"Ka–kakak?" Sunoo meragu. Dirinya merasa selama ini tak memiliki saudara, pun di sisa ingatannya dirinya hanya mengingat bahwa dia adalah anak tunggal dari pasangan Kim Taehyung dan juga Kim Jisoo.
Heeseung menutup pintu di belakangnya membuat Sunoo semakin memundurkan badannya. Gerakan defensif yang dilakukan Sunoo membuat Heeseung berdecak.
"Gue gak akan ngapa-ngapain lo kalau itu yang lo takutin. Gue hanya ingin bantuin lo mengingat semua hal yang udah lo lupain," terang Heeseung membuat Sunoo berhenti berjalan mundur.
"Kamu tau?"
Heeseung mengangguk. Dirinya beralih duduk di sofa, sekitar satu meter dari tempat Sunoo berdiri.
"Gue cerita dari awal ya. Lo gak mau duduk di sini? Kemungkinan cerita gue bakalan panjang dan kemungkinan besar lo juga akan merasa pegal jika terus berdiri." Ucapan Heeseung tak membuat Sunoo berpindah tempat. Dirinya tetap berdiri di tempatnya membuat Heeseung mengangkat bahunya acuh.
Paling tidak dia sudah memperingati Sunoo bukan?
"Lo pasti bingung kan kenapa bisa lo punya Kakak sedangkan sisa ingatan lo, yang lo ingat adalah lo itu anak tunggal?" Sunoo mengangguk mendengar pertanyaan Heeseung. Dirinya memang bingung karena seingatnya dia adalah anak tunggal, sama seperti Jay.
Hal itu juga yang membuat dirinya dan Jay menjadi teman karena selain kedua orang tua mereka bersahabat, Sunoo dan Jay hanya memiliki satu sama lain sebagai teman. Terlahir menjadi anak orang kaya memang terkadang membuat keduanya mempunyai batas dalam pertemanan.
Kembali ke keadaan sekarang, Heeseung melanjutkan ceritanya. "Karena sebenarnya lo bukan anak kandung keluarga Kim. Lo diadopsi Tuan Kim Taehyung dan Nyonya Kim Jisoo dari panti asuhan sejak bayi."
Mata Sunoo membelalak, "gak—gak mungkin.."
Heeseung mengangkat bahunya acuh, "lo bisa gak percaya, tapi emang itu kenyataannya. Lo bukan anak kandung mereka. Lo anak kandung dari Lee Taeyong dan Lee Hyuna, Papa dan Mama gue."
"Papa terbilang salah satu pengusaha sukses di korea. Bahkan bisa dikatakan masuk dalam daftar tiga pengusaha terkenal di Korea. Itu membuat Papa mempunyai banyak musuh. Nggak usah kaget, dunia bisnis memang seperti itu Sunoo." Heeseung mencoba menenangkan Sunoo yang mulai ketakutan.
"Mama hamil lagi saat gue usia tiga tahun. Hemm kita sebenernya terpaut tiga tahun dan kalau lo bingung kenapa gue masih di kelas dua belas padahal harusnya gue udah kuliah, itu semua karena gue mau lindungin dan bawa lo balik ke keluarga Lee, Sunoo."
"Lindungi dari apa?" Sunoo tak tahan dengan kelanjutan cerita Heeseung.
"Untuk yang itu nanti dulu penjelasannya, sekarang kita lanjutkan yang tadi dulu ya." Dan Sunoo tak ada pilihan selain mengangguk mengiyakan.
"Mama hamil saat bisnis Papa sedang berada di puncak. Lo tau peribahasa semakin tinggi pohon, maka semakin kencang angin yang menerpanya? Nah kurang lebih seperti itu yang dirasakan Papa. Banyak perusahaan yang mencoba menggulingkan kejayaan Papa, membuat Papa memperketat pengamanan untuk gue dan juga Mama yang waktu itu usia kandungannya sudah masuk bulan ke tujuh. Gue sama Mama bahkan gak boleh kemana-mana saat itu."
Heeseung berhenti sejenak. Tangannya mengepal saat mengingat cerita yang dia dengar dari papanya.
"Dan saat usia kandungan Mama masuk bulan ke delapan, keamanan rumah berhasil dibobol oleh musuh karena ternyata salah satu asisten Papa berkhianat. Hampir saja Mama dan calon adik gue nggak selamat karena Mama mencoba lindungi gue yang dijadikan target musuh Papa. Gue anak sulung, otomatis bakal jadi penerus perusahaan Papa, membuat musuh Papa menargetkan gue untuk menjerat Papa."

KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Run Away || New Version [END]
Fanfiction"Ada orang yang ngajak ngobrol Sunoo tadi," lapor Heeseung kepada Sunghoon. Sunghoon menghembuskan asap rokoknya kasar. "Siapa?" "Youngbin, sains 3." "Bawa ke markas jam tiga nanti." Sunghoon membuang puntung rokoknya dan menginjaknya sampai mati. T...