Part 4 C

2 0 0
                                    

"Susi?" Panggil Pembina dan Susi pun melihatnya dengan takut. "Apa Pinggul kamu terasa sakit? Karena kamu tadi jatuhnya sangat kuat" Tanya Pembina dengan lembut kepada Susi.

"Kalau memang terasa sangat sakit kamu jangan paksakan ya Susi. Kalau nanti kamu paksakan itu sangat berbahaya buat kesehatan kamu sebab itu kenanya ke pinggul kamu. Jadi nanti malam atau habis dari sini nanti kamu langsung pergi ketukang urut ya Susi" Ucap Pembina pada Susi dan masih kedengaran lembut dan Susi jadi kanget karena dia pikir Pembina akan marah padanya

"Iya Pak pinggung Susi sangat sakit rasanya. Nanti habis dari sini Susi akan langsung kerumah tukang urut Pak" Jawab Susi yang matanya menunduk kebawah. Kami pun merasa lega kalau Pembina tidak marah padanya dan kami juga mendapat komentar yang baik dari Pembina

"Hem baiklah apa yang terjadi pada Susi tadi jangan terjadi pada kalian ya. Sebab itu sangat bahaya. Pinggul kita ini sangat dekat deangan tulang ekor jangan gara-gara kecerobohan kalian merenggut sesuatu dari kalian. Apa kalian semua paham?"

"Ya Pak kami paham" Jawab kami semua dengan serentak

"Baguslah kalau kalian semua paham. Dan untuk sejauh ini penampilan kalian sudah bagus dan terlihat kompok meskipun ada beberapa gerakan kalian agak suka tunggu menunggu. Saya tidak tau itu karena lupa atau takut kecepatan tapi apapun itu jangan di buat lagi ya. Karna jika orang betul-betul memperhatikannya maka itu akan terlihat. Paham?"

"Paham Pak" Sekali lagi kami menjawab dengan serentak

"Syukurlah kalau kalian paham. Dan ya sebaiknya kalian berberes dan pulang juga istirahat karena dengan apa yang terjadi pada Susi tidak baik untuk di lanjut kan latihan. Karena Susi tidak boleh memaksakan dirinya kita gak tau entah apa nanti yang bisa terjadi pada Susi"

"Baik Pak kami akan berberes sekarangdan Susi tetap lah duduk disini tidak perlu ikut berberes. Terus untuk tigahari selanjutnya kita stop latihan mengingat keadaan Susi karena nanti daritempat urut itu pasti akan melarangnya untuk menari dalam tiga hari ini dulu"ucap Kak Rini pada Susi juga kami semua. Lalu semuanya pun menurutinya dengancara mengangguk

TRAUMA & BENCI BERSATU DALAM HATIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang