"Aku pindah Korea setahun lalu. Udah cukup jelas kan?"
Sunoo mengembuskan nafasnya pelan. Tangannya menopang dagu dengan badan merapat ke balkon. Ingatannya kembali ke malam tadi disaat dia bertanya kepada Sunghoon. Sunghoon besar di Jepang dan baru pindah Korea setahun lalu.
Apa yang tadi malam itu cuma bunga tidur? Tapi kenapa terasa nyata? Batin Sunoo berkecamuk. Dia tak terlalu ingat wajah anak kecil yang bertemu dengannya di mimpi, namun ucapan anak itu masih teringat jelas.
Bocah itu mengenalkan dirinya sebagai Sunghoon.
Sunoo lalu mengerjap. Dirinya baru sadar, nama Sunghoon bukan hanya satu di dunia ini.
Sunoo meringis menyadari kebodohan yang dilakukannya. Sudah jelas dia baru bertemu Sunghoon setahun lalu, mana mungkin dia adalah teman masa kecilnya.
Teman masa kecilnya hanya Jay.
"DOR!!"
Teriakan sekaligus tepukan di bahunya membuat Sunoo sedikit tergeragap kaget.
"Jake!!" Sunoo berseru kesal saat melihat temannya itu tersenyum lebar dengan dua roti berada di tangannya.
Jake melempar satu roti ke arah Sunoo yang untungnya dapat ditangkap oleh Sunoo. Jake mengambil tempat di samping kiri Sunoo. Ikut menyandar ke balkon dengan kedua sikunya berada di pembatas balkon lantai tiga sekolahnya.
"Lo ngapain deh ngelamun di sini sendiri? Gak takut kesambet?"
"Aku males ke kantin. Istirahat pertama pasti rame." Sunoo membuka bungkus roti dan mulai menggigit makanan bulat itu.
"Mhakasihhh hotinhaaa..." Sunoo berbicara dengan tetap mengunyah rotinya membuat Jake berdecak dan menyeka sudut bibir Sunoo yang terdapat selai.
"Telan dulu baru ngomong bayi."
Sunoo hanya tersenyum. Kini dirinya kembali melihat ke bawah, tepatnya ke arah lapangan di mana ada Sunghoon dan yang lain sedang bermain basket. Pipi Sunoo sedikit memanas saat melihat Sunghoon menyibakkan rambutnya ke belakang.
Semua gerak-gerik Sunoo terekam jelas di kedua netra Jake.
"Alibi aja kan bilang kantin rame. Aslinya emang lo mau liatin pacar lo main basket." sindir Jake membuat Sunoo dalam hati membenarkan.
"Udah mulai suka nih sama Kak Sunghoon? Udah gak takut lagi?"
Kunyahan Sunoo terhenti. Kini dia meremat bungkus roti erat.
Apa iya dia mulai suka sama Sunghoon?
Akhir-akhir ini memang Sunghoon mulai berubah. Tak lagi kasar dan mengintimidasi. Sunghoon mulai melunak dan jujur saja Sunoo mulai nyaman dengan Sunghoon yang sekarang.
"Entahlah Jake. Aku emang mulai ngerasa nyaman sama dia, tapi rasa takutku sama dia juga masih ada."
Kini giliran Jake yang meremat bungkus rotinya kencang.
"Kak Sunghoon sekarang mulai perhatian sama aku dan udah jarang berbuat semaunya. Kamu juga lihat kan? Sekarang aku bisa berdiri di sini padahal Kak Sunghoon lagi main basket di bawah, dan aku merasa senang saat dia tak lagi menyuruhku untuk selalu berada di sisinya. Menurutmu apa aku udah mulai suka sama dia ya Jake?"
Jake menatap Sunoo cukup lama. Tatapan matanya tak terbaca sama sekali membuat Sunoo sedikit bingung.
"Jak–"
"Lo akan tau nanti."
"Eh?" Kernyitan di dahi Sunoo muncul. Tak paham dengan maksud ucapan temannya itu.
"Pelan-pelan lo akan tau perasaan lo seperti apa Sunoo. Yang lo perlu lakuin sekarang cukup menikmatinya, karna kita tak tau kan apa yang akan terjadi kedepannya?"
Sunoo mengangguk. Benar juga apa yang diucapkan Jake. Sunoo hanya perlu menikmati saat dimana Sunghoon mulai baik padanya.
"Oh iya besok pengambilan rapor kan? Siapa yang ngambil rapor lo?"
Pertanyaan tiba-tiba dari Jake membuat Sunoo mengerjap.
"Mungkin asisten Kak Sunghoon lagi. Semester kemarin gitu soalnya."
"Loh emang ortu lo kemana?"
Sunoo tersenyum tipis. "Ortuku kan udah meninggal Jake."
Jake meringis. "Ma–maaf Sunoo gue lupa."
"Gapapa Jake."
"Emang lo udah gak ada sodara Noo? Ehm maksud gue kakek atau nenek gitu?"
Sunoo menggeleng. "Setelah gue bangun dari koma, gak ada satu pun keluarga yang dateng Jake. Aku juga gak tau sebenarnya aku masih punya saudara atau enggak."
"Kok gitu?" Jake mengernyit bingung.
"Kecelakaan itu ngebuat sebagian ingatan gue hilang Jake. Gue bahkan lupa orang tua gue siapa. Yang gue inget malah Jay doang. Dia temen kecil gue."
Jake mengangguk mengerti.
"Gue sebatang kara Jake. Gue udah gak punya siapa-siapa. Semua yang ada di dekat gue itu orang yang gak ada hubungan darah sama gue Jake."
Pandangan Sunoo lurus ke arah langit. Sebagaimana pun dia mencoba mengingat tentang keluarga dan saudaranya, belum ada ingatan sedikit pun yang muncul di memorinya.
Jake menatap Sunoo yang kini mulai masuk ke dunianya sendiri. Jake menatap sendu ke wajah Sunoo yang kini menutup matanya, seakan menikmati embusan angin.
'Lo salah Noo. Lo masih punya gue.'
'Gue saudara lo Sunoo.'
TBC/END
![](https://img.wattpad.com/cover/298778118-288-k274654.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Run Away || New Version [END]
Fiksi Penggemar"Ada orang yang ngajak ngobrol Sunoo tadi," lapor Heeseung kepada Sunghoon. Sunghoon menghembuskan asap rokoknya kasar. "Siapa?" "Youngbin, sains 3." "Bawa ke markas jam tiga nanti." Sunghoon membuang puntung rokoknya dan menginjaknya sampai mati. T...