15.

3.8K 382 20
                                    

Sunghoon dan Jay memarkir asal motor mereka. Mereka berdua mulai masuk ke dalam rumah yang terlihat sepi, namun itu semua tak membuat keduanya lengah. Rasa waspada tetap ada.

Belum sampai mereka menginjak tangga depan rumah kosong itu, keduanya dikejutkan dengan beberapa orang berperawakan besar keluar dari pintu dengan menodongkan pistol.

Sunghoon dan Jay sontak berhenti. Mereka menatap lima orang berpakaian hitam itu dengan tatapan datar, tak terlihat takut sama sekali walau dalam jumlah maupun postur tubuh keduanya kalah telak.

"Angkat tangan kalian!" perintah salah satu yang Sunghoon dapat duga sebagai ketua penjaga itu.

Sunghoon dan Jay menurut. Mereka juga tak menolak saat empat orang memeriksa pakaian mereka. Sunghoon dan Jay diperbolehkan masuk saat tidak ditemukan senjata di tubuh mereka.

Sunghoon berdecih saat melewati orang yang menyuruhnya angkat tangan tadi dan langsung masuk ke dalam rumah diikuti Jay yang memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaket.

Mereka menaiki tangga menuju lantai dua. Menurut bodyguard tadi, ada yang telah menunggu mereka di ruang paling pojok sebelah kanan. Keduanya berhenti sebentar sebelum memasuki ruangan.

"Tahan emosi lo. Ada Sunoo di dalam." Jay berucap, Sunghoon yang mendengar menarik nafas kencang.

"Hm." Sunghoon berdehem setelah menenangkan amarahnya. Jay mengangguk dan mulai membuka pintu.




'I'll kill you, dumbass!!'





.
.
.

Sunghoon dan Jay terpaku saat melihat ruangan kosong di depannya. Benar-benar tak ada furniture apapun yang berada di ruangan itu, kecuali kursi di tengah ruangan dengan Sunoo duduk disana.

Tangan Sunghoon mengepal erat. Dirinya ingin mendekat, namun segera sadar saat mendengar suara tepuk tangan di ruangan itu.

Pandangan Sunghoon dan Jay beralih mencari suara tepuk tangan yang berasal dari tiga orang.

Disana. Berdiri angkuh Heeseung, Jake dan juga Ni-ki.

Ketiganya berjalan mendekat ke tempat Sunoo berada, membuat Jay dan Sunghoon waspada. Mereka tak bisa gegabah karena disana Sunoo masih belum membuka matanya.

"Hai sahabat.. cepat juga ya kalian sampainya, gue merasa tersanjung atas kunjungan kalian ini," ucap Heeseung. Jake dan Ni-ki berada di samping kursi Sunoo menjadi penonton.

"Lepasin Sunoo! Urusan lo sama gue gak ada hubungannya sama Sunoo!!" Suara Sunghoon terdengar berat, pun dengan tarikan nafasnya. Jay yang berada di sampingnya sebisa mungkin tetap tenang.

"Menurut lo begitu? Tapi bukannya lo bilang Sunoo milik lo? Jadi ya secara gak langsung dia ada hubungannya juga kan?" Seringaian muncul di wajah Heeseung. Dirinya mengeluarkan pistol di sakunya.

Sunghoon melangkah mendekat. Jay bahkan tak mampu mencegah pergerakan Sunghoon, namun baru tiga langkah Sunghoon harus berhenti.

"Tetap di tempat lo atau gue bolongin kepala pacar lo ini." Heeseung menempelkan pistol di pelipis Sunoo.

Tatapan Sunghoon semakin menajam. "Apa mau lo?!"

Heeseung kembali menyeringai.

"Berlutut."

"FUCK!"

"Berlutut atau kepala pacar lo pecah saat ini juga!"

Sunghoon dan Jay dengan terpaksa berlutut. Kepala keduanya menunduk dengan tangan mengepal erat. Selama hidupnya, baik Sunghoon maupun Jay tak pernah diperlakukan seperti ini.

"HAHAHAHAHHA... ini yang katanya penguasa??? sekarang bahkan si penguasa berlutut di hadapan gue.. HAHAHAHA"

"HAHAHAHA"  Jake dan juga Ni-ki yang sedaritadi hanya menonton ikut tertawa.

Heeseung berjalan mendekati Sunghoon. Tangannya yang memegang pistol diarahkannya ke kepala Sunghoon. Sunghoon mendongak. Tatapan mata Sunghoon tajam, tak ada raut ketakutan di mata kelam itu membuat Heeseung geram.

"Dengan posisi lo sekarang lo masih berani natap gue kayak gitu?!"

"Kenapa gue harus takut sama lo?"

"BAJING–"

"Kak Heeseung.."

Ucapan Heeseung terpotong saat terdengar suara Sunoo.

Baik Sunghoon maupun Jay menatap lekat Sunoo yang kini dibantu Jake dan Ni-ki melepas ikatannya. Tatapan keduanya tak terbaca.

Heeseung kembali tersenyum saat melihat adiknya berjalan mendekat dengan tangan menarik kasar plester yang masih berada di pipinya.

Sunoo berada di samping Heeseung. Tangannya kini menggenggam satu pistol yang sama seperti kepunyaan kakaknya.

"Biar aku aja yang membalaskan dendam Papa sama Mama, Kak."

Heeseung sedikit mengernyit saat mendengar ucapan Sunoo. "Lo yakin?"

Sunoo mengangguk. Pandangannya kini mengarah ke kedua orang yang sedang berlutut di hadapannya.

"Aku akan bunuh orang yang udah bunuh papaku."

Sunoo menodongkan pistolnya ke kepala Sunghoon. Pandangan keduanya bertemu.

"Bukan Sunghoon yang bunuh Papa lo Sunoo!" Jay berdiri dan akan mendekat ke arah Sunoo namun pergerakannya ditahan oleh Sunghoon.

"Dan apa aku harus percaya sama omongan orang yang udah hampir bunuh aku juga?!?!"

"Apa maksud lo?"

"LO YANG NABRAK GUE JAY!! LO SENGAJA NABRAK GUE BIAR GUE LUPA INGATAN DAN BISA KALIAN GUNAIN SESUKA KALIAN!!"

Lepas sudah emosi yang ditahan Sunoo membuat Heeseung di sampingnya semakin kencang tertawa.

Tak dia sangka rencananya akan berhasil secepat ini.

"Oke Sunoo sepertinya kita udah terlalu lama ngasih mereka waktu buat hidup. Sekarang langsung aja lo kirim mereka ke neraka!"

"Iya Kakak," dan Sunoo kembali memfokuskan pandangannya ke arah Sunghoon yang masih memandangnya.

"Goodbye.." Sunoo menutup matanya erat saat menarik pelatuk. Sunghoon menyeringai mendengar ucapan Sunoo.

"Do it, baby.."




Ctak!



Dor!


Dor!




"ARGH!!"


"ARGH!!"







TBC/END?


Kalau versi cerita asli, chapter depan udah tamat. Tapi karena ini alur baru jadi chapter depan masih (.....)

Gimana chapter ini? Kira-kira yang jahat siapa? Apa malah semuanya jahat? Wkwkwk

Ayo dong ramein ceritanya biar aku juga semangat lanjutinnya.. vomen dari kalian tuh moodbooster penulis tau jadi ayok spam cerita ini dengan vomen kalian yaa🤗🤗

[1] Run Away || New Version [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang