'Ditabok aja belum tentu dia sadar, apalagi kalau gue diemin?'
Jangan lupa vote dan commentnya ya....
Sebagai bentuk dukungan supaya semakin semangat menulisnya... 😀Di toko buku
"Aya, kemarin gue ketemu sama empat orang cowok di Coffee shop dekat perempatan jalan, mereka ganteng-ganteng, gue jadi ingat sama cowok-cowok yang lo ceritain waktu itu, " kata Yuli yang sedang merapikan buku-buku yang berantakan di rak display.
"Tapi kan cowok ganteng di kota ini banyak, belum tentu itu mereka," jawab Ayana.
"Iya juga... " kata Yuli.
"Itu mereka tuh yang gue maksud barusan, kok bisa pas banget ya?" kata Yuli heboh sambil menunjuk ke arah jendela. Ternyata yang Yuli maksud itu memang CB, mereka hanya lewat depan toko saja.
"Iya, pas banget. Mereka juga yang gue maksud," jawab Ayana.
"Jadi mereka benar-benar CB? Tapi yang gue lihat kelihatanya mereka baik," kata Yuli.
"Jadi lo meragukan penilaian gue?" tanya Ayana sedikit melotot ke arah temannya itu.
"Ya nggak gitu juga," jawab Yuli tidak enak.
"Tapi emang menurut gue kelihatannya diantara mereka berempat ada satu yang berbeda," kata Ayana.
"Berbeda gimana?" tanya Yuli
"Belum begitu paham, cuma gue merasa ada satu anggota CB yang gue pikir dia lebih punya hati nurani daripada tiga lainnya," jelas Ayana.
"Yang mana?" tanya Yuli.
"Yang tadi jalan di belakang sebelah kanan," jelas Ayana.
"Oh yang itu, Jangan-jangan lo suka ya? Ciie ciie sahabat gue jatuh cinta," goda Yuli.
"Apaan? Enggak, " jawab Ayana salah tingkah.
"Enggak? Beneran?," Yuli masih menggoda Ayana.
"Ya beneran," jawab Ayana.
"Tapi kok muka lo merah kayak tomat? Beneran enggak?" Yuli masih jahil.
"Ledekin aja terus," Ayana pura-pura ngambek.
"Hahahaha ngambek hahahaha," Yuli tertawa kegirangan karena berhasil membuat Ayana salah tingkah.
*****
Di kampus
Sebenarnya Ayana sangat malas untuk berangkat kuliah, karena pasti sebuah kejutan sudah menunggunya. Ternyata benar sekarang, kursi yang biasanya ia gunakan untuk belajar kini hilang entah kemana. Kerjaan siapa lagi kalau bukan mereka. Tapi yang terpenting sekarang adalah mencari di mana bangku itu berada.
"Ada yang tahu kursi gue nggak?" tanya Ayana kepada seisi kelas. Mereka hanya menjawab dengan mengedikkan bahu saja.
"Itu bukan?" tanya seorang teman yang berdiri di samping jendela, ia menunjuk ke arah bawah. Ayana pun segera memastikan. Di bawah memang ada meja dan kursi yang sudah rusak akibat dijatuhkan dari atas.
"Iya itu kayaknya kursi gue deh, ini pasti perbuatan mereka, awas aja kalau ketemu" jawab Ayana, ia lalu bergegas untuk mengambilnya.
'Arrogant boys... awas lo,' batin Ayana penuh amarah.
Bianca, Sheila dan Marsya hanya menyaksikan sambil tersenyum mengejek. Mereka memang benar-benar senang jika melihat Ayana menderita.
Mata kuliah hari ini telah selesai, namun Ayana masih harus menunggu Ayuna yang masih ada kelas lagi. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke atap kampus agar tidak diganggu oleh orang-orang yang masih saja mengincarnya untuk menjadi sasaran kejahilan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Arrogants vs Me
Fiksi RemajaMenceritakan tentang seorang gadis tomboy bernama Ayana yang harus berhadapan dengan seorang cowok pintar, ganteng tapi arogan bernama Rizvan. Karena sifat mereka yang bertolak belakang, Rizvan dan Ayana selalu bertengkar setiap kali bertemu. Persi...