Jangan lupa vote dan comment ya
Sejak bertemu bu Zoya di sekolah Randy waktu itu, Andra jadi bersemangat untuk berangkat kuliah lebih pagi. Sebelum ke kampus ia menyempatkan diri ke sekolah Randy hanya untuk melihat bu Zoya mengantarkan Raihan pergi bersekolah.
Namun lagi-lagi hari ini Andra harus menelan kekecewaan karena Raihan bukan diantarkan oleh ibunya, melainkan seorang laki-laki dewasa yang sudah dilihatnya tiga hari ini.
"Sebenarnya siapa laki-laki itu? Apa dia suaminya?" Andra berbicara pada dirinya sendiri. Ia lalu membelokkan kemudi mobilnya dan segera pergi dari tempat itu dengan perasaan kecewa.
*****
Setelah pulang kuliah, Ayuna segera mendekat ke arah mobil berwarna hitam yang sudah menunggunya dari beberapa menit lalu. Sang pemilik mobil langsung membuka jendela mobil dengan senyuman yang mengembang di wajahnya, siapa lagi kalau bukan Andhika. Akhir-akhir ini mereka berdua memang agak dekat.
Andhika mengantarkan Ayuna ke butik karena kemarin Andhika berjanji akan ikut membantunya di butik mengingat Ayana hari ini tidak bisa membantu semua pekerjaannya. Ketika sedang melayani pembeli, tiba-tiba seorang wanita mendekati Andhika.
"Dhika, kamu di sini?" kata wanita yang seumuran dengan mamanya.
"Iya tante bantuin teman," jawab Andhika. Rupanya wanita itu adalah mamanya mantan pacar Andhika.
"Oh begitu,"
"Raisa apa kabar tante?"
"Alhamdulillah dia baik,"
"Ada yang bisa saya bantu tante?"
Wanita itu lalu mengeluarkan sebuah undangan. Ia lalu memberikannya kepada Andhika.
" Tidak, kebetulan saya bertemu kamu di sini. Saya ingin memberikan ini ke kamu. Sayang sekali kamu tidak menjadi menantu tante, padahal kalian dulu sudah sangat cocok, saya senang kalau dia istri kamu, tapi Raisa malah menyia-nyiakan kamu."
"Nggak apa-apa tante, itu masa lalu,"
"Kamu boleh ajak teman cewek kamu," kata wanita itu.
Andhika menerima undangan itu. Tidak ada perasaan apapun di hatinya karena memang sudah ada wanita lain di hatinya. Andhika lalu memandang Ayuna yang sedang sibuk dengan pekerjaannya.
*****
Ayana sudah sampai di sebuah rumah sakit terbesar di kota ini. Ia datang seorang diri tanpa ditemani oleh siapapun. Sampai di tempat pendaftaran, Ayana langsung menanyakan dimana ruangan pak Pratama dirawat.
Saat ini Ayana sedang berdiri di depan sebuah kamar di rumah sakit tersebut. Ia tampak ragu untuk memasukinya, namun ia bertekad untuk masuk. Setelah berada di dalam ruangan Ayana tampak memandang ke wajah lelaki tua yang kini sedang terlelap di atas ranjang. Ia teringat pada laki-laki tua yang hadir di acara pernikahan Cinta dua bulan yang lalu.
'Sepertinya benar dia ayahnya Rizvan. Aku masih ingat wajahnya,'
Ayana meletakkan bingkisan buah di atas nakas. Setelah itu ia duduk di kursi samping ranjang. Bunyi pergerakan kursi itu membangunkan pak Pratama dari tidurnya. Ia langsung memandang ke arah perempuan cantik nan berhijab yang kini kembali berdiri di sampingnya.
"Maaf om, saya masuk tanpa permisi. Nama saya Ayana . Apa om mengingat saya?" tanya Ayana pada lelaki yang tua itu.
"Tentu saja. Kamu adalah Ayana Putri Adriansyah yang waktu itu datang di acara nikahan anak saya Cinta, gadis yang selalu dipandang oleh anak lelaki saya Rizvan," jawab pak Pratama. Lelaki tua itu lalu menoleh ke arah sekeliling kamar sampai ke pintu, mencari sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Arrogants vs Me
Teen FictionMenceritakan tentang seorang gadis tomboy bernama Ayana yang harus berhadapan dengan seorang cowok pintar, ganteng tapi arogan bernama Rizvan. Karena sifat mereka yang bertolak belakang, Rizvan dan Ayana selalu bertengkar setiap kali bertemu. Persi...