16.

4.3K 438 69
                                        




"Ups.. maaf gue sengaja."

"ARGHH SIALAN!!"

"FUCK! WHAT THE HELL ARE YOU DOING NI-KI?!?!?!!"

BRUGH!!

Sunoo terpaku di tempatnya. Pistol yang ada di genggamannya terlepas begitu saja setelah benda itu menembakkan angin ke arah Sunghoon.

Iya. Pistol itu kosong. Dan suara tembakan yang terdengar itu berasal dari pistol yang ada di genggaman Ni-ki. Tembakannya pas mengenai bahu dua orang.

Heeseung dan Jake, yang kini jatuh dengan bahu berlumuran darah.

Ni-ki berjalan mendekati Heeseung yang menatapnya nyalang. Dia tinggalkan Jake mengerang kesakitan. Sekarang gilirannya Heeseung duluan, baru dia akan mengurus Jake setelahnya.

"Lo tanya apa yang gue lakuin? Hemm apa ya? Meramaikan suasana, mungkin?" Jawaban Ni-ki yang terdengar main-main membuat Heeseung semakin tersulut emosi.

"Lo khianatin gue? Lo khianatin saudara lo sendiri?!!" Heeseung berdesis marah membuat Ni-ki berdecak.

"Siapa yang lo anggap saudara? Gue? In your dream, looser!"

Ni-ki mendekatkan wajahnya ke samping wajah Heeseung, dengan tangannya menekan bahu Heeseung yang tertembak. Ringisan dan erangan Heeseung semakin jelas terdengar.

"Lo tau, yang lo ceritain ke Sunoo nggak semuanya benar. Yang lo bilang kalau ayahnya Sunghoon itu Yakuza, lo salah Heeseung." Niki semakin menekan pundak Heeseung. "Bokap gue yang Yakuza, bukan Sunghoon."

DOR!!


Bukan. Suara tembakan itu bukan berasal dari pistol yang Ni-ki gunakan untuk menekan pundak Heeseung. Suara tembakan itu berasal dari pistol yang ada di tangan Sunghoon. Dan target penembakannya adalah Jake.

Jake yang berusaha menembak Ni-ki.

Sunoo meluruh. Badannya bergetar ketakutan melihat Jake yang kembali jatuh dengan kesadaran yang sudah terenggut.

Sunghoon menembak tepat di dada Jake.


Jika kalian penasaran dari mana Sunghoon mendapatkan pistol? Jawabannya adalah dari para penjaga yang memeriksa dirinya dan Jay di depan rumah. Penjaga itu adalah bawahan Ni-ki. Jadi pengecekan itu hanyalah salah satu dari rencana yang dibuat oleh Ni-ki, Sunghoon, dan juga Jay.

Dan satu hal yang perlu kalian ketahui lagi, Ni-ki adalah saudara tiri Sunghoon. Mereka satu Ibu, namun berbeda Ayah.

Ni-ki menoleh ke tempat dimana Jake terbaring dengan seringaian di wajahnya. "Haduh Jake.. harusnya lo sabar nunggu giliran lo nanti. Jadi mati duluan kan. Bodoh sih." Ni-ki menyayangkan Jake yang sudah terkapar dengan darah semakin banyak keluar dari tubuhnya.

Ni-ki kan jadi kehilangan satu mainannya.

Tatapan Ni-ki kini kembali berpusat ke Heeseung yang semakin terlihat pucat karena darah yang keluar dari bahunya belum juga terhenti.

"Jadi, udah siap nyusul adik kesayangan lo, Kak Heeseung?"

Sunoo mundur, mencoba menjauh dari Ni-ki yang sekarang memukuli Heeseung dengan membabi buta. Namun pergerakan Sunoo terhenti saat tangan gemetarnya menyentuh sepatu seseorang. Sunoo mendongak. Rasa takutnya semakin menjadi saat dirinya melihat rahang tegas Sunghoon dari posisinya sekarang.

Dan juga tatapan tajam yang tepat mengarah padanya.

SRETT!!

Sunoo memekik saat tangannya ditarik kasar oleh Sunghoon. Dirinya kini berada dalam rangkulan Sunghoon yang terasa meremukkan badannya. Berontakan Sunoo terhenti saat dirinya mendengar bisikan Sunghoon.

"Diam atau kamu akan kehilangan satu kakakmu lagi."

Air mata Sunoo mengalir yang mana langsung dihapus oleh Sunghoon dengan lembut.

"Ka–kamu.. kenapa kamu lakuin semua ini, Kak?"

Alis Sunghoon terangkat satu, "kamu masih tanya kenapa aku lakuin ini? Tentu saja karena aku nggak mau kehilangan kamu, Sayang."

Mata Sunoo melebar. Dirinya menggeleng keras, mencoba menjauhkan tangan Sunghoon dari pipinya. "Kamu gila Kak!!"

Emosi Sunghoon tersulut saat mendengar ucapan Sunoo. Tangannya kini mencengkeram dagu Sunoo kencang membuat Sunoo meringis kesakitan. Saking kencangnya Sunoo bahkan berpikir bahwa kuku Sunghoon menembus kulitnya.

"GUE EMANG GILA!! GUE GILA KARNA LO SUNOO!!"

Sunoo memejamkan matanya erat saat mendengar teriakan dari Sunghoon. Sungguh, Sunghoon di depannya berkali-kali lipat mengerikan sekarang. Badan Sunoo semakin bergetar ketakutan saat dengan kasar Sunghoon menarik badan Sunoo ke dalam pelukannya.

"Jadi sekarang kamu harus tanggung jawab, Sayang. Kamu harus tetap di sampingku, Sunoo. Kenapa? Karena kamu milikku. Hanya milik Park Sunghoon. Mengerti, sayang?" Sunghoon menenggelamkan badan mungil Sunoo di dekapannya.

Sunghoon mengelus rambut Sunoo lembut, sesekali mengecup pelipis Sunoo di saat dirinya menonton Ni-ki yang sedang bersenang-senang.

Sunoo mencoba menenangkan dirinya. Mata Sunoo yang awalnya terpejam erat, kini mulai terbuka. Mata sipit dengan dua manik berwarna cokelat itu mulai terlihat. Namun, siapa pun yang melihat tatapan mata Sunoo akan merasa kebingungan.

Juga ketakutan.

Karena sekarang, tatapan mata Sunoo terlihat tajam. Berbanding terbalik dengan tatapan ketakutannya beberapa menit lalu.

Kedua netra kecokelatan itu bertemu pandang dengan seseorang yang sedari tadi hanya diam, seakan hadirnya disana terlupakan.

Seseorang itu adalah Jay, yang kini mengangguk saat membaca pergerakan bibir Sunoo tanpa suara.

'Sekarang, Jayie.'



Dor!



Dor!



Dua peluru dari pistol Jay tepat mengenai tangan Ni-ki yang akan melayangkan bogeman ke wajah Heeseung, dan satunya mengenai punggung Sunghoon yang membelakanginya.



"Permainan selesai. Lo kalah, Park Sunghoon."




TBC/END?


Gimana? Masih mau lanjut nggak?

[1] Run Away || New Version [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang