06.

5.6K 522 14
                                    

"Kenapa dia pake motor Jay?!"

"Ya mana gue tau."

"Kenapa lo gak mastiin dia pake motornya sendiri?"

"Gue bukan babysitternya yang harus mastiin semua kebutuhannya."

"Tapi kalo kayak gini rencana kita jadi gagal Heeseung!"

"Ya bukan salah gue kalo Sunghoon gak pake motornya sendiri!"

"Lo gak berniat berkhianat kan?"

"Ngapain gue khianatin keluarga gue sendiri?"

"Besok pastiin semua rencana kita berhasil, gue gak mau tau!"

"Iya, adik."

.
.
.

"Beneran gak mau nginep?"

Pertanyaan yang sudah dilontarkan sekitar tiga kali oleh Sunghoon membuat Sunoo sedikit jengah.

"Nggak Kak Sunghoon. Aku harus mengerjakan tugasku."

"Kan bisa dikerjakan di rumahku. Sekalian kita selesaikan bersama."

Sunoo memutar bola matanya malas. Ucapan Sunghoon tak mungkin benar. Tak mungkin jika malam ini Sunoo menginap, mereka berdua akan mengerjakan tugas. Sudah dapat dipastikan 'tugas' yang lain yang dimaksudkan oleh pemuda bersurai gelap itu.

"Enggak Kak. Aku juga harus membersihkan rumahku."

Sunghoon menghela nafasnya kesal. Sunoo yang mendengar hela nafas Sunghoon sedikit mengernyit.

Mode manja Sunghoon muncul lagi? Begitu pikirnya.

Sunoo menggapai tangan Sunghoon yang berada di atas kemudi. Mengelusnya lembut membuat rahang Sunghoon yang mengeras mulai mengendur.

"Malam ini saja ya.. besok aku akan ke rumah Kakak." ucap Sunoo lembut.

Jujur malam ini dirinya sangat lelah. Dari pagi sampai malam dia bahkan tak lepas dari Sunghoon. Dan ini merupakan waktu yang tepat untuk dirinya merasakan sedikit kebebasan.

Cukup lama mereka saling bertukar pandang. Sunghoon mengalihkan pandangannya ke tangan Sunoo yang berada di atas tangannya. Sunoo yang melihat tatapan Sunghoon sontak ingin menarik tangannya namun dengan cepat Sunghoon menahan dan dengan sengaja ganti menarik tangan Sunoo cukup kencang sehingga membuat Sunoo tertarik mendekat.

Cup!

Butuh beberapa sekon untuk Sunoo menyadari apa yang terjadi sekarang. Bibir Sunghoon berada di dahinya. Mengecupnya lembut membuat perasaan Sunoo menghangat.

Sunghoon menangkup kedua pipi Sunoo. Mengelusnya lembut seakan pipi Sunoo adalah bahan yang mudah hancur.

"Hubungi aku jika terjadi apa-apa."

Bagai terhipnotis Sunoo menganggukkan kepalanya. Sunghoon lalu kembali memasang helmnya dan mulai melajukan motornya. Meninggalkan Sunoo yang masih termangu dengan tangan mulai meraba keningnya yang sempat dikecup sang pacar.

*****

Sunoo selesai membersihkan dirinya. Kini dia duduk di tepi ranjang, dengan tangan masih sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk. Tatapannya tertuju langsung ke arah cermin yang memantulkan bayangan dirinya.

"Lo gak bakal kehilangan apa-apa karna Sunghoon yang akan ngembaliin semuanya."

Ingatannya memutar kembali ke jawaban yang Jay berikan tadi, membuat gerakan tangannya berhenti.

"Maksud kamu apa Jay?" Sunoo bingung. Selama ini semua hal yang berharga di dirinya sudah habis direnggut oleh Sunghoon.

Namun kenapa Jay mengatakan seperti itu?

Apa ada hal yang dirinya tak tau mengenai Sunghoon?

****

"Sunghoon berantem lagi, lo gak mau berhentiin pacar lo?" tanya Jake teman sebangkunya Sunoo.

Sunoo mengalihkan pandangannya dari buku paket matematika. "Pasti ada teman-temannya yang lain. Mereka aja yang berhentiin Kak Sunghoon sepertinya udah cukup."

Jake berdecak. "Justru karna ada temen-temennya, berantemnya pasti bakalan lebih lama. Lo tau kan gak ada yang berani buat ganggu Sunghoon?"

Sunoo menghembuskan nafasnya pelan. "Ya terus aku harus gimana? Kamu pikir aku bakalan berani ngusik Kak Sunghoon? Ini aja udah ngucap syukur aku gak diajak ke kantin sama dia."

"Tapi anak orang bisa mati Sunoo.. lo gak kasihan??"

Ucapan Jake mulai mengusik Sunoo. Dirinya meremat buku paketnya, merasa bingung.

Apa dia harus ke kantin? Tapi dirinya juga takut bakal kena imbasnya kalau mengganggu kesenangan Sunghoon.

Sunoo lalu berdiri sampai kursi yang didudukinya termundur sedikit menimbulkan suara berderit. Jake yang berdiri di samping Sunoo tersenyum senang membuat Sunoo memutar bola matanya malas. Sunoo lalu berlari ke arah kantin, dengan Jake yang mengikutinya di belakang.

Tangan Jake dengan cepat mengetik pesan kepada seseorang.

'Sunoo udah ke kantin.. sisanya lo yang urus.'

Jake menyimpan kembali ponselnya. Dirinya berhenti mengikuti larinya Sunoo. Tersenyum miring, dirinya lalu berbelok dan memilih untuk pergi ke lapangan melanjutkan futsalnya yang sempat terhenti.

TBC/END

[1] Run Away || New Version [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang