Episode 3. Ada Sebab Tentu Ada Akibat

37 9 8
                                    

'Satu cewek melawan tiga cowok? Ah, gue nggak peduli,' ~Ayana


Jangan lupa vote dan commentnya ya kak?
Biar makin semangat nulisnya

Pagi ini Ayana berangkat kuliah sendirian, karena Ayuna sedang demam. Mungkin karena mengurusi masalah di butik hingga larut malam. Dengan amarah di dadanya, Ayana berdiri dipinggir halaman kampus menunggu kedatangan geng CB. Ia ingin sekali memberi pelajaran kepada mereka. Pelajaran yang lebih rumit daripada matematika dan akuntansi.

'Satu cewek melawan tiga cowok? Ah, gue nggak peduli,' pikirnya.

"Itu dia mereka," gumamnya.

"Woy!!! Arrogant Boys!!!" teriak Ayana. Semua orang yang ada di sana langsung menoleh ke arahnya, tak terkecuali geng CB.

PLAKK!! PLAKK!! BUGG!!

Tiga anggota CB mendapatkan serangan tak terduga dari Ayana. Andra dan Andhika mendapatkan tamparan di wajah, sedangkan Rizvan tersungkur karena mendapatkan tinju di bagian wajahnya.

"Gimana? Masih kurang? Kalau kurang dengan senang hati gue tambahin. Tinggal milih aja tangan kanan atau tangan kiri," kata Ayana tegas.

" Kenapa lo tiba-tiba marah ke kita?" tanya Rizvan bingung.

"Kalian harus membayar apa yang sudah kalian lakukan terhadapku dan kak Ayuna!!!" jawab Ayana tegas dan penuh penekanan. Dean datang untuk membantu Rizvan berdiri. Ayana lalu pergi meninggalkan mereka.

"Kenapa tuh cewek?" tanya Rizvan pada teman-temannya. Ia memegangi wajahnya yang sakit.

"Entah," jawab Andra dan Andhika kompak, mereka juga memegangi pipi yang terasa panas

"Keras banget tangannya, sampai panas pipi gue," kata Andra.

"Sama," jawab Andhika.

*****

Geng CB sedang berkumpul di rumah Rizvan. Mereka duduk di sofa ruang tengah. Seorang asisten rumah tangga memberikan air hangat untuk mengompres wajah mereka.

"Gue heran sama cewek itu, kenapa dia bisa tiba-tiba ngamuk ke kita?" tanya Rizvan sambil mengompres wajahnya sendiri.

"Dia dan kakaknya adalah owner dari butik yang kemarin kalian hancurkan," jawab Dean.

"Butik kecil itu? Kok lo tahu? " tanya Andra.

"Gue yang mengantarkan mereka ke butik dan ke rumah. Butik itu memang kecil, tapi mereka membangun semuanya dari nol, gue dengar juga hari ini Ayuna tidak berangkat kuliah karena sakit," jawab Dean tenang.

"Pantesan dia semarah itu ke kita," kata Andhika.

"Ya mana kita tahu kalau butik itu punya dia," kata Rizvan. Sebenarnya dia merasa bersalah namun mencoba untuk menutupinya.

"Terus gimana? Gue nggak mau kalau nanti ujung-ujungnya bawa polisi, bisa kena damprat gue,"kata Andra.

"Dia tidak akan lapor polisi, tapi dia menuntut maaf dari kalian," jawab Dean.

"Baiklah, Insya Alloh kita besok akan datang ke rumahnya untuk minta maaf sekalian menjenguk Ayuna," kata Andhika, Andra pun mengangguk tanda menyetujui. Sedangkan Rizvan hanya diam saja karena dia gengsi untuk minta maaf walaupun dia benar-benar merasa bersalah. Andra, Andhika dan Dean menatap Rizvan agar mau ikut ke rumah Ayana bersama mereka.

"Ya ya ya, terserah kalian aja lah," kata Rizvan akhirnya, walaupun sangat berat hatinya.

*****

Ayana ke depan TV sambil membawa baskom berisi air hangat untuk mengompres tangannya yang memerah dan sedikit bengkak.

Mr.Arrogants vs MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang