"Iya nih Put tau tau aja kalian kalau aku juga lapar" Ucap Bang Soni dengan antusias
"Kalian ini bukan hanya kalian aja yang lapar tapi kami juga. Untung kami berdua berinisiatif membeli gorengan" Ucap Ahmat dengan wajah kesal memandangi Bang Soni
"Iya nih dasar manusia tak tau malu" Ucap Susi juga dengan rasa kesal namun Bang Soni dan Putri tidak memperdulikan Ahmat dan Susi dan aku pun hanya menganggapi dengan senyum.
Setelah makan gorengan dan minum teh manis dinginnya barulah kami membersihkan tempat latihan kami agar saat penjaga Bagas Godang datang untuk mengecek tidak terlihat kotor lagi. Habis kami selesai membersihkan Bagas Godang itu kami berbincang sedikit mengenai latihan selanjutnya dan sambil mendegar Kak Rini sebagai pelatih yang akan mengkritik kesalahan kami apa saja dan di gerakan mana saja.
"Jadi besok kita latihan lagi apa nda ni? Kalau latihan aku bakal gak mondok sebab malas bolak balik" Ucap Reyhan sambil mengikat selendang di pinggangnya. Ya Reyhan bilang tak mondok sebab dia satu-satunya penari di Sanggar kami yang sedang menuntut ilmu di Pondok Pesantren.
"Kita besok tetap latihan disini dan pada jam yang sama juga yaitu jam 4 sore tidak ada alasan untuk tidak hadir dikarenakan jadwal kita sudah dekat dan tidak bisa bermain-main lagi juga kita harus fokus" Ucap Kak Rini dengan wajah yang serius dan penuh dengan penekanan agar kami bisa lebih serius lagi.
"Ok. Baik lah besok aku pulang dari Pesantrenjam 11 berarti bisa istirahat sebentar dan langsung datang kesini" Ucap Reyhanjuga tak kalah serius
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMA & BENCI BERSATU DALAM HATIKU
Fiksi RemajaDiwaktu itu aku dan beberapa temanku sedang megikuti latihan menari untuk kegiatan di kampung ku yang diadakan di kantor camat. "Kita mau menampilkan tarian apa ni?" Ucap Bang Soni dengan penuh semangat "Iya ni kita mau nari apaan ya?" Ucap Reyha...