[Tap Tap Tap]
Suara langkah kaki Sonas.
Setelah melarikan diri dari kerangka tersebut Sonas masih berlari tanpa kenal lelah.
Beruntungnya bagi Sonas tinggal berlari lurus karena jalan dalam pemakaman ini tidaklah rumit tetapi semakin dia menjelajahi pemakaman ini semakin dia terkejut dengan luasnya pemakaman yang sedang dia jelajahi tetapi semakin juga dia menjelajahi pemakaman ini semakin pula jiwanya berteriak untuk segera keluar dari sini.
Keanehan pemakaman ini yang sebelumnya tidak diketahui Sonas mulai muncul satu per satu.
Mulai dari kerangka yang tiba-tiba merangkak keluar dari tanah tempat mereka dikubur, arsitektur dan jalanan yang selalu berorientasi terus menerus dengan angka 6 membuat bulu kuduk Sonas merinding.
Kerangka yang berkeliaran tanpa alasan yang jelas dan di tambah dengan kabut putih yang menghalangi pandangan membuat adegan yang hanya ada di film horror.
Meskipun begitu Sonas melihat pakaian yang dikenakan oleh kerangka-kerangka tersebut tetapi semua niat dan tujuan hilang dari kepala Sonas saat dia mengingat kembali hal yang baru saja terjadi; hanya menyisakan niat untuk keluar dari tempat terkutuk ini.
Sonas merasa dia sudah berada di tengah-tengah pemakaman tersebut karena di sini dia menemui bundaran dengan 6 cabang jalan dengan termasuk yang baru saja dia lalui.
Di tengah bundaran tersebu terdapat sebuah pahatan patung yang menyerupai api yang juga secara kabur menyerupai angka 6 tetapi daripada warna merah, patung tersebut diwarnai dengan warna hijau.
'Patung yang aneh.'
"Sekarang, mana jalan yang benar?"
Setelah mengobrak-abrik isi kepalanya yang kosong selama beberapa saat, Sonas menemui satu cabang jalan yang sedikit lebih besar dari yang lainnya dan tanpa jeda dia langsung lanjut berlari.
Satu hal lagi yang ditemui Sonas pada saat dia mencari jalan keluar dari tempat terkutuk ini adalah dia bisa berlari tanpa henti tanpa kelelahan tetapi kekurangan kekuatan yang barunya ini adalah jika dia memaksakan tubuhnya maka tulang-tulangnya akan berdenyut kesakitan sehingga Sonas masih harus beristirahat setelah berlari panjang.
Setelah berlari untuk waktu yang tidak lama, akhirnya Sonas menjumpai gerbang berwarna hitam yang terbuka berada tidak terlalu jauh di depannya.
Jiwa Sonas berteriak keras bahwa itu adalah jalan keluarnya dan Sonas mengikuti perkataan jiwanya dan seperti banteng dia berlari dengan penuh kekuatan sampai dia menemukan bahwa ada 2 orang mengenakan zirah seperti kesatria pada zaman abad pertengahan berada di dekat gerbang tersebut terlihat seperti sedang menjaga gerbang tersebut.
"Bangsat!"
Sonas mencoba untuk memberhentikan larinya tapi alih-alih berhenti dia malah terjatuh dan melakukan sliding keluar dari gerbang tersebut seperti pemain sepak bola professional.
Setelah berhenti Sonas tidak membuang waktunya untuk melihat ke belakang dan langsung cabut dari tempat tersebut.
Beruntungnya bagi Sonas di atas tanah di depan gerbang tersebut telah ada jalan yang sudah dibuat dengan baik dan Sonas pun lanjut berlari seperti orang gila mengikuti jalan yang telah disediakan.
...
Dunia di luar pemakaman tersebut tidaklah jauh berbeda. Kabut berwarna putih tersebut masih mendiami di udara dan menghalangi pandangan.
Setelah beberapa menit berlari Sonas akhirnya menemukan sesuatu. Tidak ada hal penting yang terjadi kepada Sonas saat dia berlari ke sini kecuali tulang keringnya yang berciuman dengan batu pada saat dia tersandung.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Believe There's A Little Misunderstanding Here (Bakal direwrite kayaknya)
MaceraSonas yang baru saja disuruh (ditendang) keluar dari rumah oleh orang tuanya untuk membeli barang tiba-tiba terlempar ke tempat yang asing. Tanah yang kosong akan kehidupan ditambah dengan kabut tipis yang menghalangi penglihatan sejauh mana mata me...