Saat aku sedang tidur aku mendengar suara azan asar yang sangat kencang dan merdu aku tak tau siapa yang mengumandangkan azan itu tapi suaranya enak seklai untuk didengar. Kenapa suara azan itu sangat jelas aku dengar karena jarak rumah ku dengan mesjid hanyalah 2 rumah saja, makanya sangat terdengar jelas
"Hemmm dah asar rupanya" Aku pun bersiap untu bangun dari tempat tidur sambil menggeliatkan tubuh ku terlebih dahulu
Setelah aku duduk beberapa menit barulah aku bangkit dan langsung bergegas untuk pergi mandi habis itu langsung ambil wuhdu dan shalat asar.
Habis shalat asar aku pun memulai kegiatan berberes beres rumah, yang dimulai dengan menanak nasi lalu mencuci piring habis itu menyapu dan mengepel lantai. Sembari menunggu lantai kering aku pergi membersihkan rumput rumput yang ada di pot bunga dan menyapu halaman rumah ku.
Setelah semua kegiatan ku selesai aku pun beralih pada HP ku yang ingin melihat chat WA. Baru saja rasanya dapat ketengan karena tak ada yang mengganggu tapi tiba tiba Mora mengirimi aku sebuah foto, aku tak tau itu foto apa. Karena penasaran makanya aku langsung buka saja
"Ya ampun ni anak lancang banget udah ngambil foto aku saat bersihin pot bunga" Aku berucap dengan kesal, yang awalnya aku rebahan setelah lihat foto itu aku malah langsung duduk karena kaget dan kesal sama Mora
Habis aku melihat foto itu aku pun langsung mengiriminya pesan
[Lancang amat sih ambil foto orang tanpa izin]
[Loh kok lancang sih?] Tanya nya pada ku dengan emotion heran
[Lagian ya Marna fotonya kan cantik tu, kamu lagi bersihan rumput yang ada di pot bunga] Dia langsung mengirimi pesan baru sebelum aku membalas pesannya yang pertama tadi
[Mau cantik mau gak aku gak peduli. Aku Cuma mau bilang jangan pernah ambil foto aku tanpa seizin aku. Apa kamu PAHAM] Segaja aku beri huruf kapital saat menulis kata pahamnya agar ia tau kalau aku tak suka dengan apa yang dia lakukan
Entah kenapa Mora seperti sedang ingin mendekati ku. aku akui dulu aku pernah suka sama dia saat kami baru baru gabung di Sanggar Kecamatan karena dia sering jadi pasangan nari ku, ta[i itu dulu sangat dulu
[Iya iya lain kali gak bakal ambil foto kamu tanpa izin lagi deh. Tapi yang sudah aku ambil tadi aku simpan ya]
[Hapus gak usah simpan simpan]
[Pelit amat sih] balasnya dengan emotion murung
[Biarin. Hapus sekarang dan jangan pernah simpan fotoku sebiji pun. PAHAM KAMU] lagi lagi ku mengirimi pesan dengan kapital agar ia bisa paham dan mengerti
[Iya iya aku hapus, puas kamu] Balasnya dengan emotion murung lagi
[Iya puas] Dan aku tak peduli dia mau murung atau gak yang penting foto ku tak ada lagi di HP nya. Namun aku tak tau dia benar benar hapus atau gak
Aku tak ingin menghiraukannya lagi akulangsung keluar dari aplikasi yang bernama WhatsApp itu dan beralih ke gamekesukaan aku yaitu game masak masak
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMA & BENCI BERSATU DALAM HATIKU
Teen FictionDiwaktu itu aku dan beberapa temanku sedang megikuti latihan menari untuk kegiatan di kampung ku yang diadakan di kantor camat. "Kita mau menampilkan tarian apa ni?" Ucap Bang Soni dengan penuh semangat "Iya ni kita mau nari apaan ya?" Ucap Reyha...