dipanggil bocah melirik sinis. "Gue juga males sebenernya disini, tapi karna amanat dari Kakak kedua, gue harus tetap ada disini sampai dia pulang."

Heeseung mengernyit. "Ngapain dia kesini?"

"Entahlah. Mau bahas rencana baru kali. Yang kemaren kan gagal." jawab bocah itu santai.

"Jangan diungkit lagi!"

"Ya daritadi Kakak marah-marah kan juga karna masalah kemarin. Kenapa gue sekarang dilarang bahas?"

"Stop it, Ni-ki!" Heeseung menekan ucapannya.

Ni-ki yang namanya dipanggil memilih mengangkat tangan. Tak ingin membuat Kakak sulungnya semakin murka.

Brak!!

Suara pintu membentur dinding terdengar nyaring. Pelaku yang membanting pintu langsung menerobos masuk dan duduk di sofa seberang Heeseung dan Ni-ki.

"Jadi ada info apa hari ini?" tanyanya setelah menyampirkan jaketnya ke sandaran sofa.

"Tadi Kak Sunghoon, Kak Jay dan pacarnya Ni-ki lupa namanya, sama Kak Heeseung makan di kantin. Kak Sunoo baru nyusul setelah lima belas menit Kak Sunghoon di kantin."

"Itu aja?"

Ni-ki menggeleng. "Ni-ki tadi disuruh beliin makan. Karena Ni-ki anak baik Ni-ki mau disuruh beliin makanan buat Kak Sunoo."

"Baik my ass!" Heeseung tertawa remeh mendengar ucapan adiknya.

"Diam Heeseung. Belum jatah lo buat bicara!" tegas orang itu membuat Heeseung mengumpat dalam hati.

"Lo disuruh pesen apa?"

"As always, makanan kesukaan Kak Sunoo."

"Nasi goreng?"

Ni-ki mengangguk. "Tanpa acar tanpa kecap pedes sedang."

Orang itu tersenyum miring.

"As always. Makanan kesukaan kesayangan gue."

Ni-ki mengangguk setuju sedangkan Heeseung memutar bola matanya malas.

"Lo tadi kemana? Bukannya lo yang ngajak Sunoo ke kantin?"

"Ke lapangan. Males gue liat si Sunghoon sama Jay. Gue gak kayak lo yang  bisa muka dua di hadapan mereka." jawab orang itu yang tak lain adalah Jake. Teman sebangku Sunoo di kelas, dan juga anak tengah dari Lee bersaudara.

Heeseung tersenyum miring. "Seru tau pura-pura kayak gini. Liat mereka yang nganggep gue temen mereka padahal gue itu salah satu musuh mereka tuh buat gue makin semangat buat pura-pura."

"Dasar faker!" sindiran Ni-ki hanya dianggap angin lalu oleh Heeseung.

Jake ikut tersenyum miring. "Bagus. Tetap jalani peran lo dengan baik. Buat kegagalan yang kemarin gue kasih ampunan buat lo, tapi untuk selanjutnya gue gak mau ada kegagalan lagi. Paham Heeseung?"

"Hm."

"Jadi para Kakak ini udah punya rencana apa?"

Pertanyaan Ni-ki membuat baik Heeseung maupun Jake bertukar tatap dan mulai tertawa. Ni-ki yang melihat kedua Kakaknya tertawa mengernyit bingung, namun tak bisa dipungkiri dirinya mulai merasa sedikit takut saat mendengar suara tawa dari kedua Kakaknya.

Dan Ni-ki yakin rencana kedua Kakaknya kali ini bukanlah sesuatu yang bagus untuk musuh mereka, Sunghoon dan Jay.

TBC/END

[1] Run Away || New Version [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang